RADARSEMARANG.COM, SALAH satu keinginan siswa adalah mempunyai guru BK yang ideal. Dan guru BK yang berhasil adalah guru yang memberikan kesan membekas dan diterima siswa. Bahkan nantinya menjadi salah satu guru yang ditunggu-tunggu kehadirannya oleh siswa.
Setiap siswa adalah pribadi yang unik. Setiap siswa mempunyai beragam masalah yang dihadapi masing-masing. Ada yang terungkap, dan ada yang tersembunyi. Ada yang cari perhatian (caper) dan ada yang pendiam, ada yang cuek, ada yang bicara seperlunya saja kalau ditanya. Jadi di sini guru BK perlu menjelaskan dan memahamkan bahwa guru BK adalah untuk membatu masalah yang dihadapi siswa, entah masalah pribadi, sosial, belajar, dan karir.
Sedangkan kebanyakan karakteristik siswa SMK adalah kompak dalam pembelajaran di kelas. Bahkan mereka selalu clemongan, sehingga suasana yang terdengar menjadi gaduh. Dalam kegaduhan itu, bisa saja adalah masalah-masalah yang dihadapi mereka. Maka guru BK harus bisa mengupayakan dan menyambut clemongan itu dengan membahasnya dalam penyampaian materi yang sesuai. Misalnya siswa ada yang clemongan “Pak Wayahe istirahat lapar pak!”
Maka yang dilakukan guru BK adalah membahas clemongan itu dengan ketawa. Kemudian menjelaskan, setiap orang pasti merasakan lapar. Ada yang diungkapkan, ada yang tidak diungkapkan. Dan orang yang mampu menahan dengan kesabaran rasa laparnya adalah orang yang belajar bijak. Adapun orang yang tidak bisa menahan laparnya bisa memohon izin untuk makan terlebih dahulu. Kemudian siswa diberikan pertanyaan, termasuk orang yang mana? Ada yang menjawab sabar, ada yang menjawab izin dahulu untuk makan.
Menurut Moegiadi (1970), bimbingan berarti suatu proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu. Dalam hal memahami diri sendiri menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan, dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya sendiri dan tuntutan dari lingkungan (dalam buku Sofyan S Willis 2009:11).
Dalam menjalankan tugasnya, guru BK didukung dengan memiliki kompetensi yang baik. Sehingga guru BK dapat menjalankan tugasnya secara profesional. Selain itu, guru BK juga harus berpegang pada kode etik profesi BK. Menurut KBBI, kode etik adalah kumpulan norma dan asas yang diterima oleh kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku.
Adapun kode etik menurut Pengurus Besar Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia, kode etik BK adalah norma-norma moral yang menjadi aturan mengenai apa yang harus dilakukan. Termasuk apa yang tidak boleh dilakukan, apa yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk dilakukan oleh tenaga profesi dalam bentuk perbuatan, ucapan, dan perilaku tenaga profesi dalam menjalankan tugas profesinya.
Ketika siswa menaruh harapan dan puas atas layanan yang diberikan guru serta keberhasilan siswa menentukan cara penyelesaian masalahnya sendiri, itulah guru Bimbingan dan Konseling yang ideal bagi siswa. (bat1/ida)
Guru SMK Negeri 3 Kota Tegal