30.4 C
Semarang
Sunday, 22 June 2025

Mengokohkan Pendidikan Karakter Bangsa

Oleh: Nina Mutmainah

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, KEMAJUAN ilmu pengetahuan dan teknologi tidak hanya meghadirkan kemudahan dan kenyamanan hidup bagi manusia, tetapi juga mengundang sejumlah permasalahan baru. Kondisi karakter atau watak manusia saat ini, khususnya bangsa Indonesia mengalami penurunan, oleh karena itu, harapan dan seruan dari berbagai kalangan untuk membangun kembali watak dan karakter kemanusiaan menjadi semakin meningkat dan nyaring.

Teknologi multi media yaang berubah begitu cepat, selain makin memudahkan dalam pencarian informasi, teknologi ini juga memiliki kekayaan muatan yang tidak terbatas, baik ragam mupun kemudahan mengksesnya. Tetapi di balik semua itu, juga sangat berpotensial untuk merubah gaya hidup seseorang. Bahan dengan mudah merambah kepintu-pintu keluarga yang semula di bangun dengan kesantunan atau kedalam bilik-bilik keluarga yang semula sarat dengan norma susila.

Semakin derasnya arus globalisasi mengakibatkn pengikisan watak bangsa berlangsung semakin lebih cepat dan luas. Akibat lebih lanjut, krisis watak bangsa sehingga dapat mengancam integritas dan kethanan bangsa secara keseluruhan. Padahal yang diharapkan adalah terciptanya masyarakat Indonesia yang memliki jati diri identitas dan ketahanan, kepribadian dan berkarakter yang tangguh. Kaena itu pendidikan yang sekarang ini dijalankan oleh bangsa Indonesia, harus dapat memberikan andil dalam pembentukan karakter bangsa akan lebih mudah jika pembelajaran karakter itu melalui pendidikan.

Pendidikan karakter sebenarnya dapat diaktualisasikan melalui cita-cita dan tujuan nasional bangsa Indonesia yang di dalamnya mencakup usaha mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini diimplementasikan dengan membangun manusia Indonesia yang cerdas dan berbudaya. Pengertian cerdas harus dimaknai, bukan saja sebagai kemampuan dan kapasitas untuk menguasai ilmu pengetahuan, budaya serta kepribadian yang tangguh akan tetapi juga memiliki kecerdasan emosional yang dengan bahasa umum disebut sebagai berkarakter mulia atau berbudi luhur, berakhlak mulia.

Sedangkan berbudaya memiliki makna sebagai kemampuan dan kapasitas untuk menangkap dan mengembangkan nilai-nilai moral dan kemanusiaan yang beradab dalam sikap dan tindakan berbangsa dan bernegara (karakter bangsa) dengan penuh tanggung jawab. Berhadapan dengan berbagai masalah dan tantangan, pendidikan nasional pada saat yang sama (masih) tetap memikul peran multidimensi.

Berbeda dengan peran pendidikan pada negara-negara maju, yang pada dasarnya lebih terbatas pada transfer ilmu pengetahuan, peranan pendidikan nasional di Indonesia memikul beban lebih berat pendidikan berperan bukan hanya merupakan sarana transfer ilmu pengetahuan saja, tetap lebih luas lagi sebagai pembudayaan yang tentu saja hal terpenting dan pembudayaan itu adalah pembentukan karakter dan watak bangsa yang pada gilirannya sangat krusial, dalam bahasa lebih populer menuju rekonstruksi negara dan bangsa yang lebih maju dan beradab. Pendidikan karakter merupakan langkah penting dan strategis dalam membangun kembali jati diri bangsa dan menggalang pembentukan masyarakat Indonnesia baru. Seperti pendidikan karakter yang diterapkan di SDN 02 Sidorejo.

Penataan kembali pendidikan karakter bangsa harus segera dilakukan. Hal ini disebabkan oleh berbagai krisis multi dimensi yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Krisis multi dimensi selain disebabkan oleh infrastruktur Pentingnya Pendidikan Karakter Bangsa Guna Merevitalisasi Ketahanan Bangsa [E. Dewi Yuliana] kebangsasaan, kenegaraan, dan kemasyarakatan yang rawan krisis, juga disebabkan karena adanya dinamika perubahan tatanan dunia dengan semakin menguatnya arus globalisasi (arus orang, modal, barang, jasa, informasi, gaya hidup, nilai-nilai, budaya, lintas batas negara).

Pembentukan watak dan pendidikan karakter dimulai dari rumah, melalui sekolah, dan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, dengan demikian, tidak bisa dilakukan semata-mata melalui pembelajaran pengetahuan, namun juga harus melalui penanaman atau pendidikan nilai-nilai. Secara umum, kajian-kajian tentang nilai biasanya mencakup dua bidang pokok yaitu estetika dan etika (akhlak, moral, budi pekerti). Dengan demikian maka masa depan kemajuan bangsa khususnya dalam persoalan pendidikan karakter bangsa sebaiknya dipikul secara bersama oleh negara, masyarakat, dan semua komponen bangsa Indonesia. (nov1/zal)

Guru SDN 02 Sidorejo


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya