31 C
Semarang
Saturday, 21 December 2024

Gerakan Literasi Pendidikan Anak Usia Dini di Masa Pandemi

Oleh : Tri Heny Pancawati, S.Pd. AUD

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Covid-19 memberikan perubahan sangat besar terhadap kegiatan belajar mengajar. Semua pelajar baik di tingkat pendidikan terendah sampai perguruan tinggi didorong melakukan perubahan dalam kegiatan pembelajaran.

Proses belajar secara mandiri di rumah masing-masing pada anak usia dini menjadi aspek yang paling rentan terhadap hilangnya kesempatan belajar yang efektif. Anak diharapkan mampu membangun lingkungan dan keterampilan berpikir secara struktural. Tetapi dalam hal ini anak perlu adanya pendampingan ekstra dari orang tua.

Literasi tidak hanya berkaitan dengan kemampuan baca, tulis, hitung (calistung) anak, tetapi mencakup seluruh kemampuan yang ada dalam diri anak itu sendiri. Kemampuan ini perlu dikembangkan sedini mungkin sebagai praliterasi yang menjadi fondasi kemampuan literasi anak pada usia selanjutnya (Neneng Zubaidah, 2021).

Persoalan lain yang muncul dalam penguatan literasi di masa pandemi ini adalah kesulitan dalam peningkatan kemampuan membaca anak. Banyak waktu luang di rumah justru digunakan untuk bermain yang kurang bermanfaat seperti bermain game di gadget. Sementara orang tua kurang memperhatikan situasi tersebut.

Orang tua perlu memperhatikan strategi pembelajaran praliterasi yang sesuai tahapan perkembangan anak usia dini. Terdapat beberapa elemen/komponen yang mencakup : pemahaman bahasa lisan (berbicara dan mendengarkan), pemahaman/pengenalan buku, pemahaman kata dan bunyi, pengenalan/pemahaman huruf atau alfabet, dan pemahaman/pengenalan tulisan (Ifina Trimuliani, 2021)

Ada banyak cara yang bisa dilakukan orang tua di rumah saat mendampingi anak-anak dalam belajar mandiri :

Pertama, strategi literasi berbasis bermain. Sebagian orang tua ingin anaknya belajar sedini mungkin dengan mengurangi aktivitas bermainnya. Hal ini tidak sepenuhnya benar karena belajar yang sebenarnya pada anak usia dini melalui kegiatan bermain yang menyenangkan. Maka, sudah semestinya pendidikan anak usia dini (PAUD) menerapkan istilah learning by playing (belajar melalui bermain).

Dengan begitu anak-anak akan membangun kemampuan literasinya berdasarkan pengalaman yang ditemui saat bermain. Bahkan mereka mampu menceritakan kembali pengalamannya saat bermain. Inilah esensi atau hal mendasar dari praliterasi itu sendiri.

Kedua, orang tua membacakan buku cerita kepada anak. Ketika orang tua membacakan buku kepada anak akan menjadi wadah untuk berinteraksi lebih dengan anak. Isi cerita yang dikisahkan tidak sekadar didengar, tapi menjadi bahan percakapan yang dapat menggali berbagai potensi yang dimiliki anak.

Ketiga, literasi dikembangkan sesuai kondisi lingkungan. Ketika berinteraksi dengan anak, seharusnya topik yang dibicarakan adalah sesuatu yang dekat dengan lingkungan anak dan juga literasi yang berkaitan dengan hobi dan minat anak.

Keempat, pengembangan literasi melalui budaya daerah. Semakin sering anak mendengar, melihat tentang bahasa daerah, kesenian daerah, akan semakin menumbuhkan kesadaran fonologi anak dan mengembangkan pengetahuannya.

Kelima, memberikan umpan balik kepada anak. Perbedaan tingkat penguasaan bahasa di antara anak-anak merupakan gambaran bagaimana lingkungan memperkaya perbendaharaan kosakata anak. Baik yang didapatkan di lingkungan rumah maupun di sekolah. Perbendaharaan kosakata tiap anak tidak sama, maka orang tua harus memberikan umpan balik kepada anak dengan cara diajak bercakap-cakap, bercerita, dan lain-lain. Sehingga dapat membantu mendukung pengembangan perbendaharaan kosakata yang dimiliki anak.

Untuk tercapainya gerakan literasi, perlu penguatan baik secara internal maupun eksternal. Penguasaan literasi menjadi indikator penting untuk meningkatkan prestasi anak dalam meraih kesuksesan. Literasi harus ditanamkan sejak dini agar dapat memunculkan generasi yang cerdas, berbudaya dan berkepribadian unggul. Dengan literasi wawasan dan kemampuan anak akan lebih cepat berkembang melalui membaca,menulis, menyimak,dan berbicara. (mn1/lis)

Guru TK PGRI Pabelan III, Kabupaten Magelang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya