RADARSEMARANG.COM, BELAJAR merupakan suatu proses interaksi individu dengan lingkungan sekitar. Interaksi yang dilakukan akan mempengaruhi perubahan perilaku. Kemampuan individu akan bertambah dengan banyaknya interaksi yang dilakukan selama belajar. Kemampuan yang diperoleh dapat berupa fakta, konsep, bahkan cara berpikir terhadap fenomena alam lingkungkan sekitar.
Proses pembelajaran yang berhubungan dengan fenomena alam secara ilmiah yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pembelajaran IPA diarahkan pada inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih bermakna tentang alam sekitar. Melalui pembelajaran IPA diharapkan menjadi sebuah objek kajian oleh siswa untuk mengenal diri sendiri dan alam sekitar (Jamroh, 2021).
Mengacu pada hakikat pembelajaran IPA, proses pembelajaran pada materi peredaran darah manusia masih terdapat kendala. Kendala yang dialami siswa kelas V SDN 1 Sidoharum antara lain sulitnya mengenal nama organ peredaran darah, siswa kurang tertarik terhadap materi yang dijelaskan dengan ceramah. Hal itu menyebabkan pembelajaran berlangsung tidak optimal.
Sadar akan hal itu, guru berupaya melakukan pembelajaran sesuai dengan perencanaan. Namun demikian, hasil belajar yang diperoleh siswa masih di bawah kriteria ketentuan minimal (KKM). Berdasarkan permasalahan tersebut penulis berusaha memperbaiki pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran probing promting.
Model pembelajaran probing promting menurut Suherman dalam Yulia (2019) adalah pembelajaran yang mengutamakan serangkaian pertanyaan yang sifatnya mengeksplor kemampuan siswa untuk berpikir dalam mengaitkan pengetahuan yang telah dimiliki dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Model probing promting merupakan konsep pembelajaran yang bersifat terbuka dan terarah untuk menggali pengetahuan siswa. Melalui model tersebut siswa diharapkan mampu bernalar, memiliki daya tangkap, serta aktif dalam pembelajaran.
Adapun langkah-langkah guru pada model pembelajaran probing promting yaitu 1) menghadapkan siswa pada permasalahan baru, 2) siswa merumuskan permasalahan, 3) mengajukan persoalan, 4) siswa untuk berfikir, 5) menunjuk siswa menjawab, 6) siswa lain menanggapinya, serta 7) guru mengajukan pertanyaan akhir pada siswa yang berbeda.
Berdasarkan langkah-langkah pada pembelajaran probing promting penulis menerapkan pada sesuai materi. Pertama, memberikan teks bacaan yang dilengkapi dengan gambar sesuai dengan materi dan memberikan waktu pada siswa untuk mempelajari dengan teliti. Selanjutnya apabila siswa telah memahami materi, penulis memberikan bimbingan agar siswa mampu merumuskan permasalahan yang ada di dalam teks. Kedua, memberikan tantangan berupa pertanyaan-pertanyaan yang bersifat terbuka dan menyeluruh.
Hal ini dilakukan agar siswa semakin memahami permasalahan yang ada di dalam materi. Selain itu, dengan pertanyaan yang bersifat terbuka siswa akan lebih mampu mengaitkan pengetahuan yang dimiliki dengan tuntutan pada materi. Pertanyaan terbuka akan menuntun siswa kearah berfikir ilmiah untuk menyelesaikan suatu permasalahan khususnya dalam bidang IPA. Pertanyaan yang diberikan secara menyeluruh akan membuat seluruh siswa memiliki kesiapan untuk menjawab tantangan dari guru.
Cara guru dalam memberikan pertanyaan secara tidak langsung akan membangkitkan motivasi siswa untuk siap dan mandiri dalam setiap situasi. Ketiga, untuk mengaktifkan siswa dalam belajar sekaligus melatih untuk berdiskusi, maka penulis memberikan waktu pada siswa untuk saling berdiskusi dan menanggapi pendapat siswa lain. Melalui diskusi, pengetahuan siswa semakin bertambah luas terhadap materi yang dipelajari.
Sejalan dengan proses pembelajaran penerapan model probing promting sangat efektif. Pada prosesnya model probing promting mampu meningkatkan hasil belajar. Hal itu dibuktikan dengan kemampuan siswa pada materi peredaran darah manusia telah di atas KKM. (nov1/ida)
Guru SDN I Sidoharum, Kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen