RADARSEMARANG.COM, PEMBELAJARAN bahasa Indonesia merupakan salah satu pembelajaran yang wajib dilaksanakan di Sekolah Dasar (SD). Mengingat bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional Negara Republik Indonesia, juga sebagai bahasa persatuan. Selain itu, bahasa Indonesia sangat mudah dipelajari dari mulai usia dini sampai orang dewasa.
Adapun permasalahan yang sering terjadi pada siswa kelas III SD Negeri Pasuruhan 2, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang adalah mempunyai kebiasaan berbicara sendiri dari awal sampai akhir pembelajaran. Dengan adanya kesenjangan antara kenyataan dan harapan tersebut maka perlu adanya cara agar situasi dan kondisi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) menjadi menyenangkan, motivasi siswa tumbuh, dan hasil belajar meningkat.
Prinsip pengajaran yang baik adalah jika proses belajar mengajar mampu mengembangkan konsep generalisasi dari bahan abstrak menjadi hal yang jelas dan nyata.
Media pembelajaran dapat membantu menjelaskan bahan yang abstrak menjadi realistik (Nana Sudjana 2014: 8). Mata pelajaran bahasa Indonesia kurang diminati siswa karena bahasa Indonesia dianggap sebagai mata pelajaran hafalan yang membosankan.
Untuk itu, perlu metode pembelajaran yang dapat mengubah pendapat siswa tersebut. Metode yang dapat menjadi alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu metode pembelajaran role playing. Role playing adalah metode pembelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa dengan cara memerankan suatu tokoh baik tokoh hidup atau tokoh mati. Melalui role playing siswa mencoba mengeksplorasi hubungan, perasaan, sikap, nilai dan berbagai strategi pemecahan masalah antar manusia dengan cara memperagakan dan mendiskusikannya.
Sugihartono (2007: 83) menjelaskan role playing merupakan metode pembelajaran yang menyenangkan karena melibatkan unsur bermain dan memberi keleluasaan siswa untuk bergerak aktif. Sedangkan menurut Wina Sanjaya (2006: 161) metode role playing ini merupakan sebagian dari simulasi yang diarahkan utuk mengkreasikan peristiwa-peristiwa aktual atau kejadian-kejadian yang mungkin muncul pada masa mendatang.
Dengan demikian, tujuan dari penggunaan metode bermain peran (role playing) adalah agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain, dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab. Melalui penerapan model pembelajaran role playing, siswa lebih terampil dalam aspek berbicara.
Tahap pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan metode role playing adalah siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk bermain peran, siswa menerima naskah percakapan drama yang dibagikan oleh guru. Siswa menentukan tokoh yang akan diperankan bersama anggota kelompok masing-masing. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang unsur drama.
Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang langkah berbicara melalui metode bermain peran. Siswa membaca naskah percakapan bersama anggota kelompoknya untuk mendalami peran masing-masing. Siswa bermain peran sesuai naskah percakapan bersama anggota kelompoknya di depan kelas.
Bersama guru, siswa menyimpulkan materi pelajaran. Kemudian siswa mengerjakan tes formatif, dan yang terakhir bersama guru melakukan refleksi.
Dari pelaksanaaan penerapan metode role playing terbukti bahwa kegiatan pembelajaran lebih menyenangkan, menumbuhkan motivasi siswa. Terjadi peningkatan hasil belajar dan peningkatan keterampilan berbicara pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Pasuruhan 2, Kecamatan Mertoyudan. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata ulangan harian anak meningkat dari sebelumya. (mn2/lis)
Guru Kelas SDN Pasuruhan 2 Kec. Mertoyudan, Kabupaten Magelang