27 C
Semarang
Sunday, 22 June 2025

Mudah Mendeskripsikan Benda Sekitar melalui Pembelajaran OTO

Oleh: Listyaningsih, S. Pd.SD

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, SALAH satu materi pembelajaran yang melekat pada setiap jenjang pendidikan adalah pelajaran Bahasa Indonesia termasuk jenjang pendidikan dasar. Pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi tanggung jawab penyelenggara pendidikan terutama sekolah dalam menanamkan pondasi bagi anak didik tentang berbahasa.

Banyak unsur penting dalam materi pembelajaran bahasa Indonesia yang disampaikan sebagai sarana melatih keterampilan anak didik memahami bahasa, berkomunikasi dan menyampaikan pendapatnya. Pembelajaran bahasa Indonesia juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk mengetahui kemampuan membaca, minat membaca dan keterampilan anak didik dalam merangkai kata. Oleh karena itu, penyajian proses pembelajaran bahasa Indonesia menjadi sangat penting.

Pembelajaran yang menarik dan penuh inovasi yang ditampilkan oleh guru akan mempermudah meningkatkan minat anak didik mengikuti proses pembelajaran. Akan tetapi, beberapa guru sebagai pendidik masih menampilkan pembelajaran yang seadanya tanpa inovasi dan improvisasi. Guru terkesan menyajikan pembelajaran secara serampangan dan seadanya. Hal seperti ini sangat mempengaruhi anak didik dalam memberikan respon terhadap proses pembelajaran.

Anak didik menjadi bosan, jenuh dan pasif dalam mengikuti proses pembelajaran. Proses pembelajaran akhirnya memberikan dampak yang negatif terhadap hasil belajar anak didik seperti yang terjadi di SDN 02 Domiyang, Kecamatan Paninggaran, Kabupaten Pekalongan. Guru perlu mentransformasi diri dalam menampilkan proses pembelajaran. Guru harus segera mengatasi permasalahan ataupun kendala yang muncul dalam proses pembelajaran dengan memilih model pembelajaran yang sesuai dengan jenjang pendidikan dasar. Pemilihan model pembelajaran perlu mengedepankan prinsip pembelajaran yang memberikan kesempatan anak didik aktif dan kreatif.

Salah satu model pembelajaran yang tepat adalah Model pembelajaran One to One. Model pembelajaran One to One merupakan satu model yang dapat mengatasi permasalahan atau kendala-kendala yang dihadapai anak didik selama proses pembelajaran. Model Pembelajaran One to One merupakan suatu model pembelajaran yang kegiatannya menuntut semua anak didik untuk belajar secara mandiri serta saling bekerjasama dengan teman sekelasnya. Dengan kata lain, jika seorang anak didik belajar bersama temannya anak didik lebih leluasa untuk mendiskusikan materi yang sedang diajarkan bersama rekan sebayanya. sehingga model pembelajaran One to One ini sangatlah efektif digunakan dalam proses pembelajaran.

Paul Ginnis (2008:154) menjelaskan bahwa model pembelajaran One to One adalah model pembelajaran yang menuntut semua siswa aktif dalam belajar. Agar dapat menjelaskan sesuatu, siswa harus memahaminya. Jika siswa memahami sesuatu, siswa mengingatnya. Juga, beliau mengatakan bahwa penelitian mengungkapkan bahwa siswa belajar dengan lebih efisien dari rekannya daripada dari guru.

Penulis menerapkan model pembelajaran ini pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas satu tentang mendeskripsikan benda disekitar. Langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran ini di mulai dengan guru membagi anak didik dalam satu kelas menjadi dua kelompok. Setiap kelompok diberikan instrumen yang sederhana sesuai jenjang pendidikasan dasar. Guru menentukan waktu deadline bagi setiap kelompok dalam menguasai topik.

Dalam tahap penguasaan topik anak didik dapat bekerja sama dengan pasangannya atau mencari bantuan pada teman yang lain, yang satu kelompok atau melakukannya sendiri. Hasil kerja dapat dituliskan pada lembar instrumen yang dibagikan oleh guru dan dapat dituliskan dengan berbagai warna dengan tambahan gambar atau kata-kata kunci tertentu yang dapat memudahkan anak didik mengingat.

Penerapan model pembelajaran One to One di kelas satu ternyata sangat efektif. Proses pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan pemahaman anak didik tentang materi. dalam kategori tuntas. Minat anak didik sangat tinggi dalam mengikuti setiap tahapan pembelajaran. Hasil belajar anak didik juga ditemukan meningkat drastis dibandingkan dengan evaluasi sebelumnya. (rn2/zal)

Guru SDN 02 Domiyang, Kabupaten Pekalongan


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya