32 C
Semarang
Tuesday, 14 October 2025

Mudah Belajar Peristiwa Sekitar Proklamasi melalui Peran Tokoh

Oleh : Agnes Susilo Isgus Krismiyati

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Berbagai metode dan cara dalam penyampaian materi pembelajaran merupakan bentuk kreativitas guru dalam mentransfer ilmu kepada peserta didik. Pembelajaran kompetensi peristiwa sekitar proklamasi merupakan materi yang sangat penting karena sebagai dasar berdirinya negara Republik Indonesia. Peserta didik di SMAN 1 Ngluwar diajak untuk lebih mendalami dan memahami peristiwa peristiwa yang terjadi pada masa ini.

Menurut Ahmad Munjih Nasih (2009:81) tujuan sosiodrama akan lebih banyak berpengaruh terhadap perubahan-perubahan sikap kepribadian. Dengan demikian bermain peran akan lebih mudah dipahami dan akan lebih berpengaruh pada pembentukan karakter anak. Menurut Nana Sudjana (2009:84) tujuan yang diharapkan melalui sosiodrama dapat merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah.

Kompetensi peristiwa sekitar proklamasi ini lebih menekankan pada kronologi pengetahuan peristiwa sekitar proklamasi dan karakter sikap, nasionalisme, jiwa patriotisme dan membangkitkan jiwa cita tanah air serta semangat juang. Sukarno mengatakan “jas merah” jangan sekali-kali meninggalkan Sejarah.

Sukarno juga menyerukan, “Berikan aku sepuluh pemuda akan kuguncang dunia.” Mengapa demikian? karena pemuda dianggap sebagai agen yang membawa perubahan. Jiwa mudanya mampu menggerakkan dan dunia dan membangun sebuah peradaban baru. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa harus mengenal pahlawan negaranya sehingga terbentuk karakter bangsa yang tangguh. Pembelajaran sejarah dengan menekankan semangat kebangsaan pada kompetensi ini menggunakan metode memainkan peran sebagai tokoh dalam peristiwa sekitar proklamasi.

Langkah yang diambil dalam pembelajaran ini antara lain anak-anak dibentuk menjadi beberapa kelompok sesuai peristiwa yang terjadi pada pembahasan materi. Yaitu kelompok Rengasdengklok, perumusan naskah proklamasi, pelaksanaan proklamasi dan penyebaran berita proklamasi melalui berbagai media maupun melalui utusan daerah. Semua anak terlibat dalam projek ini tanpa membedakan gender.

Sesudah mendapat bagiannya, mereka diminta untuk menemukan tokoh-tokoh dalam peristiwa tersebut, diambil inti sari dari peristiwa tersebut dan dibuatkan dialog. Dalam pembuatan dialog, mereka diberi kebebasan dalam menyusun kata-kata, pemakaian kata yang kekinian sesuai jiwa muda mereka. Sesudah menyusun dialognya, mereka secara spontan diminta memerankan tokoh yang sesuai dalam naskah yang telah dibuat bersama, dan sesuai karakter anak.

Dengan senang hati mereka menyusun kata-kata dan berlatih memainkan peran ada tokoh Sukarno, Hatta, Wikana, Sukarni, Latief Hendraningrat dan tokoh lainnya. Selesai berlatih secara kelompok, mereka diminta untuk memerankan secara klasikal dan global, sehingga menjadi satu kesatuan cerita Peristiwa Sekitar Proklamasi.

Kostum yang mereka pakai diupayakan mendekati dengan kostum yang menyerupai pada masa peristiwa tahun 1945. Saat memerankan tokoh-tokoh tersebut, mereka begitu bangga dan antusias. Mereka sangat senang. Terpancar rasa bahagia. Ada perasaan haru dan larut dalam suasana karena mereka begitu menjiwai peran tersebut.

Pembelajaran kompetensi peristiwa sekitar proklamasi melalui bermain peran ternyata mengena pada sasaran. Yaitu memahami peristiwa proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia serta mampu menumbuhkan jiwa nasionalisme, patriotisme, semangat cita pada tanah air. Serta tercipta semangat bekerja sama, saling menerima pendapat orang lain.

Membiasakan peserta didik menjadi manusia yang terbuka mau menerima kehadiran orang lain dalam diri mereka secara fisik maupun secara nonfisik. Berupa ide dan gagasan orang lain mampu memperkaya perbendaharaan mental dalam rangka pembentukan karakter yang lebih baik dan menjadi pribadi yang matang. (ng2/lis)

Guru Sejarah Indonesia SMAN 1 Ngluwar, Kabupaten Magelang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya