RADARSEMARANG.COM, Pandemi Covid-19 sudah berlangsung dua tahun Indonesia. Banyak sektor terimbas. Tidak terkecuali di dunia pendidikan. Peserta didik harus belajar di rumah secara daring atau pembelajaran jarak jauh (PJJ). Pada PJJ seringkali kurang fektif, terutama untuk pembelajaran yang menyangkut ranah afektif dan psikomotor. Ranah psikomotor untuk pelajaran sain antara lain dapat dicapai melalui praktikum.
Mata pelajaran biologi termasuk rumpun mata pelajaran sain/IPA yang identik dengan praktikum. Pada pembelajaran tatap muka di sekolah, biasanya pembelajaran praktik dilakukan di laboratorium. Sedangkan pada masa pandemi, tidak bisa dilakukan. Sehingga guru harus menyiasati agar pembelajaran tetap berjalan walaupun dilaksanakann di rumah secara mandiri, tetapi tetap terpantau oleh guru. Salah satunya dengan pembelajaran berbasis projek.
Pembelajaran berbasis projek (project based learning) merupakan model pembelajaran yang menggunakan projek/kegiatan sebagai media. Menurut Daryanto (2009:407), project based learning (PjBL) adalah cara belajar yang memberikan kebebasan berpikir pada anak didik yang berkaitan menggunakan isi atau bahan pengajaran dan tujuan yang direncanakan.
Pada model pembelajaran ini peserta didik akan melakukan eksplorasi, interpretasi data, menarik kesimpulan dan juga memberikan informasi untuk memperoleh hasil belajar yang diharapkan. Pembelajaran berbasis projek berpusat pada peserta didik untuk melakukan suatu investigasi yang mendalam terhadap suatu topik.
Langkah-langkah pembelajaran menggunakan Project Based Learning yang pertama membuka pelajaran dengan suatu pertanyaan menantang. Pembelajaran daring yang penulis lakukan menggunakan LMS Schoology yang di dalamnya ditautkan link google meeting. Pembelajaran dimulai dengan menayangkan gambar atau video tentang suatu fenomena, kemudian siswa diminta untuk menanggapi dan mengajukan pertanyaan mengenai fenomena menarik yang perlu untuk diselesaikan. Setelah itu memberi penugasan pada peserta didik untuk melakukan suatu aktivitas.
Langkah kedua merencanakan projek yang akan dikerjakan. Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dengan peserta didik melalui diskusi. Rencana projek meliputi topik yang mau diteliti, langkah kerja, dan hal yang penting lainnya.
Langkah ketiga menyusun jadwal aktivitas yang harus dilakukan. Pada tahap ini guru dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan projek. Terdapat kejelasan tentang waktu penyelesaian projek dan apa saja yang harus dikerjakan. Untuk projek yang membutuhkan waktu yang lama dalam pengerjaannya, peserta didik diminta untuk menyelesaikan projeknya di luar jam pelajaran. Ketika pembelajaran dilakukan saat jam pelajaran, peserta didik tinggal melaporkan dan mempresentasikan hasil projeknya di kelas.
Langkah berikutnya guru mengawasi jalannya projek dan monitoring terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan projek. Monitoring dilakukan dengan cara memfasilitasi peserta didik untuk melaporkan progres projeknya. Progres projek dilaporkan peserta didik dengan mengupload gambar setiap hari di LMS Schoology. Guru membuat folder pengumpulan foto untuk melaporkan progres di LMS, dan mendiskusikan secara singkat perkembangan projeknya.
Langkah berikutnya adalah penilaian terhadap produk yang dihasilkan. Penilaian dilakukan untuk mengukur ketercapaian standar kompetensi, mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai oleh peserta didik. Serta membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya. Penilaian produk dilakukan saat masing-masing mempresentasikan hasil projek melalui google meeting secara bergantian.
Langkah berikutnya adalah evaluasi dan refleksi. Guru dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil projek yang sudah dijalankan. Peserta didik diminta mengungkapkan apa saja yang sudah dipelajari dari pelaksanaan projek. Apa saja kendala yang dialami pada saat pelaksanaan. Bagaimana perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan projek.
Dengan pembelajaran praktik melalui pembelajaran berbasis projek, diharapkan tidak terjadi lost learning walaupun dilakukan secara PJJ. Pembelajaran tetap bisa mencapai ranah kognitif, afektif maupun psikomotor. (mn1/lis)
Guru Biologi SMAN 1 Muntilan, Kabupaten Magelang