RADARSEMARANG.COM, Pembelajaran dalam jaringan (daring) dan belajar dari rumah (BDR) menjadi salah satu solusi dari penyebaran dan pencegahan Virus Covid 19 dalam ranah pendidikan. Pembelajaran saat ini yang masih belum sepenuhnya pembelajaran tatap muka (PTM) membuat para pendidik, peserta didik dan orangtua mulai jenuh.
Pembelajaran Daring atau Belajar Dari Rumah (BDR) dirasa kurang efektif karena tidak adanya interaksi secara langsung antara guru dan siswa. Apalagi untuk pendidikan anak usia dini (PAUD) yang sumber belajarnya masih perlu media peraga dan peran orangtua sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas daring atau tugas BDR.
Untuk mengatasi rasa bosan dan kejenuhan peserta didik dan orangtua, TK Tarbiyatul Athfal 02 Kutoharjo, Kaliwungu, Kabupaten Kendal menerapkan beberapa cara belajar yang menyenangkan yang melibatkan orangtua dan menjadikan rumah sebagai media dan sumber belajar tak terbatas. Karena hakekat pendidikan adalah menyediakan lingkungan yang aman bagi perkembangan anak karena di dalam lingkungan yang aman tersebut anak dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki dengan baik (Martini Jamaris, 2010:3)
Masa usia dini merupakan masa yang tepat untuk meletakkan dasar-dasar pengembangan kemampuan fisik, bahasa, social emosional,konsep diri, seni moral dan nilia-nilai agama (Mansur, 2011:18).
Tugas-tugas daring ataupun BDR yang diberikan sesuai dengan bidang pengembangan yang ada di TK, yakni nilai moral dan agama, fisik motorik, kognitif, sosial emosional, bahasa dan seni, dengan memanfaatkan semua benda-benda rumah yang ada di rumah dan lingkungan sekitarnya.
Salah satu contoh yang diterapkan antara lain: untuk pengembangan nilai moral agama bisa menugaskan siswa sholat berjamaah bersama keluarga, menyiram bunga atau memberi makan binatang peliharaan yang ada di rumah. Pengembangan motorik halus misalnya menugaskan anak untuk membantu memetik sayur- sayuran.
Pengembangan kognitif bisa sangat menyenangkan bagi anak mencari atau mengumpulkan benda-benda yang warna atau bentuknya sama (anak yang akan sibuk mencari misalnya benda yang berwarna merah: topi, baju, helm, piring, mainan dan lainnya), bisa juga meminta anak untuk belajar sains dengan membuat gelembung sabun, dalam mengenal simbol angka atau huruf bisa sambil bermain-main di rumah, seperti membilang jumlah piring/sendok, menghitung mainan yang dimiliki dan lainnya.
Sosial emosional bisa diterapkan dengan menugaskan anak berlatih mandiri membersihkan tempat tidur, membantu ibu serta peduli dengan lingkungan membersihkan sampah dihalaman. Pengembangan bahasa bisa sangat menarik untuk anak dengan bermain kata sembunyi seperti orangtua menuliskan kata benda-benda yang ada di rumah lalu menyembunyikannya di tempat yang mudah dijangkau anak. Anak akan mencari lalu menempelkan kata tersebut pada benda yang sesuai. Anak akan belajar mengenal kata dan menemukan bendanya. Pengembangan seni bisa membuat prakraya-prakarya bersama keluaraga.
Rumah adalah sumber belajar yang tidak terbatas bagi anak PAUD, maka pemahaman orangtua sangat diperlukan bahwa belajar tidak selalu menulis dan membaca di buku atau kertas, dengan bermain menggunakan benda-benda yang ada di rumah serta lingkungan sekitar, bahkan mengenal anggota keluarga ciri tubuhnya, jenis kelaminnya dan lainnya akan sangat menarik bagi anak untuk dipelajari tentu dengan cara yang menyenangkan.
Dengan cara dan metode yang menyenangkan bisa dipastikan anak-anak akan menunggu tugas-tugas yang diberikan oleh guru dan orangtua jadi memahami bahwa ternyata rumah bisa menjadi sumber belajar yang tak terbatas.(kd/aro)
Kepala TK Tarbiyatul Athfal 02 Desa Kutoharjo, Kaliwungu, Kendal