RADARSEMARANG.COM, Profesi seorang guru SD yang mengajar kelas 1 merupakan profesi yang cukup menantang sekaligus membanggakan. Selain menyampaikan materi, guru juga dituntut untuk memahami karakteristik peserta didik. Siswa kelas 1 merupakan peralihan dari dunia taman kanak – kanak. Di masa ini bermain adalah sesuatu yang paling menyenangkan. Sedangkan belajar sudah menjadi kewajiban. Untuk memudahkan peserta didik memahami materi, guru membutuhkan media pembelajaran konkret atau nyata yang sesuai dengan perkembangan kognitif anak di usia tersebut.
Media ini disarankan ada unsur permainan agar peserta didik tertarik dengan materi yang diajarkan guru. Salah satu contohnya yaitu belajar membaca sambil bermain kartu kata. Dengan cara ini, pembelajaran terasa menyenangkan.
Metode permainan kartu kata ini dapat meningkatkan minat membaca di kelas rendah. Sehingga meningkatkan kemampuan membaca permulaan mata pelajaran Bahasa Indonesia. Metode ini penulis terapkan pada peserta didik kelas 1 SD Negeri 1 Kalirejo, Kecamatan Kangkung, Kabupaten Kendal.
Dalam metode belajar membaca dengan permainan kartu kata ini, minimal peserta didik sudah mengenal huruf dan mengetahui kosa kata dalam kehidupan sehari – hari. Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, kosa kata berarti pemahaman serta keterampilan (Badudu & Zain : 2001), sehingga perbendaharaan kosa kata Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai pemahaman serta keterampilan mengenai perbendaharaan kata – kata Bahasa Indonesia.
Pada umumnya peserta didik di kelas 1 sudah mengenal huruf, namun ada beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan merangkai huruf menjadi sebuah kata. Alasan inilah yang mendorong penulis untuk menggunakan media kartu kata dalam belajar membaca permulaan di kelas rendah.
Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadimin dkk, 1990 : 13) . Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan situasi belajar mengajar, sedangkan kartu kata adalah suatu kartu yang bertuliskan kata – kata yang digunakan sebagai media atau alat dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan peserta didik. Pembelajaran dengan media kartu kata ini efektif diberikan setelah selesai pelaksanaan Penilaian Tengah Semester I atau memasuki buku Tema 3 Kegiatanku.
Langkah – langkah pembelajaran membaca dengan permainan kartu kata sebagai berikut: Pertama, menentukan dan menginventarisasi kata yang akan diajarkan sesuai tema, misalnya tema 3 sub tema 1 kegiatan pagi hari, maka kata – kata yang dipilih adalah kata yang berkaitan dengan keadaan di pagi hari. Contohnya: bangun, berdoa, matahari, terbit, tidur, ayam, berkokok, sekolah, sarapan, mandi.
Kedua, membuat kartu kata dari kertas asturo/bufallo dengan ukuran 20 cm x 8 cm, berisi kata-kata yang sudah dipilih diatas, satu kartu satu kata. Ketiga, membuat kartu suku kata, berupa kertas yang dipotong kecil – kecil berbentuk persegi panjang dengan ukuran 10 cm x 8 cm berisi suku kata dari kata – kata yang dipilih pada poin 2. Contohnya kata terbit, maka kartu suku katanya ada dua, yaitu ter dan bit . Warna kartu pada kartu suku kata ini bisa dibedakan dari warna kartu kata untuk memudahkan peserta didik lebih mudah memilih kartu kata atau suku kata.
Keempat, menyiapkan papan panel untuk memasang, apabila tidak ada papan panel guru dapat memamfaatkan meja siswa atau lantai kelas sebagai gantinya. Belajar membaca dengan permainan kartu kata ini bisa diawali dengan bercerita, menyanyi atau tanya jawab tentang kegiatan yang dilakukan siswa di pagi hari.
Melalui media permainan kartu kata ini, penulis menyimpulkan efektif meningkatkan kemampuan membaca permulaan dan meningkatkan minat membaca, karena peserta didik lebih terpacu untuk meningkatkan semangat belajar melalui cara yang lebih menyenangkan dan tidak membosankan. (kd/aro)
Guru SD Negeri 1 Kalirejo, Kecamatan Kangkung, Kabupaten Kendal