25.1 C
Semarang
Saturday, 21 June 2025

Mendorong Kreatifitas dengan Ekstrakurikuler Berbasis Sainspreneur

Oleh : Rochmatun

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Ilmu Pengetahuan Alam (Sains) merupakan salah satu landasan pengembangan teknologi untuk meningkatkan daya saing bangsa. Sains merupakan kumpulan pengetahuan tersusun sistematis, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Winaputra mengemukakan sains tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup. Tetapi memerlukan kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah.

Penerapan pembelajaran yang didasarkan minat peserta didik utamanya dalam bidang sains yaitu dengan mengadakan kegiatan penunjang berupa ekstrakurikuler sains. Pengalaman penulis selama ini kegiatan ekstrakurikuler sains hanya penerapan konsep yang berhubungan dengan materi pelajaran. Sebagian besar hanya bertujuan persiapan lomba karya ilmiah dan olimpiade sains. Namun dengan ekstrakurikuler berbasis sainspreneur diharapkan peserta didik akan lebih menyukai mata pelajaran IPA. Sebab, selain mendapatkan pengetahuan kognitif dan psikomotorik juga menerapkan terhadap life skill peserta didik untuk bekal saat mereka sudah lulus dari sekolah.

Ada beberapa manfaat ekstrakurikuler di sekolah. 1. Melatih tanggung jawab dan kemandirian, 2. Tempat mengasah bakat dan minat peserta didik, 3. Sarana untuk belajar berorganisasi dan sosialisasi, 4. Melatih kerja sama antar peserta didik, 5. Melatih sikap disiplin dan komitmen.

Karakteristik sains dalam pengembangan program ekskul berbasis sainspreneur diarahkan keterampilan proses sains. Keterampilan proses sains merupakan keterampilan atau kemampuan yang dipelajari peserta didik saat mereka melakukan penemuan ilmiah, mencakup pengamatan (observasi), mengklasifikasikan, menafsirkan, meramalkan, berkomunikasi, mengajukan pertanyaan, berhipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alat/bahan serta menerapkan konsep.

Ekstrakurikuler IPA menitikberatkan pada melatihkan kemampuan sainspreneur peserta didik. Yaitu kemampuan melihat suatu permasalahan dan menggunakan cara entrepreneur (wirausaha) untuk mengkreasi, mengorganisasi, dan memanajemen sebuah usaha (organisasi) secara umum untuk menciptakan terapan sains yang bermanfaat. Kompetensi sainspreneur secara umum memiliki kompetensi dan ide cemerlang dalam membuat, berkreasi, dan berinovasi atas produk/jasa yang memiliki nilai jual untuk dimanfaatkan seluas-luasnya dalam kehidupan melalui bidang IPA.

Sainspreneur menuntut pola pikir seorang saintis sekaligus entrepreneur, meliputi kreatif dan inovatif. Menurut Widayatun (1999), kreatif adalah kemampuan dalam menyelesaikan suatu masalah yang memberikan kesempatan kepada setiap personal untuk berkreasi dalam memunculkan ide-ide baru/adaptif yang memiliki fungsi dan kegunaan secara menyeluruh untuk berkembang. Kamus Besar Bahasa Indonesia inovasi memiliki arti penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya (gagasan, metode, atau alat). Sementara itu, inovatif berarti bersifat memperkenalkan sesuatu yang baru.

Sebagai contoh pembuatan tape singkong berkaitan dengan pelajaran mata pelajaran IPA materi KD.Bioteknologi. Siswa dapat belajar cara membuat tape dengan memanfaatkan mikroorganisme Saccharomyces cerevisiae. Dengan proses fermentasi, hasil produk dapat dipasarkan. Sehingga mendapatkan hasil. Tetapi tape jika dibuat menjadi produk lain yaitu kue prol tape akan menjadi produk yang mempunyai nilai jual lebih tinggi. Proses produksi bisa bekerja sama dengan mata pelajaran prakarya.

Dari contoh di atas, maka dengan ekstrakurikuler sainspreneur siswa sangat diuntungkan. Bisa memperoleh ilmu penerapan bioteknologi dalam kehidupan nyata sekaligus dapat menemukan inovasi dan berkreasi produk baru. Sehingga mendapatkan hasil yang mempunyai nilai jual lebih baik. (ra2/fth)

Guru SMP Negeri 3 Kaliwungu


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya