RADARSEMARANG.COM, IPA merupakan salah satu ilmu pembelajaran alam dan sangat berkaitan dengan kehidupan manusia baik pendidikan atau perkembangan iptek. Oleh karena itu, IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa konseptual namun juga terapan. Sehingga dalam pembelajaran harus menggunakan metode yang sesuai materi pembelajaran agar siswa dapat memahami materi pembelajaran pelajaran IPA tersebut.
Kemampuan penguasan materi pembelajaran merupakan hal yang mutlak harus dikuasai oleh peserta didik. Namun dalam proses pembelajaran siswa sering kali tidak mampu melakukan pemahaman dan penguasaan materi. Salah satunya dalam menguasai materi pembelaran IPA. Menurut Susanto (2015:166) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan.
Kesulitan yang dialami siswa dalam memahami suatu informasi atau konsep, dapat dikarenakan siswa tidak mampu merekam informasi atau menghubungkan antara fakta dan teori. Atau dapat juga karena kegiatan pembelajaran yang monoton dan tidak menarik perhatian siswa.
Maka, diperlukan suatu strategi atau metode untuk menarik perhatian siswa. Nana Sudjana (2009:76) mengemukakan metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.
Sedang strategi pembelajaran menurut Hamzah B Uno (2009:3) adalah cara-cara yang akan digunakan oleh pengajar untuk memilih kegiatan belajar yang akan digunakan selama proses pembelajaran yang disesuaikan situasi dan kondisi, sumber belajar, kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang dihadapi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Materi penghantar listrik sangat penting diajarkan kepada siswa karena materi ini sangat mendasar untuk melanjutkan materi rangkaian listrik pada kompetensi selanjutnya. Permasalahan yang sering terjadi adalah pembelajaran dilakukan secara verbalisme guru ceramah dan siswa mendengarkan. Sehingga konsep materi pembelajaran tidak dikuasai oleh siswa. Terbukti dari 20 siswa di SD Wonolelo 1 Sawangan, Magelang hanya 5 anak yang mendapat nilai tuntas.
Permasalahan ini terjadi mungkin karena siswa tidak dilibatkan langsung dalam pembelajaran. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan pembelajaran agar siswa mencapai ketuntasan minimal adalah dengan metode inkuiri.
Menurut Joice (2005:87) metode inkuiri adalah metode yang menempatkan dan menuntut guru untuk membantu siswa menemukan sendiri data, fakta dan informasi tersebut. Fakta dan informasi tersebut dari berbagai sumber agar dengan kegiatan itu dapat memberikan pengalaman kepada siswa.
Pada materi rangkaian listrik sederhana seri dan paralel adalah sebagai berikut: guru menyampaikan materi tentang rangkaian listrik sederhana seri dan paralel. Mempersiapkan garis besar langkah-langkah uji coba untuk menemukan konsep dengan alat-alat yang dibutuhkan seperti batu baterai, kabel, lampu bohlam kecil dan fittingnya, saklar, gunting, lakban.
Siswa mencoba membuat rangkaian listrik sederhana dengan bimbingan guru. Apabila ada hal-hal yang belum dipahami murid diberikan kesempatan untuk bertanya. Guru menciptakan suasana yang menyejukkan dan menghindari suasana yang menegangkan, meyakinkan murid untuk mencoba dengan memperhatikan reaksi murid. Memberikan kesempatan murid secara aktif untuk berpikir lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses percobaan tersebut.
Siswa berdiskusi secara berkelompok melakukan uji coba membuat rangkaian listrik sederhana dengan bahan yang sudah disediakan dari rumah seperti bohlam kecil dan fitting, kabel, batu baterai, saklar, lakban dan gunting.
Siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami dan menyimpulkan materi tentang rangkaian listrik sederhana seri dan paralel.
Dari pengalaman penerapan metode inkuiri tersebut sangat efektif untuk meningkatkan keaktifan dan pemahaman siswa terhadap materi rangkaian listrik sederhana seri dan paralel.
Pasalnya dengan mencoba sendiri siswa dapat mengamati langkah-langkah akan sesuatu dan dengan eksperimen siswa dapat praktik langsung dan mengalami sendiri sehingga pembelajaran akan lebih memberikan makna untuk peserta didik. Dan pada akhirnya diharapkan melalui pembelajaran yang bermakna kemampuan siswa memahami materi akan lebih baik dan pada akhirnya akan meningkatkan nilai siswa yang berarti meningkatkan ketuntasan belajar peserta didik. (mn1/lis)
Guru SDN Wonolelo 1, Sawangan, Kabupaten Magelang