RADARSEMARANG.COM, PROSES pembelajaran tersusun atas sejumlah komponen yang saling berkaitan. Interaksi guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar memegang peran penting dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam proses belajar mengajar setiap guru ingin menyajikan pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan mudah dipahami murid-muridnya. Terutama mata pelajaran Bahasa Jawa. Selain penampilan guru yang menarik saat di depan kelas, cara penyampaian materi yang akan diajarkan, juga metode yang harus diberikan kepada muridnya.
Semua itu akan menghasilkan proses pembelajaran yang maksimal dan hasil sesuai apa yang guru harapkan. Karena keberhasilan pembelajaran selain tergantung pada kemampuan guru, juga situasi kelas yang memungkinkan untuk siswa belajar.
Untuk mewujudkan proses pembelajaran Bahasa Jawa yang lebih bermakna, dapat memotivasi siswa dan dengan hasil belajar memuaskan, guru harus kreatif dan inovatif dalam mengembangkan model pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dirancang sedemikian rupa untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarsiswa, siswa dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam rangka mencapai kompetensi dasar.
Salah satu model pembelajaran yang diterapkan di SMP Negeri 3 Kesesi pada materi Membaca Aksara Jawa adalah model pembelajaran Talking Stick. Model pembelajaran Talking Stick ini merupakan suatu cara yang efektif untuk melaksanakan pembelajaran yang mampu mengaktifkan dan memotivasi siswa dalam belajar di kelas.
Dalam model pembelajaran ini, siswa dituntut mandiri, sehingga tidak tergantung pada siswa lain. Model pembelajaran Talking Stick ini, termasuk dalam model pembelajaran kooperatif, di mana pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Menciptakan interaksi yang asah, asih, dan asuh, sehingga tercipta suasana belajar kooperatif dan siswa tidak hanya belajar dari guru, tetapi juga dari sesama siswa.
Langkah Pertama dalam penerapan model pembelajaran Talking Stick ini yaitu guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok, dengan anggota kelompok heterogen. Pembagian kelompok siswa dibentuk dengan mempertimbangkan keakraban dan persahabatan atau minat masing-masing siswa. Setiap kelompok selanjutnya berdiskusi dan mempelajari materi pelajaran.
Proses aktivitas pembelajarannya menggunakan sebuah tongkat yang khusus dipersiapkan sebagai alat penunjuk giliran, dan tongkat tersebut berisi pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa. Kemudian secara bergiliran tongkat tersebut berpindah ke tangan siswa lainnya setelah diisi dengan pertanyaan lain yang berbeda oleh guru. Dengan mendapatkan giliran tongkat keliling yang berisi pertanyaan, akan melatih siswa berfikir cepat dan bertanggung jawab atas tugas yang harus dia laksanakan.
Demikian seterusnya sampai seluruh siswa mendapat giliran dan menjawab pertanyaan tersebut. Agar lebih santai dan menyenangkan saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, bisa diselingi dengan menyanyikan lagu sewaktu tongkat dipindahtangankan. Dalam hal ini ini tentunya siswa akan lebih mandiri, bertanggung jawab dan percaya diri atas kemampuannya, sehingga tidak tergantung pada siswa lainnya. Setelah itu, guru memperbaiki jawaban-jawaban dari siswa yang masih salah dan bersama siswa membuat kesimpulan dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dijawab oleh semua siswa dan melakukan penilaian atas kegiatan belajar yang berlangsung.
Dengan menerapkan metode pembelajaran Talking Stick ini diharapkan siswa dapat secara aktif termotivasi mengikuti pembelajaran dengan baik, dapat melatih siswa untuk lebih giat belajar secara mandiri dan menguji kesiapan siswa dalam pembelajaran Bahasa Jawa. Jika siswa sudah termotivasi, kesiapan belajar sudah baik, maka hasil belajarpun akan lebih baik dan meningkat dari pembelajaran sebelumnya. (*/zal)
Guru SMPN 3 Kesesi, Kabupaten Pekalongan