RADARSEMARANG.COM, Kemauan peserta didik mempelajari materi jurnal umum di SMA Negeri 1 Ngluwar masih rendah. Apa penyebabnya? Banyak hal yang membuat peserta didik tidak termotivasi. Antara lain, karena materi jurnal umum banyak menghafal dan membangun konsep. Sedangkan peserta didik banyak diberikan tugas berupa membuat rangkuman.
Ditambah guru kurang menggunakan media pembelajaran yang menarik. Sedangkan, media pembelajaran itu sangat penting untuk memudahkan pemahaman bagi peserta didik. Sehingga, peserta didik saat penilaian harian (PH) nilai yang dicapai rata-rata hanya 65, dari nilai ketuntasan minimal yaitu 80. Kondisi seperti ini sangat memperihatinkan. Dari kondisi tersebut bagaimana cara mengatasinya? Penulis mencoba menggunakan media alper (alat peraga).
Alat peraga diharapkan dapat memudahkan mempelajari materi jurnal umum. Tentu harapan besarnya ada menjadikan pemahaman peserta didik meningkat. Jika pemahaman peserta didik bertambah, maka akan membuat nilai PH atau penilaian harian dan nilai saat evaluasi berupa Penilaian Akhir Tahun (PAT) juga lebih baik.
Menurut Wijaya & Rusyan (1994), yang dimaksud alat peraga pendidikan adalah media pendidikan berperan sebagai perangsang belajar dan dapat menumbuhkan motivasi belajar sehingga siswa tidak menjadi bosan dalam meraih tujuan belajar.
Menurut Nasution (1985) alat peraga pendidikan adalah alat pembantu dalam mengajar agar efektif. Sedangkan Sudjana (2009) mengatakan pengertian alat peraga pendidikan adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif dan efisien.
Faizal (2010) mengatakan alat peraga pendidikan sebagai instrumen audio maupun visual yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan membangkitkan minat siswa dalam mendalami suatu materi.
Menggunakan alat peraga sangat pas diterapkan untuk pelajaran akuntansi pada kompetensi jurnal umum. Karena pada materi ini banyak konsep yang harus ditanamkan kepada peserta didik. Konsep tentang debit dan kredit adalah pemahaman dasar yang harus dikuasai peserta didik. Maka, dengan menggunakan alat peraga konsep mendebit dan membuat kredit pada kompetensi jurnal umum mudah dipahami peserta didik.
Menggunakan alat peraga, peserta didik belajar mengalami langsung kompetensi jurnal umum. Tentu, hal tersebut peserta didik akan mempelajari dengan sungguh-sungguh konsep dasar itu. Alat peraga yang dipakai itu namanya Hade Uki Makan Pakel Berdua.
HaDe artinya harta saldo normalnya debit jika bertambah debit jika berkurang kredit; UKi artinya utang saldo normalnya kredit jika bertambah kredit jika berkurang debit; MaKan artinya modal saldo normalnya kredit jika bertambah kredit jika berkurang debit; Pakel artinya penghasilan saldo normalnya kredit jika bertambah kredit jika berkurang debit; Berdua artinya beban/biaya saldo normalnya kredit jika bertambah kredit jika berkurang debit.
Peserta didik diminta menghafal HaDe UKi MaKan PaKel Berdua. Setelah membaca akronim HaDe UKi MaKan PaKel Berdua lalu menjabarkan dalam konsep di kotak yang merupakan media belajar peserta didik.
Dengan alat peraga ini terbukti efektif untuk meningkatkan pemahaman dan hasil belajar. Pemahaman dapat dilihat dengan mudahnya peserta didik di SMAN 1 Ngluwar saat diberikan pertanyaan lisan. Peserta didik dengan mudah menjelaskan konsep di atas. Motivasi naik terbukti dengan semangat belajar peserta didik meningkat.
Ini terbukti dengan tidak ada siswa yang terlambat atau tidak mengikuti pelajaran materi jurnal umum. Hasil belajar peserta didik juga meningkat. Terbukti KKM atau Kriteria Ketuntasan Minimal jurnal umum meningkat dari 65 menjadi 80. (ng1/lis)
Guru SMAN 1 Ngluwar, Kabupaten Magelang