RADARSEMARANG.COM, Penutupan sekolah pada masa pandemi memberikan beberapa dampak yang merugikan siswa. Yaitu meningkatkan angka ketimpangan pengetahuan (learning gap), rentan putus sekolah akibat bekerja dan nikah dini. Terganggunya perkembangan emosi dan kesehatan psikologis. Menyebabkan learning loss atau menurunnya ketercapaian belajar dan kemampuan kognitif peserta didik.
Fenomena learning loss di kelas terlihat pada pengetahuan siswa terhadap kompetensi pembelajaran tidak terbentuk secara “sempurna” yang dapat diukur dari pemahaman konsep/materi, penguasaan materi, serta hasil belajar siswa yang cenderung rendah. Lambatnya proses “engagement” atau pemaduan antara siswa dan guru terhadap materi pembelajaran yang dibahas, partisipasi siswa di kelas dalam pembelajaran masih rendah pada awal PTMT, dan kurangnya keterampilan siswa dalam materi dengan kegiatan praktik.
Blended learning merupakan salah satu solusi model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam menanggulangi learning loss tersebut. Terutama dalam mengatasi keterpurukan prestasi menulis pada pembelajaran bahasa Indonesia. Sebagai model pembelajaran yang memadukan PJJ dan PTM, blended learning mampu mengatasi kekurangan jam pembelajaran tatap muka dengan sistem daring. Berdasarkan data efektivitas blended learning yang yang disampaikan oleh Blackboard (2013) menunjukkan guru lebih termotivasi pada kelas blended learning sebanyak 59%.
Sedangkan Center for Digital Learning (2013) mengatakan 73% pendidik yang menerapkan blended learning melihat peningkatan pada interaksi siswa atau student engagement (e-Ruang Guru.com). Kegiatan pendekatan secara personal kepada siswa yaitu membangkitkan motivasi belajar siswa, memberikan pembimbingan individu, dan membuka konsultasi pembelajaran diluar jam sekolah dapat dilakukan dengan cara PTM. Selanjutnya dalam memberikan penugasan mandiri kepada siswa dapat dilakukan sebelum pembelajaran di kelas dengan mengirim modul, ppt, video pembelajaran, link pembelajaran melalui PJJ.
Untuk mengejar ketertinggalan materi, guru perlu lebih sering memberikan latihan saat di kelas, mengadakan tes, atau kuis yang terkadang dengan soal yang diulang dilakukan dengan PTM.
Menulis merupakan materi praktik pada pembelajaran Bahasa Indonesia yang dianggap sulit oleh sebagian siswa. Pada masa pandemi keterampilan ini hasilnya masih sangat rendah. Demikian juga pada menyusun teks tanggapan.
Teks tanggapan yang merupakan materi disampaikan pada awal semester enam, masa awal pemulihan pembelajaran, yaitu mulai diberlakukannya PTMT 100 persen. Selama ini materi keterampilan menulis baik itu teks laporan percobaan, teks pidato persuasif, maupun teks cerpen, siswa hanya menulis asal jadi. Bahkan banyak yang plagiarisme dari karya yang ada. Maka, blended learning dapat menjadi model yang efektif pada awal pemulihan pembelajaran saat ini.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dapat dipersiapkan dengan memadukan antara PJJ dan PTMT. Kegiatan pembelajaran diawali dengan pendahuluan. Yaitu menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan yang akan dicapai, rancangan pembelajaran, serta rancangan penilaian dapat disampaikan terlebih dahulu dengan cara daring, yakni disampaikan melalui WhatsApp.
Pada bagian inti, siswa bisa diberikan video atau model teks tanggapan beserta beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan tayangan atau model teks tersebut untuk membangun konsep siswa terhadap teks tanggapan.
Saat PTMT guru dapat lebih fokus mengoptimalkan pembimbingan cara menulis atau menyusun teks tanggapan. Diskusi dan praktik penyusunan teks tanggapan disampaikan saat pembelajaran tatap muka tersebut. Pada bagian akhir pembelajaran, penguatan materi bisa disampaikan dengan daring (power point) yang dibagikan melalui WA grup pembelajaran Bahasa Indonesia atau pada akhir pembelajaran tatap muka.
Penilaian sebagai hasil menyusun teks tanggapan secara diskusi kelompok dapat disajikan secara offline atau menggunakan kertas. Sedangkan untuk tugas mandiri siswa diunggah di link form yang disediakan.
Simpulannya, pembelajaran blended learning dapat mengatasi kekurangan porsi jam pelajaran. Dan guru lebih mempunyai waktu yang leluasa dalam membimbing siswa dalam kegiatan diskusi dan praktik menulis yang selama ini tidak dapat (sulit) dilakukan melalui pembelajaran jarak jauh. (mk1/lis)
Guru Bahasa Indonesia SMPN 1 Mungkid, Kabupaten Magelang