28.3 C
Semarang
Thursday, 15 May 2025

Teknik Piramida sebagai Solusi Meningkatkan Kemampuan Baca Siswa

Oleh : Astuti, S.Pd.SD

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Pembelajaran membaca di kelas 4 Sekolah Dasar (SD) terkadang tidak mendapatkan perhatian yang serius dari guru. Hal ini karenakan guru beranggapan semua peserta didik kelas tinggi khususnya kelas 4 pasti sudah lancar dalam membaca dan menulis. Tetapi ternyata yang terjadi di kelas 4 SD Negeri Jambu, Kecamatan Tempuran, penulis masih banyak menemukan peserta didik yang belum lancar membaca.

Dampak yang ditimbulkan bagi peserta didik yang tidak lancar membaca adalah mereka akan kurang memahami isi bacaan yang dibacanya , tidak memperdulikan perilaku membaca yang baik. Dan akhirnya peserta didik tidak mengetahui tujuan dari apa yang dibacanya.

Menurut Tarigan, H.G ( 2013:7) membaca merupakan proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Hal inilah yang menjadi satu dorongan bagi guru untuk mencari solusi dari kurangnya kemampuan membaca peserta didik klas 4 di SD Negeri Jambu.

Untuk merangsang minat baca pada peserta didik kelas 4 di SD Negeri Jambu, penulis menggunakan sistem membaca mandiri teknik piramida. Yaitu kegiatan membaca yang dilakukan sendiri-sendiri dan guru tidak lagi membacakan isi cerita kepada peserta didik.

Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan H.G (1983) bahwa ada dua aspek yang penting dalam membaca yaitu keterampilan yang bersifat mekanis, dan keterampilan yang bersifat komprehension skills yang mencakup memahami leksikal sederhana bacaan.

Membaca mandiri teknik piramida ini mengarahkan peserta didik untuk membagi cerita yang dibacanya menjadi tiga bagian. Yaitu alur awal yang berisi tentang pembukaan, alur tengah tentang isi cerita dan alur akhir yang berisi tentang konklusi atau kesimpulan.

Pada teknik piramida peserta didik harus memahami isi tentang bagian dari ketiga bagian dari bacaan tersebut. Kemudian menuangkan lagi dalam bentuk piramida baca. Dalam menuangkan cerita, peserta didik tidak terpaku pada bacaan tetapi peserta didik menuliskan kembali dengan bahasa mereka sendiri tanpa mengurangi dan mengubah isi serta makna dari bacaan tersebut.

Guru harus jeli dalam memperhatikan proses pembelajaran. Jika selama membaca guru menemukan lima atau lebih kesalahan, maka disimpulkan buku bacaan itu belum sesuai dengan kemampuan peserta didik dalam membaca, dan langkah yang harus diambil adalah membantu peserta didik mencari buku bacaan yang sesuai dengan kemampuan baca peserta didik. Sehingga, peserta didik tidak menemukan kesulitan dalam memahami isi bacaan.

Jika dalam membaca peserta didik tidak menemukan kesulitan sama sekali maka guru mengarahkan dan memotivasi peserta didik untuk memilih buku yang lebih tinggi tingkatan isinya. Sehingga, peserta didik akan membaca sesuai pada tatanannya dan terpacu untuk meningkatkan kemampuan membacanya.

Hal ini sesuai dengan pendapat Nurhaya (2014), bahwa pembelajaran membaca dapat diartikan dengan serangkaian aktivitas yang dilakukan siswa dalam mencapai keterampilan dengan di bawah arahan, bimbingan dan motivasi guru.

Dengan kegiatan membaca mandiri menggunakan teknik piramida ini dapat menjadikan proses pembelajaran membaca di kelas 4 SD Negeri Jambu lebih aktif, peserta didik lebih cepat menangkap isi bacaan yang dibacanya dan minat dalam membaca lebih meningkat.

Dalam hal ini guru dituntut untuk berinovasi dan memilih strategi membaca yang tepat. Sehingga, kemampuan membaca peserta didik meningkat dan dapat memahami isi suatu bacaan dengan tepat. (mn1/lis)

Guru SDN Jambu, Kec. Tempuran, Kabupaten Magelang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya