RADARSEMARANG.COM, Meningkatkan mutu pendidikan adalah menjadi tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam pendidikan terutama bagi pendidik, yang merupakan ujung tombak dalam pendidikan. Pendidik adalah orang yang paling berperan dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat mempersiapkan anak didik menghadapi perkembangan teknologi.
Pendidik atau guru dalam pembelajaran selalu menggunakan pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran yang dapat memudahkan siswa memahami materi yang diajarkan. Namun masih terdengar keluhan dari para guru tentang materi pembelajaran yang terlalu banyak dan kekurangan waktu untuk menyampaikan materi pelajaran. Permasalahan ini juga dialami di MI Islamiyah Sidalang.
Menghadapi permasalahan tersebut salah satu solusinya adalah perlu penggunaan model pembelajaran, metode maupun strategi pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi pelajaran. Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah model pembelajaran yang kooperatif. Sunarwan dalam Sobri Sutikno (2004:5) mengartikan model merupakan gambaran tentang keadaan nyata. Model pembelajaran atau model mengajar sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk pada pengajar/pendidik dalam setting pembelajaran.
Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang menggunakan kelompok kecilsiswa untuk bekerjasama saling membantu dalam tugas-tugas pembelajaran, dan menekankan pada bantuan antar anggota kelompok daripada kompetisi antar perorangan.
Salah satu model pembelajaran kooperatif yang penulis sampaikan adalah Model Pembelajaran Student Team Achievement Devision (STAD). Student Team Achievement Devision (STAD) atau Tim siswa Kelompok Prestasi dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-teman merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Pendidik menggunakan lingkungan dan mengacu kepada kelompok belajar siswa, serta menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu menggunakan presentasi verbal atau teks.
Langkah-langkah model pembelajaran STAD meliputi : 1) membentuk anggota kelompok terdiri dari 4 siswa secara heterogeny (campuran jenis kelamin, prestasi,sifat, dll). 2) Guru menyajikan pembelajaran, siswa memperhatikan dan aktif bertanya dalam KBM. 3) Guru memberi tugas pada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. 4) Anggota kelompok yang sudah paham materi pembelajaran menjelaskan kepada anggota yang belum paham sampai semua anggota kelompok memahami materi pembelajaran. 5) Guru memberi evaluasi. 6) membuat kesimpulan bersama.
Sebagai contoh pada materi perubahan lingkungan hidup, salah satunya tentang pengaruh hujan terhadap lingkungan hidup/ terjadinya erosi. Setelah guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, guru mempersiapkan alat dan bahan yang terdiri dari : dua bak persegi, tanah biasa tanpa ditumbuhi rumput, tanah yang ditumbuhi rumput, dan air.
Langkah selanjutnya menata kedua jenis tanah ke dalam bak persegi yang berbeda, siramlah kedua jenis tanah tersebut dengan intensitas penyiraman yang sama. Siswa-siswa mengamati perubahan tanah pada kedua bak tersebut. Guru memberi tugas kepada siswa yang sudah memahami terjadinya erosi untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain sehingga semua anggota kelompok memahami materi pelajaran. Kemudian guru memberi pertanyaan sesuai mater pembelajaran (terjadinya erosi) dan siswa-siswa menjawab secara individu tanpa saling membantu. Kemudian guru memberi evaluasi atas jawaban siswa. Langkah terakhir guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang disampaikan.
Model pembelajaran ini membuat siswa lebih tertarik dalam kegiatan pembelajaran juga menghemat waktu penyampaian materi kepada siswa. Selain itutimbul rasa saling membantu atau kerjasama dalam memahami materi pelajaran dan saling menghargai kekurangan kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran, sehingga apa yang menjadi kendala dalam menyampaikan materi pembelajar oleh guru dapat diatasi. (fkp2/ton)
Guru MI Islamiyah Sidalang Tersono Batang