RADARSEMARANG.COM, Salah satu masalah yang sering dijumpai siswa Sekolah Dasar dalam pembelajaran matematika adalah memahami objek abstrak dari matematika itu sendiri. Pemahaman siswa mengenai objek abstrak matematika dinilai menjadi perhatian utama bagi guru dalam pembelajaran.
Menurut Ismail dkk (Hamzah, 2014: 48) matematika merupakan ilmu yang membahas angka-angka dan perhitungannya, membahas masalah-masalah numerik, mengenai kuantitas dan besaran, mempelajari hubungan pola, bentuk dan struktur, sarana berpikir, kumpulan sistem, struktur dan alat.
Hal ini berarti bahwa objek yang dibahas dalam matematika hanyalah pada permasalahan angka. Baik permasalahan angka yang memiliki nilai maupun sebagai sarana dalam memecahkan suatu masalah.
Berbagai usaha sadar telah dilakukan guru dalam menjembatani pemahaman siswa dari objek asbtrak menjadi objek konkret dalam matematika. Namun demikian, usaha tersebut dinilai belum maksimal sehingga siswa masih mengalami kesulaitan dalam memahami konsep matematika secara mudah.
Strategi dan pendekatan pembelajaran yang tidak sesuai dengan tahapan belajar siswa mengakibatkan siswa cenderung pasif dan tidak berminat dalam belajar. Minat belajar merupakan permasalah dalam matematika yang dinilai membutuhkan perhatian utama. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjawab permasalahan tersebut adalah dengan menawarkan strategi pembelajaran dan memperkenalkan media benda konkret yang tepat sesuai karakteristik dan tahap belajar siswa.
Salah satu materi pembelajaran yang dinilai perlu dibenahi pada siswa kelas V SD Negeri 1 Montongsari, Kecamatan Weleri, Kabupaten Kendal adalah masalah pecahan. Hasil belajar tentang pecahan yang masih rendah menunjukkan minta belajar yang rendah pula. Materi pecahan erat hubungannya dengan kehidupan siswa sehari-hari. Pecahan menjadi materi yang sulit dan menakutkan bagi siswa.
Namun jika guru mengetahui media atau cara yang tepat untuk mengajarkan pecahan, maka pecahan akan menjadi materi yang menyenangkan dan mengagumkan. Untuk mewujudkan hal tersebut, salah satu upaya yang dilakukan penulis selaku guru adalah menerapkan media blok pecahan untuk menarik perhatian/minat belajar siswa dalam pembelajaran.
Media blok pecahan merupakan salah satu media pembelajaran dalam matematika yang berbentuk lingkaran terbuat dari kertas yang dipotong potong menjadi beberapa bagian dengan ukuran yang sama.
Selain itu, guru juga memberikan kebebasan kepada siswa untuk membuat blok pecahan dari bahan-bahan yang mudah ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Seperti karton bekas atau kertas warna-warni yang dibentuk menjadi beberapa bagian yang sama sesuai dengan jumlah pecahan yang diinginkan.
Dalam proses pembelajaran, media blok pecahan sangat mudah untuk menanaman konsep pecahan kepada siswa, menyatakan pecahan ke bentuk yang ekuivalen, menyederhanakan pecahan, melakukan operasi hitung pecahan, dan membandingkan dua pecahan.
Pada akhir pembelajaran guru meminta siswa mempresentasikan penugasan melalui media blok pecahan untuk mendapatkan tanggapan dari kelompok lain. Dengan demikian siswa akan terlibat langsung dalam proses pembelajaran dan merangsang proses berpikir siswa. Selain iti, blok pecahan juga dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan jumlah pecahan. Siswa dapat memainkan dan menghubungkannya secara langsung dengan konsep pecahan yang dipelajarinya. Sehingga pemahaman siswa yang tadinya abstrak menjadi konkret.
Hasil pembelajaran menunjukkan bahwa melalui media blok pecahan, minat belajar siswa untuk belajar matematika terutama tentang pecahan meningkat. Hal itu dapat terlihat dari hasil belajar siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar minimal. Penerapan media blok pecahan sangat membantu siswa menemukan sendiri pengalaman belajarnya, sehingga siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran.
Selain itu siswa merasa senang karena dapat belajar sambil bermain dengan menggunakan blok pecahan, mempunyai sikap positif terhadap penggunaan benda manipulatif pembelajaran matematika dan pemahaman konsep pecahan. (ips2/lis)
Guru SDN 1 Montongsari, Kecamatan Weleri, Kabupaten Kendal