32 C
Semarang
Sunday, 15 June 2025

Mengenal Konsep Matematika melalui Bermain, Bernyanyi dan Bertepuk Tangan

Oleh: Gagat Wahyuni, S.Pd.AUD

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Masa pandemi Covid-19 sudah berlalu, semua fasilitas umum sudah dibuka tidak ketinggalan juga sekolah-sekolah sudah mulai melaksanakan pembelajaran tatap muka. Dari Sekolah Taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi.

Kususnya di Taman Kanak-kanak selain sekolah dan warga sekolah, orang tua anak didik mulai mengantar anaknya mengikuti kegiatan di sekolah. Pembelajaran berlangsung dengan mematuhi protokol kesehatan. Wajah-wajah polos dan ceria anak-anak mulai memasuki sekolah. Mereka gembira sekali berlarian dan bermain-main di halaman sekolah. Kegiatan bermain dilakukan anak-anak bersifat rileks dan sangat disenangi.

Dengan bermain anak dapat mengembangkan kecerdasan Moral dan Nilai Agama, Sosial emosional dan kemandirian, Kemampuan Bahasa, Kobnitif, Fisik Motorik, Seni. Semua anak usia dini tanpa memandang usia mereka belajar dengan sangat baik melalui bermain (Phelps, 2005).

Bermain matematika bagi anak usia dini merupakan kegiatan yang dirancang untuk mengenalkan konsep-konsep matematika permulaan dengan cara bermain yang menyenangkan. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kemampuan matematika awal pada anak kelompok B2 TK Negeri Pembina Bobotsari.

Setelah beberapa hari masuk sekolah ternyata di dapati ada beberapa anak yang belum paham konsep bilangan. Dari hasil komunikasi dengan anak-anak dan orang tua ternyata selama belajar dirumah masa pandemi banyak ditemui kendala seperti anak sulit disuruh mengerjakan tugas, kurangnya perhatian orang tua terhadap anak, sinyal buruk, ada juga yang tidak punya gadget.

Untuk mengatasi masalah tersebut kami berupaya meningkatkan kemampuan kognitif anak melalui bermain matematika. Anak-anak sebenarnya mulai belajar matematika dalam kegiatan sehari-hari. Pembelajaran seperti apakah yang dibutuhkan untuk mereka? Marilah kita simak beberapa permainan yang disenangi anak-anak. Tentunya dicari dari lingkungan terdekat anak terlebih dahulu.

Pertama; Mencocokkan. Konsep matematika yang digunakan untuk menggambarkan hal-hal yang memiliki kesamaan (misalnya kesamaan desain atau warna). Kedua; Mengelompokkan/ Klasifikasi. Konsep matematika dimana anak mengelompokkan benda berdasarkan ciri-ciri tertentu. Ketiga; Geometri. Geometri merupakan konsep matematika yang berkaitan dengan pertanyaan bentuk-bentuk dan hubungan spasial. Keempat Pola; Pola dapat ditemukan dimana saja, mulai dari pola yang sangat sederhana yang berulang dengan dua atau tiga elemen, hingga pola berulang dengan banyak elemen. Kelima Pola; Pola dapat ditemukan dimana saja, mulai dari pola yang sangat sederhana yang berulang dengan dua atau tiga elemen, hingga pola berulang dengan banyak elemen.

Keenam Bilangan; Bilangan (angka) dan berhitung adalah bagian penting dari pemahaman konsep matematika anak. Konsep Lebih Kurang Mengenalkan konsep lebih kurang kepada anak merupakan kunci awal untuk memahami konsep penjumlahan dan pengurangan. Ketujuh Grafik; Pengetahuan tentang grafik merupakan konsep matematika yang dapat dikenalkan setelah anak mampu memilih dan mengelompokkan benda.

Kedelapan Pengukuran; Pada tahap awal mengenalkan pengukuran pada anak, guru perlu mengenalkan konsep lebih panjang, lebih pendek, lebih ringan, lebih berat, lebih cepat, dan lebih lambat. Tahap berikutnya, anak diajak menggunakan alat ukur tidak standar, seperti langkah kaki, jengkal, dan hasta. Pada tahap lebih tinggi lagi, anak diajak menggunakan alat ukur standar seperti: jam dinding, jam tangan, penggaris, thermometer, dan meteran.

Dalam mengenalkan konsep matematika yang menyenangkan, guru atau orang tua dapat mengajak anak untuk bermain, bernyanyi, bertepuk tangan, menghitung dengan berbagai media. Gunakan benda – benda konkret agar anak lebih muda mengenal konsep lebih kurang, menghitung, mengurutkan.

Kegiatan ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan lingkungan sekitar yang terdekat anak, missal; menghitung jari, kerikil, teman, alat tulis, kursi, meja, dan sebagainya. Sebagai contoh bermain, bernyanyi mengenal angka 1-8 dengan lagu. Satu, dua, tiga empat, lima enam tujuh delapan siapa rajin ke sekolah cari ilmu sampai dapat sungguh senang amat senang bangun pagi-pagi sungguh senang.

Bermain sangat membantu meningkatkan kemampuan matematika awal pada anak usia dini, karena mereka memperoleh pengetahuan melalui kegiatan secara rilek dan sangat menyenangkan. Seperti yang diterapkan di TK Negeri Pembina Bobotsari, Purbalingga. (pb1/zal)

Guru TK Negeri Pembina Bobotsari, Purbalingga


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya