31 C
Semarang
Wednesday, 16 April 2025

Menerapkan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan dengan Media GMB

Oleh : Kusno, S.Pd.SD

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Matematika bagian dari kehidupan manusia, oleh karena itu penting untuk dipelajari. Banyak siswa mengatakan matematika sulit dan membosankan. Asumsi seperti ini sering terdengar, padahal kotinyuitas matematika memiliki jam pembelajaran yang tidak sedikit.

Namun kenyataannya anak merasa bosan dan enggan untuk belajar matematika dibanding pelajaran lainnya.

Perlu disadari bahwa cara belajar masing-masing peserta didik sangat heterogen. Cara belajar dan menerima pembelajaran berbeda-beda antara satu dengan lainnya.

Selain itu juga ada keunikan dan jenis karakter yang dimilikinya. Maka dari itu perlu memahami konsep pembelajaran yang disajikan lebih menarik dan memberi daya tarik bagi peserta didik. Dengan mengikis pembelajaran yang mengadopsi transfer pengalaman.

Dalam hal ini pendidik dituntut untuk dapat menghadirkan konsep belajar yang menyenangkan dengan konsep bermain, agar pembelajaran lebih bermakna, dan meningkatkan minat untuk terus mendalaminya.

Materi penjumlahan dan pengurangan merupakan konsep dasar yang dipelajari pada jenjang pendidikan dasar. Penanaman konsep dalam pembelajaran pendidikan dasar sangat diperlukan agar pembelajaran lebih bermakna. Dengan memahami karaketristik guru perlu menyajikan pembelajaran yang konstektual.

Bagaimana agar konsep penjumlahan dan pengurangan dapat dipahami secara mudah? Menurut Mulyasa (2006) menyebutkan bahwa setiap peserta didik memiliki perbedaan yang unik, mereka memiliki kekuatan, kelemahan, minat, dan perhatian yang berbeda-beda.

Latar belakang keluarga, sosial ekonomi, dan lingkungan, membuat peserta didik berbeda dalam aktivitas, kreatifitas, intelegensi, dan kompetensi.

Guru harus dapat mengidentifikasi perbedaan individu peserta didik, dan menetapkan karakter umum yang menjadi ciri kelasnya, yaitu memahami ciri-ciri peserta didik yang harus dikembangkan dan yang harus diarahkan.

Sedang menurut Asmani (2009), manusia mempunyai kebiasaan, kesenangan, dan kecenderungan berbeda-beda yang secara alami tidak dipaksakan. Bruner (2007) mengungkapkan bahwa pembelajaran matematika harus terdapat keterkaitan antara pengalaman belajar siswa sebelumnya dengan konsep yang akan diajarkan.

Hal serupa juga ditegaskan Freudenthal (2001), bahwa agar matematika memiliki nilai kemanusiaan (human value) maka pembelajarannya harus dikaitkan dengan realita, dekat dengan pengalaman anak, serta relevan untuk kehidupan masyarakat.

GMB adalah akronim dari gelas mineral bekas. Benda ini banyak ditemukan di sekitar kita dan sering menjadi sampah penyebab masalah.

Dengan konsep belajar konstektual benda tersebut dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran dalam menanamkan konsep penjumlahan dan penguruangan. Pendidik dapat memodifikasi gelas mineral bekas menjadi media pembelajaran yang menarik.

Bagaimana konsep GMB dalam pembelajaran matematika? Proses yang dapat dilakukan menyediakan beberapa gelas mineral bekas, sesuaikan dengan nilai tempat bilangan, tempelkan gelas bekas pada papan penopang untuk memudahkan penggunaan. Siapkan sedotan minum yang berbeda warna sebagai pembeda nilai tempat bilangan. Seperti nilai satuan, puluhan, ratusan, ribuan, puluh ribuan dan lainnya.

Pendidik memberikan contoh penanaman konsep melalui media gelas bekas, untuk penjumlahan kenapa menyimpan, pengurangan mengapa meminjam. Melalui media ini pendidik dapat menjelaskan lebih mudah asal muasal menyimpan dan meminjam dalam konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan. Sehingga memberikan pemahaman mengapa harus menyimpan dan juga meminjam.

Memahami karakteristik belajar peserta didik sekolah dasar sangat diperlukan agar dapat menyusun konsep pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran yang menyenangkan tentunya pembelajaran yang sesuai dengan masanya.

Melalaui media GMB dapat menanamkan konsep pembelajaran yang mudah dipahami dan membuat daya ingat yang tidak mudah di lupakan. Melalui media ini mengurangi konsep transfer pengetahuan menjadi pengalaman. (pb1/ton)

Guru SD Negeri 3 Sirau Kec. Karangmoncol Kab. Purbalingga


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya