RADARSEMARANG.COM, Belum lama ini SD Negeri 2 Bobotsari telah mengikuti kegiatan Gerakan Peduli dan Budaya Lingkungan Hidup Sekolah (Gerakan PBLHS). Sekolah yang melaksanakan Gerakan PBLHS adalah sekolah yang berperilaku ramah lingkungan hidup, mempunyai rencana Gerakan PBLHS, melaksanakan, melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaanya, serta mempunyai program dan aktivitas pendidikan yang diarahkan kepada pembelajaran dan pembiasaan peduli dan berbudaya lingkungan hidup.
Gerakan PBLHS sangat besar manfaatnya bagi sekolah, yaitu membantu usaha sekolah dalam penerapan Standar Nasional Pendidikan dan memperoleh lingkungan sekolah yang bersih dan nyaman yang akan mendukung proses pembelajaran di sekolah. Demikian halnya dengan proses pembelajaran di sekolah. Guru dapat memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
Suleman dalam Hamzah B Uno (2019:137) menyatakan bahwa lingkungan merupakan suatu keadaan di sekitar kita. Lingkungan terdiri atas lingkungan alam dan lingkungan buatan.
Lingkungan merupakan salah satu potensi anugerah Tuhan yang digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan manusia dalam menjalani hidup agar dapat dijaga kelestariannya. Lingkungan dapat digunakan sebagai sumber belajar yang efektif, efisien, dan tidak membutuhkan biaya mahal dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
Sebagai bentuk implementasi sekolah yang berbasis lingkungan, penulis sebagai guru kelas 4 SD Negeri 2 Bobotsari, memanfaatkan lingkungan sebagai sumber pelajaran dan media belajar.
Sumber pelajaran menurut AECT dan Banks dalam Kokom Komalasari (2011: 108) adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan guru baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan untuk kepentingan belajar nebgajar dengan tujuan meningkatkan efektifitas dan efisiensi tujuan pembelajaran.
Salah satu sumber belajar adalah lingkungan. Lingkungan merupakan situasi di sekitasr proses blajar mengajar di mana pembelajar dapat menerima pesan (Kokom Komalasari, 2011:108).
Media belajar menurut Miarso dalam Rudi Susilana (2009:6) merupakan segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar. Melalui media belajar tidak menimbulkan verbalisme. Pengetahuan akan semakin abstrak apabila pesan hanya disampaikan melalui kata verbal.
Guru dan siswa dapat memanfaatkan tanaman dan lingkungan yang ada di sekitar sekolah, kebun sekolah, dengan harapan siswa memperoleh pengalaman belajar yang, konkret, kontekstual, dan bervariasi sehingga pembelajaran lebih menarik, aktif, dan menyenangkan.
Salah satu contoh mengolah limbah sampah daun, para guru memanfaatkan daun daun kering, dengan membuat herbarium, yaitu daun tumbuhan yang diawetkan. Hal ini bermanfaat bagi siswa untuk mengenal dan mengelompokkan jenis-jenis tulang daun dan materi muatan pelajaran.
Sebagian sampah daun yang lain adalah dengan memasukkan pada lubang biopori agar dapat menjadi kompos, hasilnya dapat digunakan sebagai pupuk tanaman yang ada di sekolah. Masih banyak materi yang berkaitan dengan lingkungan yang ada di sekolah. Guru dan siswa dapat memanfaatkan lingkungan sekolah beserta isinya secara efektif dan efisien.
Semoga dengan menerapkan konsep pembelajaran menggunakan lingkungan akan memberikan peluang kepada siswa untuk meningkatkan hasil belajar. Konsep pembelajaran dengan menggunakan lingkungan juga memberikan motivasi belajar bagi siswa.
Motivasi belajar akan meningkat karena siswa mengalami suasana belajar yang berbeda dari biasanya. (pb2/ton)
Guru SD Negeri 2 Bobotsari