27 C
Semarang
Tuesday, 17 June 2025

Model Kepemimpinan untuk Meningkatkan Akuntailitas Guru

Oleh: Ahmad Sokhif, S.Ag

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, DISIPLIN kerja personil sekolah diperlukan untuk mencapai tujuan madrasah. Keberhasilan dalam proses pembelajaran di madrasah tidak terlepas dari peran guru dalam menjalankan tugas, dan sikap disiplin wajib dimiliki oleh semua personil yang ada di sekolah. Kepala madrasah adalah pemimpin dan manajer yang sangat menentukan dinamika madrasah menuju gerbang kesuksesan dan kemajuan disegala bidang kehidupan. Selain dibantu guru dan stafnya untuk meningkatkan suksesnya madrasah.

Guru merupakan faktor yang sangat dominan dalam pendidikan secara umum karena guru bertanggung jawa atas proses pembelajaran dimana proses pembelajaran merupakan sentral dari proses pendidikan secara keseluruhan.

Sedangkan keterbatasan pengendalian masalah merupakan salah satu dilema belajar terutama kendala yang dihadapi guru dalam bidang studi. Kendala tersebut dapat muncul dari guru itu sendiri dari siswa dari lingkungan keluarga atau dari faktor fisik termasuk dari dalam sekolah itu sendiri.

Salah satunya pada permasalahan di MIS Menjangan ada masih kesulitan mendisiplinkan guru yang kurang disiplin. Baik kurang disiplin dalam hal administrasi kelas dan peraturan tepat waktu baik pada kehadiran dan waktu mengajar yang akurat. kendala lainnya adalah masih terdapat guru yang belum siap mengajar dan masih banyak guru yang belum terlatih.

Dalam menjaga disiplin sekolah/madrasah, penulis menerapkan beberapa gaya kepemimpinan kepala sekolah yang sangat penting dalam menentukan kemajuan sekolah/ madrasah. Ada berbagai gaya yang dapat diadopsi oleh penulis yang mendapat dapukan sebagai kepala sekolah untuk pendisiplinan guru staf dan siswa yaitu sebagai berikut: Pertama, gaya informasional (narasi), gaya mengajar diterapkan pada guru yang tidak mampu dan tidak berani bertanggung jawa ketika melakukan tugas yang perlu dijelaskan memerikan pengarahan dan pengawasan khusus.

Kedua, Gaya Kepemimpinan Instruksional (G1) cocok untuk guru yang tidak mampu dan tidak mau menerima tanggung jawa. Manajer melakukan pengawasan ketat sehingga derajat hubungan manusia rendah tetapi kepedulian terhadap organisasi tinggi. Kepala sekolah memberikan instruksi kepada para guru dan melakukan pengawasan yang ketat.

Dalam gaya mengajar kepala sekolah lebih dominan dalam memberikan instruksi pekerjaan rumah kepada guru dan lebih sedikit dalam perilaku relasional (pekerjaan rumah tinggi dan afinitas rendah). Ketiga, gaya otoriter, untuk meningkatkan disiplin guru jika seorang guru mengabaikan arahan kepala sekolah hanya yang akan meniru gaya memerintah. Keempat, Gaya kepemimpinan demokratis termasuk memberikan guru kesempatan untuk mengejar tolok ukur di beberapa sekolah dan memberi kesempatan untuk menindak lanjuti keluhan dan harapan guru.

Harapannya penulis dalam melakukan gaya kepemimpinan utamanya meningkatkan disiplin guru yaitu dapat tercapai sehingga proses KBM di madrasah berjalan lancar. Kepala sekolah juga melakukan pendekatan secara personal, melalui komunikasi yang baik serta memberikan motivasi.

Kemudian memberikan bimbingan dan kesempatan kepada guru untuk dapat menunjukan kemampuannya, jika diberi tugas dan tanggung jawab dan selalu patuh terhadap aturan yang telah dibuat bersama.

Maka jika ditarik beberapa kesimpulan khusus : adalah menggunakan otoriter gaya kepemimpinan dan demokratis dengan melihat proses masuk kelas dengan tepat waktu sesuai kelas yang ditetapkan oleh sekolah.

Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah untuk meningkatkan akuntailitas guru dengan memulai proses pembelajaran adalah dengan mengadopsi gaya kepemimpinan demokratis. Adapun Selain itu kurangnya disiplin guru terhadap tugas dan tanggung jawa guru dalam pembelajaran bagi kepala sekolah menerapkan berbagai gaya kepemimpinan. (Pendidikan et al., 2015). (cd2/zal)

Kepala Sekolah MIS Menjangan, Kab. Pekalongan


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya