26 C
Semarang
Thursday, 17 April 2025

Kemampuan Memahami Bahasa Ekspresif melalui Metode Sosiodrama

Oleh : Weni Tri Sustiwi, S. Pd. AUD

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Kemampuan berbicara/berbahasa sangat mempengaruhi penyesuaian sosial dan pribadi seorang anak. Hal ini dapat dilihat melalui beberapa hal. Pertama, anak yang pandai berbicara akan memperoleh pemuasan kebutuhan dan keinginan karena anak dapat menyampaikan apa yang dibutuhkan dan diinginkannya.

Kedua, anak yang pandai berbicara memperoleh perhatian dari orang lain. Ketiga, anak yang pandai berbicara mampu membina hubungan dengan orang lain. Keempat, anak yang pandai berbicara akan memiliki kepercayaan diri. Kelima, anak yang pandai berbicara biasanya mempunyai kemampuan akademik yang lebih baik.

Namun dari kelima sisi positif di atas, belum tampak pada anak di TK ABA Congkrang, Kabupaten Magelang khususnya anak kelompok B. Anak belum bisa mencapai nilai seperti yang diharapkan, masih banyak anak yang mempunyai nilai belum berkembang, kurangnya kemampuan anak dalam memahami bahasa ekspresif, kurangnya minat anak dalam melakukan komunikasi menggunakan bahasa lisan, dan belum banyaknya kosakata yang diketahui anak.

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut penulis menerapkan pembelajaran tentang sosiodrama guna meningkatkan kemampuan bahasa ekspresif. Dengan kegiatan sosiodrama, diharapkan penerapan konsep bahasa ekspresif lebih disukai anak sehingga menumbuhkan minat untuk memahami konsep bahasa ekspresif.

Selain itu, anak mempunyai kesiapan dalam pembelajaran berbahasa melalui praktik secara langsung sehingga anak akan mengetahui dan menemukan sendiri konsep berbahasa ekspresif secara mendalam.

Menurut Wiryaman (2020: 1-27), sosiodrama merupakan metode mengajar dengan cara mempertunjukan kepada siswa tentang masalah-masalah, caranya dengan mempertunjukan kepada siswa masalah bimbingan hubungan sosial tersebut didramatisirkan oleh siswa di bawah pimpinan guru.

Djamarah (2020: 200) berpendapat metode sosiodrama adalah cara mengajar dengan memberikan kesempatan pada anak didik untuk melakukan kegiatan memainkan peran tertentu yang terdapat dalam kehidupan masyarakat.

Berdasarkan antara harapan dan kenyataan itu, penulis menerapkan metode sosiodrama untuk memahamkan anak dalam bahasa ekspresif. Berikut hal-hal yang dilakukan penulis.

Penulis memberikan pertanyaan yang menarik agar anak terangsang untuk menjawabnya, memberikan gambaran tentang berbagai macam peran/jenis pekerjaan tertentu. Setelah anak memahami peran tersebut, menyiapkan alat atau bahan sosiodrama.

Anak diberi penjelasan tentang peran/tugas masing-masing; penulis memberikan penjelasan kepada anak tentang alur cerita beserta percakapannya. Untuk memotivasi dan merangsang anak agar mau mengekspresikan dirinya (menjiwai apa yang diperankannya) maka anak diminta membayangkan bahwa dirinya benar-benar menjadi peran itu. Dengan demikian, karena asyiknya bermain peran anak secara spontan akan berbicara sesuai dengan apa yang diperankannya.

Setelah penerapan metode sosiodrama terlihat jelas manfaatnya. Antara lain anak tidak hanya mengerti persoalan-persoalan psikologis, tetapi mereka juga ikut merasakan perasaan dan pikiran orang lain bila berhubungan dengan sesama manusia. Ikut menangis bila sedih, rasa marah, emosi, dan gembira.

Anak dapat menempatkan diri pada tempat orang lain dan memperdalam pengertian mereka tentang orang lain. Anak lebih meningkat dalam berbahasa ekspresif. Anak mempunyai jiwa pemberani berkomunikasi dengan orang lain.

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan, dengan metode sosiodrama menjadikan anak kelompok B di TK ABA Congkrang Kabupaten Magelang sudah bisa mencapai nilai seperti yang diharapkan. Nilai anak sudah berkembang dengan bagus. Anak mampu dalam memahami bahasa ekspresif. Meningkatnya minat anak dalam melakukan komunikasi menggunakan bahasa lisan. Anak sudah mengetahui kosakata dengan baik. (rn1/lis)

Guru TK ABA Congkrang, Kabupaten Magelang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya