RADARSEMARANG.COM, Pemerintah mengeluarkan kebijakan agar sekolah-sekolah meminta siswanya untuk belajar di rumah atau metode pembelajaran jarak jauh mulai 16 Maret 2020.
Hal ini membawa dampak juga bagi mata pelajaran IPA yang sering harus praktik di laboratorium. Pandemi membuat guru harus kreatif mencari ide agar siswa bisa melakukan praktikum di rumah dengan alat dan bahan yang ada di sekitar siswa.
Penyampaian materi meskipun lewat daring dengan praktik, membuat siswa lebih antusias dan bersemangat untuk memahami materi, meskipun dengan keterbatasan alat dan bahan.
Hal ini dikarenakan siswa memiliki pengalaman yang berkesan dalam memahami materi jika siswa melakukan praktik. Saat daring, guru harus bisa menyesuaikan alat dan bahan praktikum dengan kondisi siswa di rumah.
Berdasarkan pengalaman penulis, salah satu praktikum yang harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan siswa adalah materi destilasi. Hal ini karena alat yang ada di laboratorium untuk materi destilasi sangat sulit jika diterapkan di rumah dan alat tersebut sebenarnya dapat diganti dengan alat dari barang bekas di sekitar siswa.
Budiyanto (2015:1147) menyatakan bahwa respons siswa terhadap alat destilasi sederhana berbasis barang bekas hasil pengembangan menjadi sangat antusias maka dapat disimpulkan bahwa alat destilasi sederhana yang dikembangkan layak digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan kategori sangat tinggi.
Alat destilasi sederhana ini sangat mudah dibuat oleh siswa di manapun berada dan relative tidak membutuhkan biaya karena hanya memanfaatkan barang bekas serta sangat mudah dalam merangkainya. Barang-barang bekas yang digunakan terdiri dari botol bekas minuman vitamin C sebanyak 2 buah yang berfungsi sebagai pengganti labu destilasi dan sebagai penampung destilat, kaleng bekas roti berfungsi sebagai wadah untuk pengganti pendingin, selang untuk mengalirkan air sebagai pendingin dan es batu untuk mempercepat pengembunan hasil destilasi. Sebagai pemanas digunakan lampu spirtus sedangkan untuk penopang botol destilasi digunakan kaki tiga dan kasa strimin.
Prinsip kerja dari alat destilasi sederhana ini adalah pemisahan zat yang kita inginkan dari campuran berdasarkan perbedaan titik didihnya. Prosedur penggunaan alat ini adalah mula-mula campuran yang akan dipisahkan dilarutkan dimasukkan ke dalam botol yang tersedia.
Kemudian ditutup dengan sumbat yang sudah disambung selang plastik yang dihubungkan dengan botol satunya sebagai wadah penampung hasil destilasi, selang dilewatkan melalui kaleng roti yang sudah diisi air dan es batu.
Setelah rangkaian tersebut siap selanjutnya nyalakan lampu spiritus untuk mendidihkan campuran yang akan didestilasi, amati dan tunggu sebentar hingga campuran mendidih.
Campuran yang memiliki titik didih lebih rendah akan mendidih terlebih dahulu dan menguap melalui selang plastik dan melewati kaleng roti yang berisi air es sebagai pendingin. Selanjutnya uap akan mengembun dan menetes masuk ke botol penampung hasil destilasi.
Berdasarkan pengalaman penulis yang telah menerapkan di SMP Negeri 1 Mungkid, penggunaan alat ini sangat efektif dan efisien serta tingkat keberhasilannya sangat tinggi.
Anak-anak langsung dapat memahami dan menguasai materi tentang pemisahan campuran melalui destilasi. Yang lebih penting semua anak terlibat dan mengalami pengalaman belajar dengan praktik secara langsung sehingga menguasai kompetensi yang diharapkan serta peningkatan rasa percaya diri dan kemandirian siswa terbangun dengan sendirinya. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat ini bisa membantu sekolah-sekolah yang belum memiliki alat destilasi sederhana. (mk1/lis)
Guru IPA SMPN 1 Mungkid, Kabupaten Magelang