RADARSEMARANG.COM, Dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional di era abad-21, pembelajaran dituntut untuk meningkatkan kompetensi siswa melalui keterampilan sains abad-21. Yaitu keterampilan 4C yang meliputi Creative, Critical Thinking, Colaboration, dan Comunication.
Membaca puisi adalah salah satu keterampilan berbahasa yang masuk dalam ranah creative, colaboration dan comunication. Membaca puisi termasuk dalam bagian apresiasi. Secara makna leksikal, apresiasi(appreciation) mengacu pada pengertian pemahaman dan pengenalan yang tepat, pertimbangan, penilaian, dan pernyataan yang memberikan penilaian (Homby dalam Sayuti,1985: 202).
Sementara itu, Effendi (1973:18) menyatakan bahwa apresiasi adalah menggauli cipta sastra dengan sungguh-sungguh sehingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta sastra. Dengan demikian, membaca puisi penulis yakini sebagai bagian dari apresiasi meskipun dalam tataran paling rendah.
Membaca puisi itu gampang-gampang sulit. Dikatakan gampang karena asal bisa membaca, berikan tekanan pada kata-kata tertentu, sedikit ekspresi, jadilah sudah kegiatan membaca puisi itu. Sedangkan membaca puisi dikatakan sulit karena tuntutan adanya ekspresi, intonasi, tempo yang sering menjadi penghalang bagi siswa untuk melakukannya.
Seringkali guru mengalami kesulitan menyuruh siswanya maju ke depan kelas untuk membaca puisi, apalagi harus dengan ekspresi dan vokal serta intonasi yang memadahi.
Selain diperlukan waktu lama untuk tawar-menawar, ujung-ujungnya guru akan kecewa ketika siswanya maju membaca puisi seperti membaca berita atau Pembukaan UUD 45. Celakanya kalau siswa minta gurunya memberi contoh, ternyata gurunya sendiri kurang yakin akan kemampuannya.
Berekspresi memang sangat dekat hubungannya dengan mental. Sebenarnya tidaklah terlalu harus dikecilhatikan, bahwa dari tiga puluh lima siswa dalam satu kelas, tentu ada satu dua yang berbakat membaca puisi.
Namun dalam hal ini, masalahnya adalah bila tiga puluh lima siswa akan kita paksa bisa membaca puisi semua. Ini bisa jadi perjuangan berat untuk bisa mencapai ke sana.
Kemajuan teknologi audio visual dan murahnya biaya memberikan peluang untuk mengatasi hal tersebut. Dengan menggunakan HP android yang tidak terlalu mahal semua siswa bisa membuat video baca puisi. Pembuatan video baca puisi ternyata menjadi daya tarik tersendiri bagi siswa. Penulis telah mencoba kegiatan ini di kelas XII semester 1 SMA Negeri 8 Purworejo.
Adapun hasilnya ternyata sangat menggembirakan. Seluruh siswa mengirimkan video karyanya meskipun variasi waktunya beragam, ada yang cepat ada pula yang mengambil kesempatan akhir waktu.
Bentuk tugasnya yaitu siswa merekam pembacaan puisi mandiri di tempat terbuka, bisa di pantai, di taman makam pahlawan, atau di sawah tergantung tema puisi yang dibaca.
Aplikasi kine master, viva video, power director dan yang lainnya, menyediakan layanan rekaman lengkap dengan musiknya. Atau, bagi siswa yang sudah lebih menguasai IT bisa melakukannya dengan cara edit lengkap dengan pengolahan gambar dan suara yang lebih menarik.
Apapun caranya, terlihatlah hasilnya yang menunjukkan semua siswa bisa membaca dengan lebih berani. Ketika guru menanyakan mengapa para siswa bisa berbeda membacanya dibandingkan dengan membaca di depan kelas? Jawaban para siswa adalah bahwa mereka merasa tidak ada yang melihat, sehingga apapun ekspresi dan kegagalan baca bisa diulang berkali-kali hingga mereka merasa telah membaca dengan baik.
Hal yang menarik lagi, setelah siswa mengumpulkan video secara bertahap, video tersebut diputar di kelas. Tingkat antusiasme siswa ternyata sangat menggembirakan. Aplaus dan kritik bermunculan mengiringi setiap pemutaran video. Dalam sesi tanya jawab pascabaca, setiap siswa mengemukakan kesulitan masing-masing.
Alhasil, siswa merasa telah berkarya dan diapresiasi dengan sepenuh hati oleh guru dan teman-temannya. Bagi guru sendiri, rekaman video itu bisa menjad dokumen pribadi yang bisa digunakan sebagai materi pembelajaran dan kenang-kenangan. (p8/lis)
Guru SMAN 8 Purworejo