RADARSEMARANG.COM, Apa yang dimaksud estetika (aesthetic)? Pengertian estetika adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari dan membahas tentang keindahan. Bagaimana suatu keindahan dapat terbentuk, serta bagaimana keindahan bisa disadari dan dirasakan manusia.
Menurut Herbert Read, estetika adalah kesatuan dan hubungan bentuk yang ada di antara pencerapan indrawi manusia. Biasanya, manusia menganggap estetika adalah seni, atau seni akan selalu mengandung nilai keindahan.
Pandangan seperti ini sebenarnya salah dan justru membuat masyarakat kesulitan dalam mengapresiasi seni. Sebab, menurut Herbert Read, seni tidak selalu mengandung nilai keindahan.
Menurut KBBI, istilah estetika memiliki dua arti. Estetika adalah suatu cabang filsafat yang membahas tentang seni, nilai keindahan, dan tanggapan manusia terhadapnya. Estetika juga dapat didefinisikan sebagai kepekaan manusia terhadap seni dan keindahan.
Apakah seseorang yang tidak berkecimpung di dunia kesenian memiliki kepekaan dan kecerdasan estetik? Jawabannya bisa. Karena kecerdasan estetik derajatnya sama dengan kecerdasan Intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Kecerdasan estetik harus diasah kepekaannya. Karena bukan muncul begitu saja dalam diri seseorang.
Selain kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual dan kecerdasan spiritual, ternyata manusia juga memiliki kecerdasan Estetik, atau kecerdasan tentang keindahan.
Tidaklah seimbang jika seorang manusia tidak memiliki kecerdasan estetik, karena ada binatang tertentu yang memiliki kecerdasan estetik. Makanya manusia sebagai makhluk yang diciptakan Tuhan lebih sempurna dibanding makhluk ciptaan-Nya yang lain. Maka manusia dibekali kecerdasan estetika.
Kecerdasan estetika ini harus terus diasah. Itulah yang membedakan antara satu manusia dengan manusia lain. Ada yang memiliki Kecerdasan Estetik yang luar biasa, ada yang tidak. Semua tergantung kepekaan dan pengalaman tentang keindahan, serta kesadarannya terhadap pentingnya keindahan.
Ada yang begitu sensitif terhadap keindahan (estetika), ada yang tidak peduli sama sekali. Semua tergantung kebutuhan masing-masing. Manusia merasa lebih komplit hidupnya karena dia juga memiliki rasa terhadap keindahan (sense of art).
Memiliki kecerdasan intelektual saja tanpa memiliki kecerdasan emosional, dan spiritual, tentulah akan membuat seseorang menjadi merasa diri sempurna dan angkuh, dan sombong dengan ilmunya.
Memiliki kecerdasan emosional juga di imbangi oleh kecerdasan spiritual, dan kecerdasan estetik, akan membuat seseorang menjadi lebih komplit, apalagi jika ditambah dengan kecerdasan Intelektual yang mumpuni. Memang tidak semua orang mempunyai kepekaan keindahan.
Namun semua orang perlu mempunyai kepekaan terhadap keindahan. Kepekaan terhadap keindahan bisa dibangun dan dilatih dari kebiasaan. Banyak orang yang tidak berkecimpung di dunia Seni tapi lebih memiliki kepekaan terhadap keindahan. Hal itu karena memiliki Kecerdasan Estetik.
Kecerdasan intelektual (bahasa Inggris: intelligence quotient, disingkat IQ) adalah istilah umum yang digunakan menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan. Seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, daya tangkap, dan belajar.
Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan kognitif individu. Kecerdasan dapat diukur dengan menggunakan alat psikometri yang biasa disebut sebagai tes IQ. Ada juga pendapat yang menyatakan IQ merupakan usia mental yang dimiliki manusia berdasarkan perbandingan usia kronologis.
Menurut Donald Steiner, seorang Psikolog menyebut intelegensi atau kecerdasan sebagai suatu kemampuan untuk menerapkan pengetahuan yang sudah ada untuk memecahkan berbagai masalah. Tingkat intelegensi dapat diukur dengan kecepatan memecahkan berbagai masalah tersebut.
Dalam dunia Pendidikan khususnya di Sekolah Menengah Pertama pelajaran seni budaya dianggap sebagai pelajaran yang kurang penting dibandingkan pelajaran eksak seperti Matematika, IPA dan pelajaran Bahasa. Sehingga terkadang dikesampingkan dan kurang begitu diperhitungkan.
Pemahaman tersebut tidaklah benar, apalagi jika kita sudah memahami pentingnya kecerdasan Estetis sebagai penyeimbang dari kecerdasan intelektual. Apa yang sudah saya sampaikan di atas bahwa ada pengaruh antara kecerdasan estetis dengan kecerdasan intelektual adalah betul.
Di sekolah kami terdapat kelas unggulan yang isinya siswa yang memiliki nilai lebih dan kecerdasan intelektual yang lebih dibanding kelas yang bukan kelas unggulan.
Ternyata siswa unggulan dalam membuat tugas karya seni, seni rupa khususnya lebih bagus dan lebih berhasil dibanding kelas yang lain.
Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang cerdas intelektual juga memiliki kecerdasan estetis. Oleh karena itu mungkin siswa dari kelas yang bukan unggulan bisa dilatih kepekaan estetis. Sehingga akan bisa meningkat kecerdasan intelektual. (pr2/fth)
Guru SMP Negeri 1 Salatiga