27 C
Semarang
Wednesday, 18 June 2025

Bermain Kertas Lipat Permudah Siswa Belajar Simetri Lipat pada Bangun Datar

Oleh : Eti Romadhona S.Pd.SD

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, PEMBELAJARAN matematika adalah suatu kegiatan belajar ilmu pengetahuan menggunakan nalar dan memiliki rencana terstruktur dengan melibatkan pikiran serta aktivitas dalam mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan menyampaikan suatu informasi atau gagasan (Wandini dan Banurea, 2019).

Menurut Solichin (2006) prinsip belajar matematika ada tiga. Pertama, yaitu perhatian dan motivasi sebagai pendorong aktivitas belajar peserta didik. Kedua, yaitu keaktifan sebagai sikap positif dan daya penggerak peserta didik untuk berinisiatif melakukan aktifitas belajar. Ketiga, yaitu perlu terlibat langsung dan berpengalaman supaya anak dapat membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas yang ada.

Guru memegang peran dan kedudukan yang penting dalam melaksanakan proses pendidikan (Anwar, 2012). Guru dituntut menguasai dan mengembangkan metode untuk proses belajar yang disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif. Sehingga proses belajar menjadi lebih hidup, peserta didik secara aktif mengikuti pembelajaran yang menyenangkan dan bukan pembelajaran yang menakutkan.

Dalam menyampaikan pembelajaran matamatika materi kelas 3 tentang simetri lipat pada bangun datar di SDN 2 Korowelanganyar, Kecamatan Cepiring, Kabupaten Kendal, penulis menugaskan peserta didik untuk membawa kertas lipat, gunting, penggaris, pensil, dan penghapus.

Tujuan dari kertas lipat ini adalah untuk menarik perhatian peserta didik agar peserta didik menyukai materi yang akan mereka pelajari. Guru mengarahkan kepada peserta didik untuk membuat bangun datar, mereka mulai asyik menggambar bangun datar pada kertas lipat dan mengguntingnya. Kemudian guru mulai mengajak peserta didik untuk melipat bangun datar tersebut menjadi dua bagian. Karena dapat dilipat menjadi dua bagian yang kongruen dan garis tengah yang membagi lipatan disebut sebagai sumbu simetri. Maka simetri lipat ditentukan oleh banyak cara melipat yang menghasilkan dua bagian yang kongruen.

Dengan adanya kegiatan bermain kertas lipat, peserta didik dapat mengetahui dan memahami jumlah simetri lipat pada setiap bangun datar. Ada yang memiliki simetri lipat dan ada yang tidak memiliki simetri lipat. Peserta didik seperti tidak sadar jika mereka sedang belajar, kegiatan tersebut tentunya sangat berkesan dan menjadi pengalaman berharga tersendiri.

Bermain, menurut Vygotsky (1969) merupakan sumber perkembangan anak, terutama untuk aspek berpikir. Bermain, dalam perspektif ini, menyediakan ruang bagi anak untuk mengonstruksi pengetahuan melalui interaksi aktif dengan berbagai aspek yang terlibat, seperti peran dan fungsi. Anak adalah individu aktif, yang di dalam proses bermain melibatkan diri untuk membangun konsep-konsep yang dibutuhkan, seperti memahami bentuk benda, fungsi benda, dan karakteristik benda. (tt1/ida)

Guru SDN 2 Korowelanganyar, Kecamatan Cepiring, Kabupaten Kendal


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya