31 C
Semarang
Saturday, 12 April 2025

Belajar Memahami Tokoh Cerita Wayang Anoman Dhuta dengan Media Kartu Kuartet

Oleh : Nofian Pramujianto

Artikel Lain

RADARSEMARNG.ID, Pendidikan memiliki peran dalam membentuk karakter siswa dan melestarikan budaya bangsa. Bahasa Jawa sebagai salah satu muatan lokal yang diajarkan di sekolah memiliki potensi yang besar dalam membekali siswa dengan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan juga menduduki fungsi sebagai pelestari budaya.

Hal itu terlihat pada materi mapel bahasa Jawa, salah satu kompetensi yang harus dikuasai siswa adalah mampu memahami tokoh cerita Wayang Lakon Anoman Dhuta. Pada materi tersebut siswa tidak hanya diharapkan hafal tokoh-tokohnya saja, tetapi diharapkan mampu menyerap perilaku tokoh-tokoh yang baik. Serta dapat membedakan nilai-nilai positif dan negatif yang disajikan dalam cerita wayang dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Hal tersebut dapat terwujud jika dalam proses pembelajaran siswa dan guru memiliki sikap dan apresiasi positif terhadap materi memahami tokoh cerita wayang lakon Anoman Dhuta.

Tidak demikian yang terjadi di pembelajaran memahami cerita wayang lakon Anoman Dhuta di SMP Negeri 2 Pringsurat. Siswa kurang antusias ketika pelajaran bahasa Jawa materi memahami tokoh cerita wayang lakon Anoman Dhuta, mereka sering merasa bosan, mengantuk di dalam kelas. Bahkan bermain sendiri dengan teman sebangkunya.

Salah satu cara menghadirkan pembelajaran yang efektif adalah menggunakan media pembelajaran yang menarik dan efisien. Anitah (2009) menyatakan media pembelajaran adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pebelajar menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Gagne dan Briggs (1975) dalam Arsyad (2013:4) secara eksplisit mengatakan media pembelajaran mencakup alat-alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi bahan ajar. Dari kedua pengertian tersebut, dapat disimpulkan media pembelajaran merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan, ide atau gagasan berupa bahan ajar kepada siswa oleh guru.

Media pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan pemahaman tokoh cerita wayang lakon Anoman Dhuta adalah media permainan kartu kuartet. Kartu kuartet menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:628) dalam Izza (2018:3) terdiri dari dua kata kartu adalah kertas tebal berbentuk persegi panjang (untuk berbagai keperluan hampir sama dengan karcis).

Sedangkan kuartet menurut Purwadarminta dalam Medisty (2013:2) kelompok, kumpulan dan sebagainya yang terdiri dari empat. Sehingga dapat dikatakan bahwa kartu kuartet merupakan kertas tebal seperti karcis yang berkelompok “empat-empat”.

Setelah diterapkan penggunaan media permainan kartu kuartet pada pembelajaran bahasa Jawa materi memahami tokoh cerita wayang lakon Anoman Dhuta, terdapat peningkatan nilai pemahaman materi wayang kulit purwa pada siswa kelas SMP Negeri 2 Pringsurat. Dengan menggunakan media permainan kartu kuartet siswa merasa senang dan tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran sebab mereka bisa belajar sambil bermain.

Dapat disimpulkan materi memahami tokoh cerita wayang lakon Anoman Dhuta pada siswa kelas IX SMP Negeri 2 Pringsurat mengalami peningkatan setelah digunakannya media permainan kartu kuartet dalam pembelajaran bahasa Jawa. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata pra siklus hanya 60,42, meningkat menjadi menjadi 83,7. Persentase ketuntasan 100 persen. Sehingga indikator kinerja yang telah ditetapkan telah tercapai. (fkp1/lis)

Guru SMPN 2 Pringsurat, Kabupaten Temanggung


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya