27 C
Semarang
Wednesday, 18 December 2024

The Best, Madrasah Ciptakan Generasi Emas Sejak Dini

Oleh : Khilwiyatul Ula, S.Pd.I

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Anak adalah makhluk sosial yang layak mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Pendidikan yang diberikan kepada anak diharapkan dapat tumbuh dan berkembang secara baik sesuai dengan potensi yang dimilikinya, sehingga nantinya anak dapat menjadi anak yang berkualitas.

Pendidikan yang dibangun atas dasar falsafah Pancasila didasarkan pada semangat Bhinneka Tunggal Ika, diharapkan bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa yang mengetahui akan hak dan kewajibannya untuk hidup berdampingan, tolong menolong, serta saling menghargai sebagai bangsa yang bermartabat.

Atas dasar penggalan kalimat diatas, dari dasar mempunyai keinginan untuk membina peserta didiknya mencetak generasi-generasi Pancasila, karena karakter individu supaya terbentuk dengan baik harus dikenalkan sejak anak usia di madrasah. Jika pada masa kecil karakter anak sudah berhasil dibentuk, maka harapannya kedepan dimasa dewasa ia akan menjadi generasi yang berkarakter kuat.

Selama ini MIS Karangjompo, dalam membentuk karakter peserta didiknya, terutama kelas 3, yaitu dengan cara melakukan pembiasaan-pembiasaan. Di antaranya: berjabat tangan dengan ustadz/ustadzahnya sebelum masuk kelas dan sepulang sekolah, berd’a sebelum mulai pembelajaran, pembiasaan salat dhuha di hari-hari tertentu, pembiasaan membaca dan hafalan surat-surat pendek setiap hari selama 15 menit, pembiasaan beramal atau bersedekah di hari Kamis semampunya. Tetapi, dalam dalam melakukan pembiasaan-pembiasaan tersebut tentunya tidak terlepas dari berbagai permasalahan atau problem yang dialami seorang guru.

Hal ini adalah pengalaman penulis sewaktu kegiatan belajar mengajar sebelum masa pandemi, dimana pembelajarannya di kelas masih full time dan mendampingi anak butuh waktu setengah hari. Di madrasah guru adalah orang tua kedua bagi para siswa, setelah kedua orangtuanya di rumah.

Maka guru mempunyai peranan penting dalam mentransfer ilmu dan memberi bekal ilmu kepada para siswanya. Menurut riset dari Ahmad Tafsir menyimpulkan bahwa guru adalah adalah orang yang bertanggung jawab terhadap berlangsungnya proses pertumbuhan dan perkembangan potensi anak didik, baik potensi kognitif maupun potensi psikomotoriknya.

Maka penulis dalam membentuk pola karakter di lingkungan sekolah yaitu dengan meningkatkan kedisiplinan siswanya dan mendidik kepatuhan terhadap orang yang lebih tua baik di sekolah maupun di rumah. Salah satunya dengan menerapkan peserta didik seperti yang menjadi harapan pemerintah.

Pola pembentukan karakter di lingkungan sekolah harus benar-benar maksimal dan berjalan sesuai dengan harapan pemerintah yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu menciptakan manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur.

Langkah-langkah lainnya yang harus diterapkan penulis antara lain : Pertama, sekolah harus bisa menjadi dasar pembentukan karakter peserta didik sebelum terjun di masyarakat. Kedua, sekolah harus dapat menerapkan tata tertib, aturan dan disiplin sebagaiman mestinya. Ketiga, sekolah harus dapat menjadi tempat berlindung dari gangguan-gangguan yang dapat mengancam anak, baik ancaman dari sesama teman maupun ancaman dari luar sekolah.

Keempat, sekolah harus dapat memberikan bekal ketrampilan dan keahlian sesuai dengan bakat minat siswa. Kelima, sekolah harus dapat memberikan empati dan kasih sayang terhadap sesama. Keenam, sekolah harus dapat mewariskan nilai-nilai luhur budaya bangsa. Apabila itu dilakukan dengan baik maka anak didik ketika lulus dari bangku sekolah akan menjadi manusia yang baik, memiliki ketrampilan, toleransi, dan dapat mengembangkan bakat yang dimiliki sesuai dengan kemampuannya.

Perilaku siswa yang kurang sopan, tidak disiplin terhadap peraturan di madrasah sebelum penerapan pendidikan karakter berubah 90% menjadi lebih baik. Dukungan orang tua diperlukan untuk mewujudkan pembangunan karakter peserta didik, sehingga tidak lagi kita jumpai pelajar-pelajar yang kasar, bringas atau berani kepada yang lebih tua. (cd1/ton)

Guru Kelas 3 MIS Karangjompo Kec. Tirto Kab. Pekalongan


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya