31 C
Semarang
Monday, 12 May 2025

Resitasi Tingkatkan Hasil Belajar Produktif Agribisnis Ternak Ruminansia

Oleh : Naroso, S.Pt. M.Si

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Proses kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu komponen pendidikan yang penting, sebab di dalamnya melibatkan guru dan siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal, diperlukan metode pembelajaran yang tepat. Hasil belajar yang maksimal akan tercapai jika guru terlibat dan mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan.

Guru harus mempuyai kemampuan yang mendukung terhadap pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas. Salah satu kompetensi yang perlu dimiliki guru dalam proses pembelajaran adalah keterampilan dalam menyajikan pembelajaran dengan menerapkan strategi dan metode pembelajaran yang tepat.

Hasil belajar siswa kelas XII ATR 2 SMK Negeri 1 Pakis Aji Jepara pada pembelajaran agribisnis ternak ruminansia masih rendah. Selain itu aktivitas yang dilakukan guru selama kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher center), pembelajaran yang kurang bervariasi sehingga terkesan membosankan. Maka, penulis mencoba menerapkan metode yang tepat untuk diterapkan dalam mata pelajaran produktif agribisnis ternak ruminansia adalah metode pembelajaran resitasi.

Menurut Djamarah dan Zein (2010), resitasi adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar yang bertujuan untuk merangsang anak agar aktif belajar. Baik secara individual ataupun secara kelompok. Pembelajaran resitasi merupakan metode mengajar dengan siswa diharuskan membuat resume tentang materi yang sudah disampaikan guru, dengan menuliskannya pada kertas dan menggunakan bahasa sendiri.

Resitasi atau disebut juga penugasan adalah metode pembelajaran yang menekankan pada pembacaan, pengulangan, pengujian, dan pemeriksaan atas diri sendiri melalui sejumlah tugas yang diberikan oleh guru kepada siswa di luar jam sekolah dalam waktu tertentu dan hasilnya dipertanggungjawabkan kepada guru. Tujuannya, merangsang siswa untuk aktif belajar baik secara individu maupun kelompok.

Tugas yang dapat diberikan adalah tugas-tugas dalam bentuk daftar pertanyaan mengenai mata pelajaran agribisnis ternak ruminansia, atau satu perintah yang harus dibahas dengan diskusi atau perlu dicari uraiannya pada buku pelajaran. Masalah tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan luar kelas. Misalnya di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di bengkel, maupun di rumah siswa asal tugas itu dapat dikerjakan.

Menurut Djamarah dan Zein (2010), langkah-langkah metode resitasi dapat dilakukan melalui beberapa langkah atau fase. Pertama, fase pemberian tugas. Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan tujuan yang akan dicapai, jenis tugas yang sesuai dengan kemampuan siswa. Serta adanya petunjuk yang dapat membantu dan disediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.

Kedua, fase pelaksanaan tugas. Dalam fase ini diberikan bimbingan atau pengawasan oleh guru, diberikan dorongan sehingga anak mau melaksanakan. Diusahakan atau dikerjakan oleh anak sendiri, mencatat semua hasil yang diperoleh dengan baik dan sistematis.

Ketiga, fase pertanggungjawaban tugas. Laporan siswa baik lisan atau tertulis dari apa yang telah dikerjakan, ada tanya jawab dan diskusi, penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes atau non-tes atau cara lainnya.
Setiap metode pembelajaran umumnya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing begitu juga dengan metode pembelajaran resitasi.

Menurut Hardini dan Puspitasari (2012), kelebihan metode resitasi adalah memupuk rasa percaya diri sendiri, memberi kebiasaan siswa untuk mencari, mengelola informasi dan mengkomunikasikan sendiri. Mendorong belajar, sehingga tidak mudah bosan, membina tanggung jawab dan disiplin siswa, mengembangkan kreativitas siswa. Dengan metode pembelajaran resitasi diharapkan siswa lebih termotivasi.

Lebih aktif, mandiri dan hasil belajar siswa dapat tercapai. Artinya rata-rata nilai mata pelajaran produktif agribisnis ternak ruminansia dapat meningkat dan jumlah peserta didik yang tuntas juga meningkat. Sehingga Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan dan ketuntasan klasikal dapat tercapai. (nov1/lis)

Guru Agribisnis Ternak Ruminansia SMKN 1 Pakis Aji Jepara


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya