RADARSEMARANG.COM, Memasuki era industri 4.0 bahkan menjelang revolusi industri 5.0 seperti sekarang ini, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tantangan yang semakin berat serta kompleks. Maka pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan bersemangat mengembangkan pendidikan kejuruan (vokasi).
Pendidikan kejuruan (vokasi) sebagai salah satu sistem jenjang pendidikan dalam sistem pendidikan nasional di negara kita dibentuk dengan harapan mampu mempersiapkan dan mengembangkan SDM yang bisa bekerja secara profesional di bidangnya. Sekaligus berdaya saing dalam dunia kerja, di kancah lokal, nasional, regional maupun internasional
Salah satu bidang kerja lulusan pendidikan vokasi ialah bidang manufaktur. Pada bidang industri manufaktur, suatu produk barang dibuat melalui beberapa tahapan proses produksi. Rangkaian kegiatan ini tentunya memerlukan berbagai keterampilan (collaborative skill).
Di sisi lain dunia lapangan kerja dan industri juga semakin bersaing secara kompetitif. Pelamar pekerjaan yang memiliki kemampuan (skill) bahasa asing yang baik akan menjadi pertimbangan dan poin plus dalam penilaian diri pribadi pelamar pekerjaan tersebut.
Pada era globalisasi, kemampuan seseorang dalam hal penguasaan bahasa asing khususnya bahasa Inggris sangatlah diutamakan. Peran bahasa Inggris semakin dominan. Mata pelajaran bahasa Inggris diterapkan juga di SMKN 7 Semarang. Untuk membekali peserta didik agar memiliki kemampuan berkomunikasi yang disesuaikan dengan program keahliannya, baik yang bersifat lisan maupun tulis.
Pembelajaran bahasa Inggris di SMK bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan menguasai pengetahuan dan keterampilan dasar bahasa Inggris untuk mendukung pencapaian kompetensi program keahlian. Biasanya menggunakan ragam teks yaitu teks fungsional panjang berbentuk percakapan narative, descriptive, dan recount dengan berbagai tema.
Selain itu, pembelajaran bahasa Inggris di jenjang SMK bertujuan untuk berkomunikasi baik lisan maupun tulisan pada tingkat intermediate. Pada akhirnya secara maksimal mendukung kompetensi bidang keahlian secara khusus yang dimiliki siswa. Siswa diharapkan mampu mengkomunikasikan keahlian dan produk keahlian baik berupa barang dan jasa, kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Pada beberapa kompetensi keahlian di SMK mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Kondisi ini mempunyai konsekuensi bahwa pembelajaran bahasa Inggris pada kompetensi keahian otomotif akan jauh beda dengan kompetensi keahlian elektronika. Di sini akan terlihat bahwa pembelajaran bahasa Inggris di SMK akan benar-benar bersifat adaptif terhadap perbedaan kompetensi keahlian yang ada di SMK.
Perubahan era karena adanya perkembangan revolusi industri 4.0 harus benar-benar dipahami guru bahasa Inggris. Guru harus responsif terhadap perubahan tersebut alih-alih gagap dengan perubahan yang ada.
Peranan bahasa Inggris di pendidikan kejuruan sangatlah penting. Proses pembelajaran dalam mata pelajaran bahasa Inggris harus diarahkan untuk memberi pengalaman lebih pada siswa SMK.
Pemberian pengalaman tersebut harus diciptakan secara sadar melalui inovasi proses pembelajaran bahasa Inggris. Agar pengalaman itu dapat direncanakan, diimplementasikan dan dievaluasi dari aspek kekiniannya, ketepatannya, dan keefektifannya bagi proses pembentukan dan peningkatan kompetensi yang dimiliki oleh setiap siswa (peserta didik) pada satuan pendidikannya (SMK).
Faktor tak kalah penting pembelajaran bahasa Inggris dapat bersinergi dengan mata pelajaran lainnya. Sehingga melahirkan lulusan SMK yang mahir bahasa Inggris dengan penguasaan kompetensi yang mumpuni serta mampu bersaing secara global. (rn1/lis)
Guru Bahasa Inggris SMKN 7 Semarang