RADARSEMARANG.COM, Pembelajaran Seni Budaya di sekolah bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan kepribadian peserta didik, mengasah rasa estetik, sikap kritis, apresiatif, dan mengayakan kehidupan peserta didik secara kreatif.
Munculnya Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) pada akhir 2019 berdampak pada bidang pendidikan. Pemerintah Indonesia membuat kebijakan tentang pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Pemerintah kemudian mencanangkan kebijakan belajar dari rumah (study from home).
Kebijakan tersebut membuat para guru untuk melaksanakan pembelajaran secara online atau dalam jaringan (daring). Kemendikbud mendorong guru untuk tidak fokus mengejar target kurikulum semata selama masa darurat, melainkan juga membekali siswa akan kemampuan hidup yang sarat dengan nilai-nilai penguatan karakter. Tujuannya agar pembelajaran daring tidak membebani guru dan orang tua, terutama siswa sebagai seorang yang utama dalam pendidikan. Guru berpedoman pada Kurikulum 2013 yang telah dirancang menggunakan pendekatan saintifik sehingga tercapai tujuan memajukan Pendidikan di Indonesia meski masih dalam situasi pandemi Covid-19.
Pendekatan saintifik yaitu suatu kerangka ilmiah pembelajaran yang diadaptasi oleh Kurikulum 2013 dari langkah-langkah ilmiah pada sains, sehingga mampu mengembangkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan siswa. Menurut Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 lampiran IV pendekatan saintifik terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/eksperimen, mengasosiasikan atau mengolah informasi, dan mengomunikasikan. Demi tercapainya tahapan pendekatan saintifik maka perlu diterapkan sebuah model pembelajaran.
Model jarak jauh melalui sistem daring dilaksanakan guru dengan menggunakan berbagai media antara lain LMS, youtube, WhatsApp, dan atau variasi dari beberapa media. Pelaksanaan pembelajaran daqring juga terjadi pada siswa SMP Negeri 2 Wonosegoro, termasuk pembelajaran Seni Budaya. Guru Seni Budaya menerapkan pembelajaran secara online/daring yang sesuai dengan pendekatan saintifik terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/eksperimen, mengasosiasikan atau mengolah informasi, dan mengomunikasikan.
Model pembelajaran yang dapat memenuhi kelima hal tersebut adalah model pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning (PjBL). Project Based Learning (PjBL) mengajarkan siswa belajar keterampilan dengan melalui interaksi dalam kelompok kecil, mengidentifikasi masalah bagaimana mencari informasi relevan dan keterampilan presentasi. Interaksi dalam kelompok kecil ini perlu adanya bimbingan kelompok oleh guru.
Model Project Based Learning (PjBL) dapat digunakan untuk menerapkan pengetahuan yang sudah dimiliki, melatih berbagai keterampilan berpikir, sikap, dan keterampilan konkret. Penerapan PjBL dapat meningkatkan psikomotorik dan pemahaman konsep siswa. Penerapan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) melatih kemandirian, kolaborasi dan eksperimen didalam diri siswa.
Melalui proyek, siswa terlatih untukm menyelewaikan maslaah yang membutuhkan kemampuan dalam mengakses, mesintesis, mengomunikasikan infomasi, dan bekerja sama memecahkan masalah yang kompleks. Langkah-langkah Project Based Learning (PjBL) dalam pembelajaran Seni Budaya di SMP Negeri 2 Wonosegoro yaitu: 1) Mengenalkan siswa pada masalah yang ada, 2) Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran, 3) Membimbing penyelidikan mandiri ataupun kelompok, 4) Mengembangkan dan menyajikan hasil, dan 5) Menganalisis serta mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Pembelajaran di masa pandemi Covid-19 membutuhkan penyesuaian dalam pelaksanaan PjBL. Model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) memiliki manfaat melatih kemampuan berpikir dan meningkatkan aktivitas serta kreativitas siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan. (rn1/ton)
Guru SMP Negeri 2 Wonosegoro