RADARSEMARANG.COM, MATA pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) merupakan mata pelajaran (Mapel) yang diajarkan di SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) kelas X pengganti mapel kimia dan fisika. IPAS diajarkan untuk membekali peserta didik agar mampu menyelesaikan permasalan di kehidupan nyata pada abad 21 ini, yang berkaitan dengan fenomena alam dan sosial di sekitarnya secara ilmiah dengan menerapkan konsep sains. Setelah mempelajari mata pelajaran IPAS, harapannya peserta didik dapat memperoleh kecakapan untuk mengambil keputusan yang tepat secara ilmiah agar dapat hidup lebih nyaman, lebih sehat, dan lebih baik.
Pembelajaran IPAS dikemas dalam bentuk projek (project based learning) yang mengintegrasikan beberapa elemen konten/materi. IPAS terdiri atas tujuh aspek materi. Salah satu aspek tersebut adalah makhluk hidup dan lingkungannya. Sangatlah sulit memenuhi Capaian Pembelajaran (CP) dari aspek pertama IPAS di SMK Semarang. Sebab sekolah ini merupakan SMK Teknologi Rekayasa yang belum pernah belajar tentang makhluk hidup pada saat di SMK. Maka untuk pembelajaran aspek ini diperlukan project yang konkret di alam, dikembangkan berdasarkan pengalaman empirik, sikap ilmiah, dan perkembangan keterampilan hidup (life skill).
Salah satu metode pembelajaran IPAS di SMK 7 Semarang kelas X pada aspek makhluk hidup dan lingkungannya adalah PjBL dengan projek budidaya tanaman hidroponik dengan pendekatan Chemoentrepreneurship (CEP). Project ini diharapkan dapat meningkatkan ketrampilan hidup (life skill) siswa.
Pendekatan pembelajaran CEP (Chemoentrepreneurship) (Supartono, et al., 2009) merupakan pendekatan yang kontekstual dikembangkan dari mengkaitkan mempelajari materi langsung dengan obyek nyata disekitar kehidupan manusia sebagai siswa. Sehingga selain mendidik dengan pendekatan CEP juga memungkinkan siswa dapat mempelajari proses budidaya tanaman hidroponik, dan memotivasi untuk berwirausaha.
Dengan pendekatan pembelajaran ini menjadikan pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan lebih bermakna. Salah satu pengembangan konsep CEP dalam IPAS antara lain dalam bentuk life skill. Life skill (keterampilan hidup) artinya ketrampilan yang selalu diperlukan oleh siswa dimanapun ia berada ketika mengarungi kehidupan.
Langkah awal siswa X diajak kunjungan study pembelajaran IPAS di lahan budidaya hidroponik milik Dinas Pertanian Kota Semarang di Purwosari, Mijen. Di lokasi inilah siswa menimba ilmu dan pengalaman dari pengelola dengan melihat langsung serta bertanya berbagai hal seputar tanaman hidroponik, antara lain: teknik hidroponik, komponen hidroponik, media tumbuh, penyemaian, dan nutrisi.
Dengan bekal ini siswa secara berkelompok mulai mempersiapkan alat, bibit, nutrisi tanaman hidroponik di rumah dengan pedoman LKS Budidaya Tanaman Hidroponik. Setelah semua siap mereka mulai menanam sayuran atau buah yang telah mereka pilih dari kesepakatan bersama. Mereka merawat, memberi nutrisi dan mengontrol sirkulasi air untuk tanamannya.
Sekitar 20-30 hari sayuran siap dipanen dan diganti dengan jenis sayuran yang lain. Disinilah siswa bisa ikut membantu memenuhi kebutuhan sayuran secara kontinyu di masa pandemi saat ini, dengan keterbatasan mobilitas dan keterbatasan tanah atau lahan. Inilah ketrampilan hidup atau Life skill yang sudah mereka lakukan dengan pendekatan CEP. (rn2/ida)
Guru IPAS SMK Negeri 7 Semarang