RADARSEMARANG.COM, Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, dewasa ini matematika sebagai salah satu ilmu dasar dan telah berkembang sangat pesat, baik materi-materi maupun kegunaannya. Matematika adalah satu mata pelajaran pokok yang perlu diberikan pada siswa untuk melatih dan membekali siswa dengan berbagai kemampuan. Pembelajaran matematika diharapkan tidak hanya melatih siswa untuk dapat berhitung dan mengenal angka, namun hendaknya dapat membekali siswa dengan berbagai kemampuan berfikir dan sikap sosial yang berguna bagi kehidupannya.
Permasalahan yang dihadapi siswa kelas VI SD Negeri 01 Mulyorejo Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan yaitu mengalami kesulitan dan kebingungan saat belajar matematika materi lingkaran. Nilai ulangan harian Matematika Kompetensi Dasar 3.3 Menjelaskan titik pusat, jari-jari, diameter, busur, tali busur, tembereng, dan juring, masih dibawah rata-rata Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini disebabkan karena metode pembelajaran konvensional seperti ceramah masih menjadi metode utama dalam proses KBM, sehingga kegiatan belajar mengajar kurang berjalan dengan efektif. Selain itu juga kurangnya penggunaan contoh atau alat peraga dalam proses KBM, baik berupa gambar, presentasi power point ataupun alat peraga lainnya. Akhirnya penulis mencoba menggunakan sebuah metode sederhana yaitu metode Example Non Example.
Example Non Example adalah metode pembelajaran yang menggunakan contoh-contoh, contoh-contoh dapat diperoleh dari atau gambar yang relevan dengan Kompetensi Dasar (Hamdani, 2011:94). Menurut Miftahul Huda (2013:234) metode Example Non Example merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media untuk menyampaikan materi pembelajaran. Model pembelajaran Example Non Example ini merupakan metode yang digunakan guru untuk memberikan contoh-contoh baik berupa gambar atau peragaan suatu prosedur yang harus dilakukan peserta didik.
Menurut Suprijono (2012), langkah-langkah model pembelajaran Example Non Example yaitu sebagai berikut : 1) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Gambar yang digunakan tentunya merupakan gambar yang relevan dengan materi yang dibahas sesuai dengan kompetensi Dasar. 2) Guru menempelkan gambar dipapan atau ditayangkan melalui LCD atau OHP, jika ada dapat pula menggunakan proyektor. Pada tahapan ini guru juga dapat meminta bantuan siswa untuk mempersiapkan gambar yang telah dibuat dan sekaligus pembentukan kelompok siswa. 3) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisis gambar.
Biarkan siswa melihat dan menelaah gambar yang disajikan secara seksama, agar detil gambar dapat dipahami oleh siswa. Selain itu guru juga memberikan deskripsi jelas tentang gambar yang sedang diamati siswa. 4) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisis gambar tersebut dicatat pada kertas. Kertas yang digunakan akan lebih baik jika disediakan oleh guru. 5) Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya. Siswa dilatih untuk menjelaskan hasil didkusi mereka melalui perwakilan kelompok masing-masing. 6) Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai. Setelah memahami hasil dari analisa yang dilakukan siswa, maka guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 7) Guru dan siswa menyimpulkan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Dengan menggunakan metode Example Non Example ini dapat memperkuat daya ingat peserta didik, karena siswa mendengar penjelasan dari guru siswa juga melihat langsung contoh gambar yang berkaitan dengan materi. Siswa juga melakukan kegiatan berupa kegiatan bermain sambil belajar, hal tersebut akan membuat siswa mengingat lebih lama tentang materi yang baru saja dipelajari. Pembelajaran matematika dengan metode Example Non Example terbukti mampu membantu meningkatkan hasil belajar materi lingkaran siswa kelas VI SDN 01 Mulyorejo. (bk2/ton)
Guru Kelas SD Negeri 01 Mulyorejo Kec. Kesesi Kab. Pekalongan