RADARSEMARANG.COM, MERDEKA Belajar menjadi sudut pandang baru dalam dunia pendidikan. Tujuan dari implementasi Merdeka Belajar adalah memberikan kemerdekaan kepada guru dan siswa untuk belajar, berkarya, dan berinovasi dalam bidang pendidikan.
Atas dasar hal itu, sebagai tenaga pendidik, guru tentu sangat memahami bahwa proses mengajar di kelas tidak hanya berupa transfer of knowledge, tetapi juga memberikan pembinaan dan bimbingan kepada siswa.
Melalui pemanfaatan Mading BUNASEN, guru dapat mengimplementasikan konsep Merdeka Belajar sekaligus mendukung Gerakan Literasi Sekolah. Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2016) pada buku panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar menyatakan bahwa literasi adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan berbicara.
Pembuatan Mading BUNASEN sama seperti mading sekolah pada umumnya yaitu memuat karya siswa yang kemudian dipublikasikan pada papan pajang kelas atau papan pengumuman. Suharsimi Arikunto dalam artikelnya pada buku (Wahyudi, 2018: 46) majalah dinding adalah sebuah kumpulan tulisan yang di tempel di sebuah papan, yang dalam tulisan ini yang di tempel di dinding kelas maupun papan pengumuman di sekolah.
Kata BUNASEN sendiri adalah kepanjangan dari rubrik Budaya, Nasional, Alam, Seni, dan Numerasi yang tentunya sejalan dengan sistem pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada peserta didik, (Trianto, 2011).
Dalam pelaksanaannya setiap rubrik pada Mading BUNASEN akan mewakili karya siswa sesuai dengan materi pembelajaran tematik. Rubrik Budaya akan mewakili karya muatan pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa, rubrik Nasional mewakili karya muatan pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan Pendidikan Kewarganegaraan, rubrik Alam mewakili karya muatan pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, rubrik Seni mewakili karya muatan pelajaran Seni Budaya Dan Prakarya, dan rubrik Numerasi mewakili muatan pelajaran Matematika.
Pemilihan nama rubrik pada Mading BUNASEN telah disesuaikan dengan dimensi literasi yang tertuang pada buku Panduan Gerakan Literasi Nasional (Kemendikbud 2017) bahwa ada 6 (enam) dimensi literasi, yaitu: Literasi Baca dan Tulis. Literasi Numerasi. Literasi Sains. Literasi Digital. Literasi Finansial. Literasi Budaya dan Kewargaan.
Sesuai dengan konsep Merdeka Belajar, kegiatan belajar mengajar dengan memanfaatkan Mading BUNASEN akan menambah semangat belajar siswa. Karena siswa tidak hanya belajar memahami dan menguasai konsep yang diajarkan, akan tetapi juga terlibat dalam proses pembuatan karya.
Sejalan dengan UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 3 bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Implementasi Merdeka Belajar dengan memberlakukan kegiatan belajar dan berkarya akan mendorong perkembangan keterampilan dan kreativitas siswa. Dengan adanya pemanfaatan Mading BUNASEN, diharapkan dapat mewadahi kreativitas, keterampilan, kontribusi dalam berkarya, serta membentuk siswa menjadi warga negara yang demokratis, bertanggung jawab, berakhlak mulia, beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. (nov1/zal)
Guru SDN 1 Sidoharum, Kabupaten Kebumen