RADARSEMARANG.COM, Tujuan pada setiap pembelajaran PJOK pada dasarnya adalah peserta didik mau bergerak aktif dan bergerak dengan gembira. Maka dengan kedua hal tersebut tujuan dari setiap indikator akan mudah tercapai. Untuk mencapai tujuan dibutuhkan pemilihan model pembelajaran yang tepat pada setiap materi pembelajaran yang akan diberikan.
Menurut Trianto (2015:51) model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial.
Dalam pembelajaran gerak dasar atletik di kelas 3 SDN Krocok Kecamatan Japah, Kabupaten Blora, penulis merasa dengan model pembelajaran yang terpusat kepada guru membuat anak kurang bersemangat. Tidak memunculkan kegembiraan di antara mereka. Karena pada pembelajaran ini penulis hanya memberikan contoh dan siswa menirukan.
Mereka cepat bosan, maka sering terdengar pernyataan “Pak bosan Pak” atau “Pak ganti sepak bola Pak,” dari peserta didik. Karena menurut mereka olahraga yang paling seru dimainkan adalah sepak bola. Mungkin karena di dalamnya ada unsur kompetitif dan banyaknya variasi gerakan yang bisa dilakukan.
Dengan adanya permasalahan di atas dan analisis tipe permainan yang disenangi peserta didik, yaitu yang ada unsur kompetitif dan variasi gerak, maka penulis menerapkan model pembelajaran Team Games Tournament pada materi gerak dasar atletik. Di dalamnya ada unsur gerak lari, berjalan dan lompat.
Menurut Saco (2006:62), Team Games Tournament adalah pembelajaran dimana siswa memainkan permainan-permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim masing-masing.
Model pembelajaran Team Games Tournament memiliki sintaks yang harus dipenuhi dalam proses pembelajaran yang direncanakan. Sintaks Team Games Tournament adalah tahap penyajian kelas, belajar dalam kelompok, game, turnamen, dan penghargaan kelompok.
Melihat dari sintaks tersebut anak akan disibukan dengan permainan dan kompetisi. Pada kali ini karena materi adalah gerak dasar atletik yang berfokus kepada kombinasi gerak lokomotor berlari dan berjalan, maka penulis memilih game yang akan dikompetisikan yang terdapat kedua unsur gerak tersebut.
Namun sebelumnya penulis membuat 2 kelompok yang seimbang. Di dalamnya terdapat peserta didik putra dan putri, terdapat peserta didik yang bagus motoriknya ada juga yang kurang, jumlahnya harus seimbang. Permainan yang penulis gunakan adalah permainan tradisional gobak sodor.
Pertama yang harus dipersiapkan dalam permainan ini adalah lapangan yang berbentuk persegi panjang dengan ukuran 9 x 4 m, atau lapangan bulu tangkis, yang dibagi menjadi 6 bagian. Garis batas dari setiap bagian biasanya diberi tanda dengan kapur.
Adapun cara bermain gobak sodor adalah setiap orang di grup jaga membuat penjagaan berlapis dengan cara berbaris ke belakang sambil merentangkan tangan agar tidak dapat dilalui oleh lawan. Satu orang penjaga lagi bertugas di garis tengah yang bergerak tegak lurus dari penjaga lainnya.
Selama permainan berlangsung, salah satu kaki penjaga harus tetap di atas garis jaga. Jika pemain lawan tersentuh maka pemain pun gugur. Kemenangan akan diperoleh grup jaga jika berhasil mengenai seluruh pemain lawan.
Setelah turnamen gobak sodor selesai dimainkan dan ditentukan juaranya, penulis memberikan penghargaan kepada pemenang berupa makanan ringan seperti permen, snack, biskuit dan minuman. Walaupun tak seberapa namun tim yang mendapatkan juara akan tetap senang atas penhargaan tersebut.
Peserta didik terlihat lebih gembira, semangat dan bergerak aktif dalam materi gerak dasar atletik ini dibandingkan dengan model pembelajaran sebelumnya.
Hal ini membuat penulis merasa berhasil dalam penerapan model pembelajaran Team Games Tournament dalam proses pembelajaran PJOK kali ini. (pm1/lis)
Guru SDN Krocok, Kec. Japah, Kabupaten Blora