27.1 C
Semarang
Thursday, 9 October 2025

Metode SAS untuk Mempercepat Membaca Siswa Kelas Satu

Oleh: Rosyidah, S.Pd.SD

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, DALAM pembelajaran membaca permulaan siswa di kelas satu sangat membutuhkan kesabaran dan keuletan guna tercapai tujuan siswa dapat membaca.

Keberagaman siswa yang masuk kelas satu yang mana sebagian tidak menjalani sekolah taman kanak-kanak terlebih dahulu tentu membuat lebih repot guru dibandingkan anak yang sudah pernah sekolah. Dalam pelajaran kelas satu, membaca merupakan salah satu tujuan pembelajaran yang utama. Tanpa membaca siswa akan merasa kesulitan dalam menjalani dan menyerap materi berbagai pelajaran.

Struktur analitik sintetik (SAS) merupakan salah satu metode membaca permulaan yang masih efektif digunakan dalam pembelajaran. Sejak dunia dilanda wabah Covid 19 maka tatanan kehidupan berubah drastis, salah satunya di bidang pendidikan. Guru melaksanakan pembelajaran berkelompok dengan jumlah terbatas di rumah-rumah siswa.

Satu kelompok kecil terdiri atas 5 – 6 siswa, karena jumlah siswa kelas 1 di SD Negeri 2 Kaliori berjumlah 27 anak sehingga terbentuk enam kelompok.
Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) adalah metode yang disediakan untuk belajar membaca dan menulis permulaan di kelas permulaan SD.

Dalam proses operasionalnya metode SAS mempunyai langkah-langkah berlandaskan operasional dengan urutan: Struktural menampilkan keseluruhan dan memperkenalkan kalimat yang utuh, Analitik melakukan proses penguraian, Sintetik melakukan penggabungan kembali kepada bentuk struktural semula.

Metode SAS merupakan salah satu jenis metode yang biasa digunakan dalam proses pembelajaran MMP (Membaca Menulis Permulaan) bagi siswa pemula pembelajaran MMP dengan metode ini mengawali pembelajarannya dengan menampilkan dan memperkenalkan sebuah kalimat yang utuh. Mula-mula anak disuguhi sebuah struktur yang memberi makna lengkap, yakni struktur kalimat.

Suhendi (2013) mengatakan bahwa langkah-langkah metode SAS adalah : Guru menampilkan keseluruhan kalimat (S), Guru melakukan proses penguraian kalimat (A), Guru menampilkan keseluruhan kalimat pada struktur kalimat semula (S).

Dalam pembelajaran membaca permulaan melalui metode SAS pertama anak diajarkan satu kalimat utuh. Dari kalimat utuh tersebut diuraikan menjadi kata-kata. Dari kata-kata diubah menjadi suku kata, dan dari suku kata diuraikan menjadi huruf-huruf. Sebagai contoh kalimat makan nasi.

Supaya anak dapat membaca kalimat tersebut dengan menggunakan metode SAS maka dilaksanakan dengan cara Makan nasi dari kaliamat utuh diubah menjadi kata-kata tersendiri, yaitu makan dan nasi. Setelah terbentuk setiap kata maka diuraikan menjadi setiap suku kata ma-kan na-si. Setelah siswa memahami suku kata dari kalimat makan nasi maka tahap selanjutnya adalah mengubah suku kata dalam kalimat tersebut menjadi huruf m-a-k-a-n n-a-s-i.

Itulah gambaran mengajarkan membaca permulaan pada siswa kelas satu dengan menggunakan metode struktur analisis sintesis. Dengan metode SAS siswa akan lebih mudah menyerap kalimat, kata, suku kata, dan huruf sehingga akan lebih mudah dalam membaca. Ketika masih ada siswa yang belum bisa membaca maka dapat diajarkan secara berulang dengan proses perbaikan pembelajaran.

Menurut Subana, Sunarti dalam Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia Berbagai Pendekatan, Metode, Teknik, dan Media pengajaran, 179 kelemahan metode SAS adalah sebagai berikut: Metode SAS (Struktural Analisis Sintetik) memiliki sebuah kesan bahwa kreatif dan terampil harus dimiliki oleh guru. Untuk kondisi sekarang ini tuntutan seperti itu dilihat sangat sulit.

Dalam melaksanakan metode ini persiapan sarana harus banyak, bagi sekolah tertentu menyiapkan sarana yang banyak merupakan suatu yang sangat sukar. Hanya pembelajaran di kota-kota yang dapat mengembangkan metode SAS (Struktural Analisis Sintetik) ini. Sukar dalam menganjurkan para pengajar untuk menggunakan metode SAS (Struktural Analisis Sintetik) ini, metode ini tidak dilaksanakan di berbagai tempat.

Dengan menerapkan metode SAS secara berkesinambungan siswa kelas satu akan lebih cepat membaca dan memahami sebuah kalimat. Hal ini terbukti bahwa kelas 1 di SD Negeri 2 Kaliori Kecamatan Karanganyar Kabupaten Purbalingga selama satu semester ini Sebagian besar siswanya sudah dapat membaca.

Tugas guru adalah mengajar dan membimbing siswa tersebut agar selalu semangat dan tekun dalam menerima pelajaran. Selain itu gurupun tak lupa untuk senantiasa mendoakan siswanya untuk dapat memahami ilmu dengan baik dan benar. (pb1/zal)

Guru SDN 2 Kaliori, Kabupaten Purbalingga


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya