RADARSEMARANG.COM, Inovasi dalam pendidikan terus berkembang guna mencapai tujuan searah dengan perkembangan zaman. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan peran media sosial seperti aplikasi YouTube di era pandemi. Selain karena popularitasnya, YouTube menjadi pilihan sebagai media pembelajaran karena mampu mejembatani antara pembelajar dengan sumber belajar.
Senada yang dikatakan Munadi (2008) bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.
Popularitas YouTube menjadi salah satu alasan mengapa media ini digunakan untuk meningkatkan belajar siswa kelas X di SMA Wiradesa dalam membahas materi mengenai teks deskripsi makanan tradisional Jawa. Mulanya, membahas teks deskripsi dengan menggunakan google meet terasa membosankan. Banyak peserta didik yang tidak mampu memperhatikan. Rendahnya motivasi belajar peserta didik dalam kompetensi dasar ini karena mereka tidak menyukai bahkan ada yang tidak tahu.
Tidak banyak generasi muda sekarang yang tahu tentang makanan tradisional. Hal ini menjadi salah satu masalah ketidakmampuan siswa kelas X di SMA Wiradesa untuk mendeskripsikannya. Padahal teks ini bertujuan untuk melukiskan objek secara subjektif sehingga penulis atau pencerita harus mengenal objek dengan baik.
Layaknya teks deskripsi, tema makanan tradisional Jawa hanya berisi tentang rasa, tekstur dan hal lain yang dapat digambarkan melalui panca indra. Pernyataan ini senada dengan Utorodewo (2017) yang menyatakan bahwa tujuan teks deskripsi adalah menggambarkan bentuk objek, pengamatan, sifatnya, rasanya, atau coraknya dengan mengandalkan panca indra dalam proses penguraiannya.
Masalah kedua yakni tingkat kebosanan siswa yang tinggi ketika menulis sebuah teks. Mereka membutuhkan tantangan lebih dari sekadar coretan tulisan yang berakhir pada lembar tugas. Peserta didik membutuhkan adanya kreativitas yang harus dibangun sesuai dengan perkembangan jiwa dan lingkungannya. Dan media YouTube menjadi salah satu pemecah masalah.
Akhir-akhir ini banyak sekali Youtuber yang mengeksplor makanan dengan beragam jenis bahan maupun rasa. Program yang diusung oleh beberapa Youtuber ini cukup populer. Karenanya, sesuai dengan tujuan pembelajaran yakni meningkatkan ketrampilan berbicara mendeskripsikan makanan tradisional, para peserta didik diajak seolah menjadi Youtuber.
Kontennya mengenai makanan tradisional Jawa. Selain berguna untuk meningkatkan keterampilan berbicara, dengan menggunakan media ini para siswa juga diajak lebih kratif dalam membuat video. Kelebihan lainnya yakni membuat orang yang tadinya tidak tahu mengenai ragam makanan tradisional menjadi tahu.
Sebelum menggunakan aplikasi ini, peserta didik diminta untuk melihat, menyentuh, bahkan menicipi makanan tradisional yang akan mereka publikasikan melalui YouTube. Peserta didik dapat menemukannya di pasar tradisional karena di sana masih menyediakan beberapa jenis makanan ini.
Langkah yang kedua yakni, menentukan hal-hal yang akan dibicarakan dalam video yang akan dikirim melalui YouTube dengan batasan sesuai dengan ciri teks deskriptif.
Setelah mengetahui dan merancang apa yang hendak dibicarakan, langkah ketiga yakni pembuatan video yang diteruskan dengan editing sesuai dengan kebutuhan. Langkah terakhir yakni uplod.
Langkah dalam menentukan media ini sangat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Terbukti, mereka sangat antusias ketika diminta untuk membuat video deskripsi tetang makanan tradisional Jawa.
Antusiasme ini tentu saja sangat berhubungan erat dengan perkembangan jiwa dan lingkungan peserta didik yang hampir semuanya menikmati aplikasi YouTube sebagai bahan hiburan. Ternyata selain sebagai sebuah hiburan, dengan menyisipkan materi melalui aplikasi YouTube, para peserta didik dapat meningkatkan keterampilannya. (bk2/lis)
Guru Bahasa Jawa SMA 1 Wiradesa