RADARSEMARANG.COM, PADA dasarnya setiap siswa memiliki kemampuan intelektual yang berbeda, artinya setiap siswa memiliki bakat dan minat masing-masing. Seorang guru harus memahami hal tersebut, guru harus memahami bakat dan minat masing-masing siswanya.
Selama ini pembelajaran yang dilaksanakan adalah pembelajaran klasikal dimana perlakuan yang diberikan guru kepada siswanya sama tanpa memperhatikan perbedaan individual. Siswa yang tidak berminat pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru akan merasa bosan dan tidak bersemangat.
Hal ini juga terjadi di SDN Nguwet, Kecamatan Kranggan, di mana siswa yang memiliki kecerdasan non linguistik dan matematik kurang minat dalam pembelajaran di kelas. Untuk mengatasi hal tersebut guru menerapkan pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk.
Kecerdasan majemuk (multiple intelligence) dikembangkan oleh Howard Gardner, seorang psikolog dari Amerika Serikat.
Ada 9 kecerdasan dalam teori ini yaitu kecerdasan verbal/bahasa, kecerdasan logika/matematika, kecerdasan spasial, kecerdasan tubuh/kinestetik, kecerdasan musical/ritmik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan naturalis dan kecerdasan eksistensi.
Menurut Gardner, model pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk adalah model pembelajaran yang menggunakan dan menerapkan teori inteligensi ganda yang perlu dipersiapkan dan dirancang dengan baik sebelum proses pembelajaran dilaksanakan.
Pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk merupakan berbagai bentuk aktivitas pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan memfasilitasi berkembangnya kecerdasan majemuk siswa (Yaumi, 2013).
Dalam hal ini, pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk merupakan kegiatan pembelajaran yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan siswa dengan memperhatikan kecerdasan yang beragam. Konsep pembelajaran ini yaitu memvariasikan beberapa cara penyampaian materi dengan tujuan menstimulus kecerdasan majemuk siswa. Dalam menyusun rancangan pembelajaran, guru memilih minimal 3 strategi kecerdasan yang dapat dikaitkan dengan materi pelajaran agar lebih fokus dan terarah.
Rancangan pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk dalam mengajarkan materi IPS kelas VI tentang negara-negara ASEAN adalah sebagai berikut, Siswa diminta membaca materi, mendengarkan penjelasan melalui video dan membuat ringkasan (kecerdasan verbal/ Bahasa).
Siswa diminta mengganti lirik suatu lagu dengan kata-kata yang berkaitan dengan negara-negara ASEAN (kecerdasan musical/ritmik). Siswa diminta mengambar peta negara-negara ASEAN (kecerdasan spasial).
Pembelajaran yang dirancang sesuai dengan kecerdasan siswa akan membuat senang dalam melaksanakan aktivitas dan akan menumbuhkan minat belajar siswa. Minat belajar adalah suatu ketertarikan terhadap suatu pelajaran yang kemudian mendorong individu untuk mempelajari dan menekuni pelajaran tersebut (Aina Mulyana, 2020).
Indikator minat belajar yaitu perasaan senang, ketertarikan, penerimaan dan keterlibatan siswa (Slameto, 2010). Siswa dikatakan minat belajar dalam kegiatan yang diberikan guru apabila siswa tersebut tertarik dan mempelajari pelajaran tersebut dengan perasaan senang.
Kegiatan pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk memberikan peluang keberhasilan lebih tinggi karena siswa mendapatkan kesempatan belajar melalui cara-cara yang lebih bervariasi.
Kegiatan pembelajaran ini menjadikan siswa tertarik dan bersemangat mengikuti pembelajaran serta dengan senang hati melaksanakan tugas-tugas yang diberikan guru. Penerapan pembelajaran ini menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan dan bermakna, sehingga minat belajar siswa akan meningkat. (fkp2/zal)
Guru SDN Nguwet, Temanggung