RADARSEMARANG.COM, MENDEKATI penghujung akhir tahun 2021, pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) menyisakan kenangan mendalam bagi guru terkait pelaksanaan pembelajaran dari rumah (BDR) yang terjadi sebelumnya akibat pandemi Covid-19.
Satu hal yang paling banyak dicatat guru adalah bahwa pada masa pembelajaran dari rumah tersebut guru mengalami keterbatasan akses untuk benar-benar memantau pengalaman belajar peserta didik.
Ada banyak kasus dimana peserta didik tidak mempelajari dahulu materi pembelajaran yang diberikan guru sebelum mengerjakan tugas yang menyertai materi tersebut.
Akibatnya, kegiatan pembelajaran menjadi tidak bermakna karena orientasi partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran adalah hanya untuk memenuhi tuntutan tugas dan mendapatkan nilai.
Menghadapi fakta di atas, guru perlu mengambil sebuah langkah kreatif agar memiliki akses pemantauan belajar yang memadai terhadap kegiatan pembelajaran peserta didik. Dari sekian banyak alternatif yang bisa diterapkan guru adalah penggunaan teknik pembelajaran jurnal harian (Daily Journal Writing). Dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran dari rumah semasa pandemi, teknik ini penulis teruskan penerapannya pada masa pembelajaran tatap muka mata pelajaran Bahasa Inggris kelas XII di MAN 1 Gunungkidul, dan masih memiliki prospek bagus untuk diteruskan pada saat pembelajaran tatap muka kembali normal nanti.
Hal ini karena, pada dasarnya, teknik Daily Journal Writing bersifat fleksibel penerapannya baik dari segi waktu maupun materi pembelajarannya.
Warsono dan Hariyanto (2012) menyebut teknik Daily Journal Writing ini sebagai pembelajaran dengan jurnal saja atau journaling.
Teknik ini merujuk pada suatu kegiatan menulis atau mencatat kejadian pada selembar kertas. Dalam penerapannya, setiap peserta didik diharuskan memiliki sebuah buku jurnal dengan format yang bisa ditentukan guru. Buku ini kemudian harus diisi oleh peserta didik dengan kalimat mereka sendiri setiap kali selesai mengikuti kegiatan pembelajaran.
Isian bisa berupa entri tentang waktu pelaksanaan pembelajaran, materi apa yang dipelajari pada pertemuan terkait, hal-hal baru yang menarik, dan berkesan, kesulitan yang dihadapi, harapan terhadap guru dan kegiatan pembelajaran, bahkan catatan-catatan individual yang dikehendaki peserta didik dalam bentuk gambar atau info grafis.
Dalam kurun waktu tertentu, sesuai kesepakatan bersama antara guru dan peserta didik, buku jurnal dikumpulkan untuk dilihat guru dan dianalisa seberapa jauh peserta didik berpikir tentang materi-materi pembelajar yang sudah didapatkan.
Sebagai tindak lanjut, guru bisa mengundang peserta didik untuk membahas catatan-catatan yang sudah ditulis peserta didik.
Kegiatan konferensi semacam ini bahkan mampu mendorong peserta didik untuk disiplin mempelajari materi sebelum mengerjakan tugas yang menyertai.
Dengan kata lain, teknik Daily Journal Writing ini juga mampu menstimulasi peserta didik untuk mengembangkan karakter-karakter terpuji semacam disiplin dan tanggung jawab.
Jika dikaitkan secara spesifik dengan muatan pembelajaran Bahasa Inggris, teknik Daily Journal Writing ini bahkan bisa digunakan sebagai media penguatan kemampuan menulis bagi peserta didik terutama yang berhubungan dengan menulis kalimat–kalimat dalam past tenses. Hal ini karena untuk menulis journal yang bersifat pelaporan tindakan atau kegiatan yang sudah berlalu digunakan kalimat-kalimat dengan pola tersebut.
Dengan cara ini, peserta didik secara tidak sadar digiring untuk mengasah kemampuan menggunakan Bahasa Inggris dalam bentuk tulisan.
Wulandari dkk. (2020) dalam penelitiannya, menyatakan bahwa pembelajaran dengan penugasan jurnal harian dapat meningkatkan ketrampilan menulis cerita pendek peserta didik.
Jadi, sebagai kesimpulan akhir, teknik pembelajaran Daily Journal Writing bisa diterapkan oleh guru, termasuk guru Bahasa Inggris, sebagai teknik untuk memantau aktivitas belajar, mengembangkan karakter-karakter terpuji, dan menguatkan kemampuan menulis peserta didik. (rs2/zal)
Guru MAN 1 Gunungkidul