RADARSEMARANG.COM, Asesmen Nasional Berbasis Komputer merupakan kepanjangan dari ANBK. Sedangkan Asesmen Nasional adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar murid yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran. Informasi-informasi tersebut diperoleh dari tiga instrumen utama, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar. (https://anbk.kemdikbud.go.id/#tentang)
Untuk mengikuti ANBK, sangat diperlukan kemampuan siswa dalam mengoperasikan perangkat komputer atau pun laptop. Dalam hal ini wajib diperlukan persiapan yang cukup, terlebih masih banyak dijumpai siswa SD yang sama sekali belum bisa mengoperasikannya. Apalagi masih banyak SD di pedesaan yang belum mempunyai fasilitas laboratorium komputer, sehingga belum mampu menyelenggarakan ekstrakurikuler komputer.
Demikian juga di SD Negeri 2 Karangtengah, Koorwilcam Dindikbud Kertanegara, siswa kelas V yang akan mengikuti ANBK sama sekali belum pernah mengoperasikan komputer maupun laptop. Apalagi situasi pandemi yang mengharuskan siswa belajar secara daring membuat siswa semakin kesulitan untuk mempelajari pengoperasian komputer atau pun laptop. Hal tersebut tentunya menjadi tantangan baru bagi siswa juga guru kelas V SD Negeri 2 Karangtengah.
Awalnya siswa kelas V yang berjumlah 21 dibagi menjadi dua shift untuk belajar. Mereka datang ke sekolah bergantian sesuai dengan jadwal yang telah dibuat. Karena keterbatasan jumlah laptop, maka mereka berlatih mengoperasikannya secara bergantian. Selain itu, dikarenakan kemampuan tiap siswa dalam belajar berbeda-beda, maka sebagian siswa mengalami kesulitan dalam berlatih. Untuk mengatasi hal tersebut, akhirnya digunakanlah metode tutor sebaya.
Arikunto (1986: 62) menjelaskan bahwa metode tutor sebaya adalah seseorang ataupun beberapa siswa yang telah menguasai materi dan dipilih guru untuk membantu membimbing teman satu kelas untuk melaksanakan program perbaikan. Dengan metode ini diharapkan dapat mampu membantu siswa yang belum bisa menguasai pelajaran dari guru. Sedangkan Suherman (2003: 34) mengartikan tutor sebaya merupakan sekelompok siswa yang sudah tuntas terhadap bahan pelajaran, sehingga dipilih atau ditunjuk oleh guru untuk memberikan bantuan kepada siswa lain yang memiliki kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya.
Metode tutor sebaya yang diterapkan dalam belajar laptop bagi siswa kelas V SD Negeri 2 Karangtengah dilakukan dengan cara tiap shif dibagi lagi menjadi 5 kelompok kecil yang terdiri dari 2 siswa, dimana terdapat 1 siswa yang sudah menguasai pengoperasian laptop dan 1 siswa yang belum bisa mengoperasikan laptop. Dimana siswa yang sudah bisa membantu siswa yang mengalami kesulitan untuk berlatih, tentunya dengan bimbingan dan arahan dari guru.
Dengan menggunakan metode tutor sebaya ini semua siswa terlihat sangat asyik, baik siswa yang tadinya mengalami kesulitan maupun siswa yang menjadi tutor sangat senang dan aktif belajar mengoperasikan laptop. Hal tersebut sesuai dengan Benny. A (2011: 44), yang mengemukakan pendapat bahwa metode tutor sebaya bisa dimaknai sebagai penyajian informasi, konsep serta prinsip yang melibatkan peran serta peserta didik secara aktif di dalam pembelajaran.
Dari hal di atas, dapat disimpulkan bahwa metode tutor sebaya cukup efektif untuk pembelajaran pengoperasian laptop sederhana bagi siswa SD yang benar-benar pemula. Selain siswa nampak aktif, siswa yang tadinya mengalami kesulitan juga dapat teratasi sehingga bisa mengoperasikan laptop, meskipun masih dalam taraf sederhana. (pb1/ton)
Guru SD Negeri 2 Karangtengah, Kec. Kertanegara, Kab. Purbalingga