RADARSEMARANG.COM, Manajemen adalah salah satu kompetensi dasar dalam pelajaran ekonomi kelas sepuluh yang membutuhkan metode untuk dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Selama ini pembelajaran manajemen lebih banyak menggunakan konsep teoritik yang dalam penyampaiannya menggunakan metode ceramah. Sehingga banyak siswa yang kurang tertarik untuk sungguh-sungguh mengikuti pembelajaran dengan efektif.
Dibutuhkan media dan metode belajar yang bisa membuat siswa merasakan kenyamanan dalam belajar seperti bermain. Game merupakan salah satu media yang digunakan untuk mengasah keterampilan otak dalam mengatasi konflik atau permasalahan yang ada dalam bentuk permainan.
Game merupakan aktivitas terstruktur atau semi terstruktur yang biasanya bertujuan untuk hiburan dan kadang dapat digunakan sebagai sarana pendidikan (Wahono, 2006). Ketika seseorang bermain game maka orang tersebut menjalankan peran, mengambil keputusan, melakukan aktivitas, dan mengalami akibat dari aktivitas tersebut.
Menurut Edward (2009) game merupakan sebuah tools yang efektif untuk mengajar karena mengandung prinsip-prinsip pembelajaran dan teknik instruksional yang efektif digunakan dalam penguatan pada level-level yang sulit. Menurut Virvou (2005) teknologi game (edukasi) dapat memotivasi pembelajaran dan melibatkan pemain, sehingga proses pembelajaran lebih menyenangkan.
Dalam konteks pembelajaran bermakna, penggunaan game dalam pembelajaran ekonomi terutama materi manajemen di SMA Negeri 1 Kajen merupakan hal yang positif. Hal ini sesuai dengan pendapat Dukes & Seider seperti diungkapkan oleh Nur (2001) bahwa penelitian-penelitian secara konsisten menemukan bahwa simulasi meningkatkan minat, motivasi dan pembelajaran afektif siswa.
Tujuan pembelajaran manajemen menggunakan game merupakan pembelajaran langsung dengan pola learning by doing yang memungkinkan siswa bisa merasakan mengalami secara langsung bagaimana mengimplementasikan pemahaman manajemen secara menyeluruh dalam bentuk permainan. Sehingga akan terasa menarik dan memberikan dampak posistif bagi siswa dalam proses pembelajaran.
Game yang digunakan untuk pembelajaran manajemen adalah game bentuk manajemen. Sebagai contoh praktik pembelajaran manajemen yang digunakan adalah Soccer Manager dengan alasan semua mengenal bentuk olahraga yang ada dalam permainan ini. Dalam game ini terdapat aspek fungsi dan unsur manajemen yang dapat digunakan siswa untuk dapat mengaplikasikan pemahaman manajemen mereka. Siswa akan dibuat merasa seolah-olah bagai seorang manajer yang menentukan keberhasilan sebuah tim.
Langkah sebelum memulai game, guru membagi siswa menjadi kelompok dalam jumlah lima sampai enam siswa. Masing-masing kelompok diminta mendownload aplikasi Soccer Manager ke salah satu HP android kelompoknya. Guru membuat tagihan dalam bentuk tabel analisis untuk masing-masing kelompok yang isinya mengenai fungsi manajemen apa saja yang terdapat dalam game yang mereka mainkan, unsur manajemen apa saja dalam game yang mereka mainkan dan berapa kali mereka memainkan game sampai bisa memenangkan pertandingan. Dalam hal ini memenangkan pertandingan sama dengan manajemen yang mereka buat berhasil sehingga hal ini bisa memotivasi siswa untuk mencoba dan mencoba sampai berhasil.
Game ini akan membuat kelompok aktif dengan sendirinya dalam bentuk diskusi kelompok karena mereka akan bekerja sama untuk menentukan manajemen tim yang akan mereka pilih, pelatih yang akan melatih tim pilihannya, pemain yang akan dimainkan.
Hasil pengelolaan manajemen yang dilakukan dan seluruh tagihan analisis dilengkapi dengan screen shoot game yang mereka mainkan dikirimkan lewat Classroom. Kemudian ditelaah dan didiskusikan dalam pertemuan berikutnya. Bagi kelompok yang mengumpulkan hasil analisis kelompok lebih dulu akan mendapatkan nilai yang lebih tinggi dibanding yang mengumpulkan terakhir.
Ternyata game tak hanya memberikan kesenangan tapi mampu mengantarkan siswa kepada pemahaman konsep dan implementasi dalam pembelajaran manajemen. Game memberikan pengalaman yang menyenangkan dan menantang serta memotivasi siswa untuk lebih giat lagi dalam belajar. Karena belajar tak melulu konsep hapalan teoritik yang mudah hilang dalam ingatan tapi pengalaman yang berharga bagi siswa untuk dapat memperoleh pembelajaran yang lebih bermakna. (cd1/lis)
Guru SMA Negeri 1 Kajen, Kabupaten Pekalongan
