25 C
Semarang
Sunday, 11 May 2025

Tembang Macapat Tumbuhkan Jiwa dan Karakter Pelajar Pancasila

Oleh : Wahyuningsih, S.Pd.SD.

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM. Pada kurikulum 2013, muatan lokal diajarkan pada setiap jenjang kelas. Mulai dari tingkat pra satuan pendidikan hingga satuan pendidikan menengah. Khusus pada jenjang pra satuan pendidikan, muatan lokal dilaksanakan sebagai mata pelajaran tersendiri dan bahan kajian yang dipadukan ke dalam mata pelajaran lain atau pengembangan diri.

Salah satu muatan lokal dalam kurikulum 2013 adalah mata pelajaran bahasa Jawa. Di antara materi tembang pada mata pelajaran bahasa Jawa adalah tembang macapat. Berkenaan dengan perkembangan zaman peserta didik mengalami kesulitan dalam mempelajari tembang macapat. Hal ini perlu perhatian khusus dalam mempelajari tembang macapat. Tujuannya untuk mempertahankan kebudayaan Jawa khususnya pada tembang macapat.

Dalam pembelajaran banyak kendala yang terkait dengan materi tembang macapat yang banyak dihadapkan para guru dan peserta didik. Di antaranya tembang macapat mempunyai banyak aturan atau pakem yang bagi kita masih terlalu sulit, kurangnya sumber daya manusia (SDM) pengajar Bahasa Jawa yang menguasai tembang macapat, kurangnya praktik menyanyikan tembang macapat dikarenakan materi hanya diajarkan secara teori saja. Kesulitan belajar tembang macapat ini banyak dialami di berbagai sekolah.

Salah satu sekolah yang mengalami kesulitan belajar tembang macapat adalah di SDN Ngawonggo 1 Kec. Kaliangkrik Kab. Magelang. Di SD penulis terdapat pelajaran Bahasa Jawa sebagai muatan lokal yang diajarkan kepada seluruh peserta didik mulai kelas 1 sampai dengan kelas 6. Berdasarkan observasi awal saat proses belajar mengajar di kelas VI, penulis menemukan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, khususnya materi “Maca Tembang Kinanthi.”

Solusi untuk mengatasinya adalah dengan menggunakan model kontekstual dalam pembelajaran tembang macapat, sebagai salah satu solusinya. Pembelajaran kontekstual adalah model yang mengusahakan untuk membuat peserta didik aktif dalam menggali kemampuan diri peserta didik dengan mempelajari konsep-konsep sekaligus menerapkannya dan mengaitkannya dengan dunia nyata di sekitar lingkungan siswa (Elaine B. Johnson, 2007:14).

Tujuan dalam pembelajaran ini adalah peserta didik mampu belajar dari rumah dengan penuh semangat dan mengurangi rasa jenuh serta dapat mandiri dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan tembang macapat. Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran ini siswa diminta membaca materi yang sudah diberikan dan mengamati tayangan video tembang macapat yang sudah diberikan melalui WAG.

Sebagai umpan balik dalam pembelajaran ini peserta didik diberi tugas untuk membuat rekaman video menyanyikan tembang macapat kinanthi dengan menggunakan pakaian adat siswa juga diminta mempafrasekan tembang tersebut. Tugas kemudian dikirim ke WAG, untuk dinilai oleh guru. Jika hasilnya kurang memuaskan maka perlu diadakan perbaikan pembelajaran maupun perbaikan penilaian.

Dengan pembelajaran model kontekstual peserta didik lebih aktif dan kreatif berusaha menganalisis sendiri isi tembang macapat dan memungkinkan peserta didik belajar mandiri di rumah. Tembang kinanthi sendiri berasal dari kata kanthi dan tuntunan yang berarti tuntunan ke jalan yang benar. Tembang ini menggambarkan seorang anak yang harus dikanthi, dibimbing, dan diarahkan oleh kedua orang tuanya atau orang yang lebih dewasa agar berbuat kebaikan dan menjauhi hal yang buruk untuk mencapai keselamatan dan kebaikan dunia maupun akhirat. Arti dari tembang Kinanthi adalah pekerjaan baik itu akan mudah jika sudah dikerjakan, dan sukar kalau belum dilaksanakan, enggan melakukannya. Padahal, kalau dikerjakan akan bermanfaat bagi dirinya. (ms2/ton)

Guru SDN Ngawonggo 1, Kaliangkrik, Kab. Magelang.


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya