RADARSEMARANG.COM, KEGIATAN belajar di rumah selama pandemi sering dikeluhkan oleh orang tua maupun siswa. Banyaknya penugasan seringkali membuat anak jenuh. Belum lagi penggunaan gawai oleh anak membuat orang tua sering mengeluh karena lebih banyak bermain daripada belajar atau mengerjakan tugas sekolah.
Agar dapat mendukung pendidikan anak saat di rumah, orang tua harus dapat menjadi partner anak sekaligus guru di rumah. Untuk mengatasi kebosanan sekaligus hiburan, guru dapat menyediakan permainan edukasi yang bisa digunakan untuk menyiasati kejenuhan siswa, baik di rumah maupun di sekolah.
Permainan edukasi untuk siswa digunakan guru sebagai alternatif dalam menyampaikan materi pelajaran. Permainan edukasi akan merangsang gairah siswa dalam proses pembelajaran jika sesuai dengan karakteristik siswa. Ada banyak permainan edukasi yang dapat dibuat guru disesuaikan dengan materi, kelas, dan tingkat kesulitannya. Materi pelajaran yang dikemas dalam permainan tentu akan memberi pengalaman belajar yang mengesankan, sehingga dapat diterima siswa dengan mudah.
Selain itu, permainan edukasi yang menarik tidak harus menggunakan gawai. Hal ini justru akan mengurangi intensitas, ketergantungan siswa terhadap permainan yang ada di gawai. Sebenarnya tidak masalah apabila permainan tersebut termasuk kategori permainan edukasi. Namun, faktanya banyak anak yang lebih tertarik permainan dengan kategori peperangan, balapan, petualangan, dll.
Permainan-permainan inilah yang membuat anak sering tidak fokus saat proses pembelajaran, sulit mengingat materi, mudah bosan, semangat belajar menurun, bahkan mengabaikan tugas sekolah.
Banyak orang tua menjauhkan anak dengan game karena dipandang sebagai sesuatu yang negatif. Padahal game juga bisa menjadi metode yang efektif dan efisien untuk memperkenalkan berbagai informasi yang positif, menjadi salah satu kiat ampuh agar anak menyukai sesuatu, melatih koordinasi motorik, merangsang anak untuk mengatur strategi permainan, simulasi, time management, atau game yang mengasah kemampuan otak anak. Selain untuk mengatasi kejenuhan, game juga dapat dimanfaatkan untuk mempelajari hal-hal baru, serta menambah pengetahuan. Hal-hal positif inilah yang bisa diadopsi para guru untuk membuat permainan edukasi.
Beberapa permainan edukasi yang dapat diterapkan di kelas antara lain petualangan mencari harta karun, acak angka atau kata, teka-teki silang, ular tangga, monopoli, dll. Permainan edukasi di kelas biasanya dilakukan secara berkelompok, sehingga guru lebih mudah mengontrol siswa, mengatur waktu permainan, dan membahas hasil temuan bersama-sama di kelas. Selain disesuaikan dengan materi pelajaran, tentu saja guru harus sering mengganti konten permainan secara berkala, sehingga anak tidak bosan memainkan bersama teman-temannya.
Manfaat penggunaan media pemainan edukasi dalam proses pembelajaran antara lain proses pembelajaran menjadi lebih baik dan efektif, siswa menjadi lebih aktif, komunuikatif, dan percaya diri. Selain itu, permainan edukasi di kelas juga akan meningkatkan rasa setia kawan, kerja sama, kekompakan, rasa saling menghargai, serta kejujuran. Hal itu tampak ketika siswa bermain secara berkelompok, mendapat giliran main maupun menjawab pertanyaan dari permainan tersebut.
Contoh sederhana misalnya permainan tebak angka pada pelajaran Matematika materi penjumlahan, di mana siswa hanya diberi waktu 3 detik untuk menjawab. Meskipun sederhana, permainan ini dapat melatih konsentrasi siswa. Mereka akan terlatih untuk dapat berkonsentrasi dengan tugas yang sedang mereka kerjakan.
Tampilan dan kemasan permainan edukasi yang menarik akan berdampak positif dalam proses pembelajaran. Ketika siswa merasa senang saat proses pembelajaran, mereka akan aktif merespon, dan partisipasi mereka sangat tinggi. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran tentu akan meningkatkan hasil belajar mereka. Seperti di SD Muhammadiyah Plus, Salatiga. (pr2/zal)
Guru SD Muhammadiyah Plus, Salatiga