RADARSEMARANG.COM, Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan. Tujuannya adalah mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, penalaran stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat.
Dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas olahraga dan kesehatan yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Menurut Husdarta (2010:142) secara konseptual pendidikan jasmani memiliki peran penting dalam peningkatan kualitas hidup peserta didik. Permainan, rekreasi ketangkasan, olahraga kompetisi, dan aktivitas-aktivitas fisik lainnya, merupakan materi-materi yang terkandung dalam pendidikan jasmani karena diakui mengandung nilai-nilai pendidikan yang hakiki.
Dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah guru dituntut untuk melakukan pembelajaran yang kreatif, inovatif dan menyenangkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Tenis meja menurut Salim (2008:9) merupakan sebuah permainan yang sederhana, gerakan-gerakan yang dilakukan dalam olahraga ini adalah konsisten memukul, mengarah dan menempatkan bola ke meja lawan dan diharapkan pihak tidak dapat mengembalikan bola.
Pada awalnya permainan ini menggunakan bola karet kemudian menggunakan gabus dan karet tiruan. Teknik dasar permainan tenis meja dapat dibedakan menjadi grip, stance, stroke, dan footwork.
Permainan tenis meja selalu identik dengan permainan kecepatan dan kelincahan karena permainan ini memerlukan olah fisik yang tinggi, dalam melakukan berbagai teknik khususnya.
Permainan ini biasanya digemari oleh siswa. Sedangkan siswi cenderung kurang menggemari. Hal tersebut dikarenakan berbagai faktor seperti, kekuatan, ketepatan dan kelincahan.
Dalam pengamatan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran permainan tenis meja di sekolah, menunjukkan bahwa masih banyak ditemukan masalah. Di antaranya kurangnya penguasaan keterampilan teknik dasar serta motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran tenis meja masih sangat lemah.
Hal ini dibuktikan dengan hasil belajar siswa dalam materi tenis meja masih kurang, maka perlu diajarkan secara mendalam tentang teknik dasar permainan tenis meja dengan metode-metode yang lebih kreatif. Oleh karena itu, diperlukan metode pembelajaran yang mampu memotivasi siswa untuk selalu bergerak dan melakukan permainan olahraga dari teknik yang paling dasar.
Salah satunya adalah menggunakan metode pembelajaran tenis meja dengan menggunakan pendekatan permainan bouncing ball. Menurut Muhtar dan Sulistyo (2009:3.2) bentuk-bentuk latihan bouncing ball adalah sebagai berikut: pertama memantulkan bola ke atas dengan menggunakan bet.
Kedua memantulkan bola ke lantai. Ketiga saling memantulkan bola dengan menggunakan bet bersama-sama temannya. Keempat latihan memantulkan bola ke dinding. Kelima latihan memantulkan bola dengan tidak membiarkan bola jatuh ke lantai. Langkah-langkah tersebut dilakukan dengan menggunakan teknik backhand dan forhand dan dilakukan secara terus-menerus.
Dalam permainan bouncing ball menggunakan alat seadanya dengan dilakukan menggunakan media tembok dan lantai yang ada di sekolah. Permainan bouncing ball juga bisa dibuat kompetisi untuk meningkatkan motivasi siswa dalam melakukan kegiatan tersebut.
Permainan bouncing ball pada dasarnya berupa latihan dengan menggunakan pantulan bola. Hal ini memudahkan dalam pembelajaran penjasorkes dan membuat anak tertarik dengan permainan tenis meja.
Permainan tersebut dapat meningkatkan motivasi siswa untuk selalu bergerak dan dapat meningkatkan hasil belajar tenis meja. Siswa yang masih mengalami banyak kesulitan dalam melakukan teknik dasar permainan tenis meja.
Dengan pendekatan permainan bouncing ball, siswa dapat meningkatkan koordinasi gerak serta belajar teknik dasar dalam permainan tenis meja sehingga hasil pembelajaran akan lebih meningkat. (ms2/lis)
Guru Penjasorkes SDN 2 Wonoboyo, Kabupaten Temanggung