RADARSEMARANG.COM, PANDEMI telah melanda bangsa ini selama hampir dua tahun. Tidak hanya fisik generasi bangsa yang terjangkit Covid-19, tetapi yang lebih parah psikis mereka telah terinveksi virus fobia belajar tingkat akut. Menurut Musbikin (2012) anak akan mengalami tingkat fobia kronis yang disebut chronic school refusal behavior yaitu memiliki perilaku menolak pergi ke sekolah jika dibiarkan tidak masuk sekolah selama lebih dari setahun. Fobia tingkat ini akan sulit untuk disembuhkan.
Fisik anak-anak mungkin sudah teratasi dengan vaksin Sinovac, Astra Zeneca, Sinopharm, atau sejenisnya, tetapi belum dengan psikis mereka. Pada awal-awal pembelajaran tatap muka yang dapat disimulasikan di sekolah, pendidik dibuat pusing dengan semangat belajar peserta didik yang justru rendah. Maka pendidik harus mampu meramu formula untuk menyembuhkan psikis peserta didik yang mungkin terkena fobia belajar. Salah satu jenis vaksin psikis adalah dengan menyusun model pembelajaran menarik dan menyenangkan yang dapat memotivasi peserta didik untuk kembali belajar di kelas secara utuh.
Pendidik dapat menerapkan model pembelajaran Circuit Learning agar peserta didik lebih aktif dan senang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. Menurut Huda (2013:311) Circuit Learning merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang memaksimalkan pemberdayaan pikiran dan perasaan dengan pola penambahan (adding) dan pengulangan (repetition).
Adapun sintaks model pembelajaran tersebut dalam materi Menelaah Unsur Pembangun Teks Puisi adalah sebagai berikut. Pada kegiatan pembuka sebagai apersepsi, pendidik mengaitkan materi pembelajaran yang akan disampaikan dengan materi pembelajaran sebelumnya dalam bentuk peta konsep. Pendidik juga meyampaikan manfaat materi yang dipelajari dalam kehidupan nyata. Berikutnya menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh peserta didik.
Pada kegiatan inti, pertama pendidik menyampaikan cakupan materi dan tanya jawab dengan peserta didik tentang materi unsur-unsur pembangun teks puisi. Kedua, menempelkan gambar alam Indonesia di papan tulis dan mengajukan pertanyaan tentang gambar tersebut. Ketiga, menunjukkan puisi dengan tema yang sesuai dengan gambar yang ditempel. Keempat, menayangkan peta konsep yang berisi unsur-unsur pembangun teks puisi dan menjelaskannya kepada peserta didik.
Kelima, pendidik membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari empat sampai lima orang. Keenam, memberikan lembar kerja kepada setiap kelompok. Ketujuh, peserta didik berdiskusi untuk menelaah unsur pembangun teks puisi dan menyusunnya dalam bentuk peta konsep sesuai dengan petunjuk dalam lembar kerja yang dibagikan. Kedelapan, setiap kelompok menempel hasil diskusinya di papan pajang dan mempresentasikannya.
Kesembilan, kelompok lain mengunjungi hasil kerja kelompok temannya untuk memberikan tanggapan dan nilai berupa gambar bintang. Kesepuluh, pendidik mengklarifikasi dengan menayangkan peta konsep yang utuh berisi telaah unsur pembangun puisi.
Pada kegiatan penutup, pendidik memberikan penguatan berupa pujian atau hadiah atas hasil presentasi yang bagus. Terakhir pendidik memancing peserta didik untuk membuat simpulan unsur-unsur pembangun teks puisi yang ditayangkan dan merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
Hasil yang dapat diamati dari penerapan pembelajaan Bahasa Indonesia materi Menelaah Unsur Pembangun Teks Puisi melalui model Circuit Learning yang sudah diterapkan pada peserta didik kelas VIII MTs Sholihiyyah Kalitengah Mranggen Demak adalah peserta didik lebih kreatif dalam merangkai kata dengan bahasa sendiri dan terlatih konsentrasinya untuk fokus pada peta konsep yang disajikan guru. Dengan demikian, hasil belajar peserta didik lebih meningkat baik dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik. (rs1/zal)
Guru MTs Sholihiyyah, Demak