RADARSEMARANG.COM, Abad 21 telah menggeser paradigma dalam pendidikan. Dulu semua berpusat guru, tetapi sekarang siswa yang harus aktif. Untuk mengurangi pembelajaran yang berpusat pada guru, pendidik harus berinovasi dan melengkapi model pembelajaran yang tepat. Tidak hanya mengandalkan buku pegangan mengajar.
Penulis melakukan observasi mata pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital pada Kompetensi “Memroduksi video dan/atau animasi dan/atau musik digital” di kelas X TKRO-3 SMK Negeri 1 Petarukan.
Hasilnya peserta didik kurang semangat belajar, pasif, dan kesulitan menguasai materi. Sebab pembelajaran lebih banyak ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Sehingga kreativitas dan motivasi belajar peserta didik rendah. Hasil belajar yang dicapai rendah dengan persentase dibawah ketuntasan minimal ≥ 50%.
Selain itu pembelajaran kurang menarik bagi peserta didik, monoton, dan kurang variatif. Ditambah dengan media pembelajaran yang tak bisa memberikan motivasi serta kurang memberi kesempatan peserta didik untuk belajar dan mengembangkan kreativitas.
Dari fakta itu, perlu solusi cepat dengan melakukan tindakan untuk meningkatkan pemahaman peserta didik dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik. Salah satunya dengan pembelajaran vlog. Kelebihan media ini adalah peserta didik terlibat aktif dalam membuat vlog, dapat mengembangkan kreativitasnya, dan proses belajar mengajar menjadi menyenangkan.
Vlog adalah video blog atau video log. Jadi, vlog adalah sebuah blog yang menggunakan media video sebagai pengganti konten artikel. Dengan demikian, segala aktivitas nge-blog yang didokumentasikan melalui media video bisa disebut vlog. Tapi, ada syarat lainnya, video vlog harus memiliki durasi singkat (<20 menit). Vlog pembelajaran merupakan salah satu media pembelajaran yang prosesnya kreatif dan inspiratif.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun dengan vlog pembelajaran yang telah direncanakan. Dibaca dan di nilai kolaborator, instrumen penilaian kinerja pendidik dalam proses pembelajaran meliputi penguasaan materi, pengelolaan kelas, pengaturan alokasi waktu, keterampilan dalam penggunaan alat praktik, intonasi suara pada saat menerangkan materi.
Instrumen penilaian hasil belajar dilakukan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik pra siklus, siklus 1, siklus 2, dan siklus 3 yang dibuat dalam bentuk soal pilihan ganda. Berjumlah 20 butir soal dengan skor 5 jika peserta didik menjawab dengan benar. Nilai 0 jika peserta didik menjawab salah.
Nilai evaluasi belajar adalah jumlah skor yang diperoleh. Soal pilihan ganda pra siklus berisi 20 indikator yang harus dicapai pada materi memproduksi video. Soal pilihan ganda siklus 1 berisi 20 indikator yang harus dicapai pada materi memproduksi video. Soal pilihan ganda pada siklus 2 berisi 20 indikator yang harus dicapai pada materi memproduksi video pembentukan komplek serta soal pilihan ganda siklus 3 berisi 20 indikator yang harus dicapai pada produksi video.
Ada peningkatan hasil belajar siswa kelas X TKRO-3 SMK Negeri 1 Petarukan dengan Kriteria keberhasilan dari penelitian ini. Yaitu adanya peningkatan jumlah peserta didik yang mencapai nilai KKM pada setiap siklus, daya serap yang dicapai oleh peserta didik ≥ 85 %, peningkatan aktivitas belajar.
Berdasarkan penjelasan tersebut pembelajaran dengan media VLOG terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada kompetensi “Memroduksi video dan/atau animasi dan/atau musik digital” bagi siswa. (rs2/fth)
Guru SMK Negeri 1 Petarukan, Pemalang