RADARSEMARANG.COM, KATA dan ucapan literasi sering kita jumpai dalam berbagai percakapan sehari hari maupun dalam forum yang bersifat formal, ataupun sering dikutip dalam chat- chat media social keseharian masyarakat kita.
Sering munculnya dalam berbagai moment dan peristiwa tersebut sehingga melenakan atau bahkan tidak masuk dalam benak apakah yang dikehendaki ungkapan literasi tersebut.
Mari kita coba menelaah dari segi terminologinya atau dari segi keistilahannya yang bisa juga ditelusur dari akar kata dan bahasanya.
Kata literasi berasal dari latin yaitu literatus yang berarti adalah orang yang belajar, atau artinya orang yang mempunyai kegiatan mempelajari sesuatu, dalam hal ini literasi sangat berhubungan dengan suatu kegiatan yang dilakukan yakni aktivitas membaca dan menulis.
Kalau ditelusuri lebih lanjut ternyata terdapat pula di antara belantara kosa kata- kosa kata bahasa Inggris yakni kata literacy. Kata terakhir itu punya arti kecakapan seseorang dalam kemampuan membaca dan menulis,dalam kesempatan lain adalah berkaitan dengan hal ihwal melek huruf atau aksara.
Dari kata literacy inilah kemudian diserap ke bahasa kita menjadi literasi yang sering kita gunakan dalam berbagai kesempatan.
Bangsa kita memang seringmenyerap begitu saja berbagai kata yang berasal dari bahasa asing untuk diindonesiakan. Derivasi selanjutnya adalah kata literat adalah mengacu pada subjek atau pelaku dari aktivitas literasi itu sendiri.
Sedangkan definisi literasi dari berbagai ahli berbeda pendapat seperti yang dikemukakan oleh seorang pakar yang bisa dikutip, literasi adalah kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang dalam berkomunikasi,membaca ,berbicara, menyimak dan menulis dengan cara yang berbeda sesuai dengan tujuannya,jika didefinisikan secara singkat, literasi yaitu kemampuan menulis dan membaca hal tersebut dikemukakan oleh Elizabeth Sulzby (1986).
Sedangkan menurut UNESCO Literasi adalah seperangkat keterampilan nyata, terutama ketrampilan dalam membaca dan menulis yang terlepas dari konteks yang mana ketrampilan tersebut diperoleh serta siapa yang memperolehnya.
Dari batasan pengertian tersebut dapat ditekankan bahwa kemampuan membaca dan menulis adalah pokok yang menjadi objek dari literasi.
Di masa kini yang segala sesuatunya berlangsung secara cepat dan instan yang dikenal dengan era globalisasi salah satunya ditandai dengan pesatnya kemajuan teknologi komunikasi sehingga informasi yang masuk bagaikan air bah yang sangat dahsyat menerpa sendi sendi kehidupan masyarakat, era 4.0 telah tiba menerpa hampir seluruh wilayah dan komunitas dunia, komunikasi sedemikian mudah dan lancarnya, informasi sangat transparan dan terbuka dapat di akses oleh setiap individu tanpa mengenal batas batas wilayah territorial suatu Negara.
Sekolah sebagai salah satu institusi pendidikan yang mempunyai tugas dan visi untuk mempersiapkan peserta didik dan warganya agar lebih siap memasuki dan menyongsong era yang demikan massif lalu lintas informasi dan komunikasi merambah dalam berbagai bidang kehidupan tersebut.
Menyadari bahwa kemampuan literasi itu amat strategis maka perlu di launching sebuah gerakan yang d kenal dengan istilah gerakan literasi sekolah dibuat singkatan jadi GLS , jadi gerakan tersebut merupakan upaya menyeluruh yang melibatkan semua warga sekolah yakni guru,siswa serta orang tua atau wali siswa, serta warga masyarakat lainnya.
Hal hal yang mendasari perlu diluncurkan Gerakan Literasi Sekolah adalah Adanya survey yang mengukur bahwa ketrampilan membaca peserta didik Indonesia masih menempati peringkat bawah PISA 2012).
Tuntutan membaca pada abad 21 adalah kemampuan memahami informasi secara analitis, kritis dan reflektif. c)Kegiatan membaca di sekolah perlu di kuatkan dengan pembiasaan membaca di keluaga dan masyarakat.
Berangkat dari hal tersebut maka tujuan khusus dari gerakan ini adalah tumbuhnya budaya literasi membaca dan menulis siswa di sekolah, menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.
Secara singkat tujuan umumnya adalah agar seluruh warga sekolah dan masyarakat menjadi pembelajar sepanjang hidup.
SMAN 1 Salaman Magelang sebagai bagian dari agen perubahan telah melaunching Gerakan Literasi Sekolah sejak tahun 2018 untuk terus memupuk minat baca di kalangan warga sekolah dengan berbagai kegiatan dan lomba baik off line maupun on line, serta menerbitkan buku biografi bapak ibu guru yang memasuki masa purna dengan maksud budaya literasi dapat mengakar kuat dan menjadi salah satu gaya hidup bagi seluruh civitas akademika. (rn1/zal)
Guru SMA Negeri 1 Salaman Magelang