RADARSEMARANG.COM, KEBIJAKAN pemerintah di masa Pandemi Covid-19 adalah kesehatan dan keselamatan khususnya peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan. Serta seluruh masyarakat Indonesia pada umumnya. Pertumbuhan dan perkembangan peserta didk juga menjadi pertimbangan dalam pemenuhan layanan pendidikan.
Di dalam menghadapi simulasi PTM yang akan dilaksanakan,segala persiapan dan kelengkapan menjadi syarat utama dalam pelaksanaan pembelajaran tatap muka.Persyaratan yang paling utama adalah melaksanakan protokol kesehatan yang sangat ketat.
Selain melaksanakan protokol kesehatan tidak kalah pentingnya kita menjaga kesehatan di masa sekarang ini. Pendidik dan peserta didik diharapkan jangan sampai meremehkan Pandemi Covid-19.
Untuk saat ini SD Negeri 01 Pait Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan melaksanakan Simulasi PTM yang disambut dengan suka cita oleh peserta didik maupun orang tua, karena hampir dua tahun mereka tidak melaksanakan pembelajaran. Namun penulis mengalami kesulitan dalam pembelajaran matematika dimana peserta didik selalu merasa takut dan resah.
Selama ini pendidik sudah memakai beberapa cara agar peserta didik bisa mengikuti pembelajaran matematika dengan rasa senang. Bahkan pendidik sudah berusaha untuk mengajak peserta didik dalam proses pembelajaran matematika tentang operasi hitung campuran bilangan pecahan,agar kelas menjadi ramai tetapi aktif dalam pembelajaran.
Dengan adanya permasalahan itu penulis menerapkan pembelajaran yang bisa menarik minat belajar pesrta didik. Menurut Trianto (2010 : 72-73) menyatakan bahwa, pembelajaran kooperatif STAD merupakan jenis pembelajaran yang cukup sederhana, karena jenis pembelajaran yang dilakukan dengan pembelajaran konvensionalyaitu adanya penyajian informasi atau materi pembelajaran.
Langkah-langkah yang digunakan penulis dalam pembelajaran kooperatif adalah langkah yang pertama yaitu kelas dibentuk menjadi beberapa kelompok. Tiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Langkah yang kedua tiap kelompok mempunyai ahli team yang nantinya bertugas menjadi tutor dalam kelompok tersebut.
Langkah ketiga ahli team merapat untuk mendapatkan materi dari guru. Materi tiap kelompok berbeda-beda. Langkah keempat ahli team kembali ke kelompoknya dan menyampaikan materi yang didapat dari guru. Langkah kelima anggota kelompok banyak berlatih mengerjakan soal. Langkah keenam guru membuat kuis yang berisi soal yang dikerjakan secara individual.
Langkah ketujuh guru menawarkan pada siswa yang ingin menyelesaikan kuis tersebut. Langkah kedelapan guru akan memberikan penghargaan kepada kelompok yang menjawab kuis paling banyak dari guru.
Penulis mengharapkan dengan memakai model pembelajaran kooperatif maka siswa akan berlomba-lomba untuk menyelesaikan kuis dari guru,sehingga anak akan lebih aktif di dalam pembelajaran. Ternyata benar juga setelah melakukan diskusi kelompok siswa tidak takut lagi dengan pelaajaran matematika dan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 01 Pait dapat meningkat.
Dengan demikian siswa akan tidak merasakan kesulitan dalam belajar dan akan merasa senang dalam mengerjakan kuis dari guru.
Dengan sering belajar maka siswa akan mengalami perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku yang dimaksud dalam pengertian belajar menurut Slameto mempunyai ciri-ciri yaitu Perubahan terjadi secara sadar. Perubahan dalam belajar bersifat kontiniu dan fungsional.
Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.
Setelah pembelajaran dengan pendekatan kooperatif penulis menemukan perubahan pada siswa, yaitu siswa lebih aktif belajar, berani menjawab kuis, kerjasama dalam kelompok meningkat, siswa berani menyampaikan pendapat dalam pelajaran matematika.
Dengan demikian pembelajaran dengan pendekatan kooperatif tipe Jigsaw membuat siswa mudah memahami materi belajar sehingga nilai hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 01 Pait dapat meningkat menjadi lebih baik. (bk1/zal)
Guru SDN 01 Pait, Kab. Pekalongan