RADARSEMARANG.COM, MENYANYIKAN lagu-lagu daerah yang sesuai dengan teknik dan gaya sesuai dialektika atau intonasi kedaerahan adalah salah satu kompetensi dasar yang ada pada mata pelajaran seni budaya kelas VIII semester 1. Materi ini menitikberatkan pada tehnik vokal dan gaya bernyanyi lagu daerah.
Gaya bernyanyi lagu daerah sedikit berbeda dengan gaya bernyanyi lagu pada umumnya seperti lagu pop, lagu nasional atau lagu yang lain. Ciri khas yang membedakan gaya bernyanyi lagu daerah dengan lagu yang lain adalah dialek atau khas bahasa kedaerahan dari lagu yang dinyanyikan. Dengan adanya perbedaan tersebut menuntut tehnik bernyanyi yang baik dari peserta didik agar dapat menguasai materi gaya bernyanyi lagu daerah dengan baik.
Di SMP Negeri 15 Surakarta tempat penulis mengajar, sebagian peserta didik untuk materi gaya bernyanyi lagu daerah sebagian peserta didik mendapatkan nilai dibawah KKM. Untuk tahun 2021/2022 KKM mapel seni budaya adalah 75. Rentang capaian nilai tertinggi dan terendah sebagai dasar memperbaiki proses pembelajaran berikutnya.
Peserta didik dengan nilai tertinggi tentunya tidak mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran. Sebaliknya peserta didik dengan nilai terendah tentunya mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran. Peran guru dituntut lebih kreatif supaya kegiatan pembelajaran lebih menarik yang berdampak pada hasil pembelajaran yang dicapai lebih baik.
Gintings (2012:34) yang menyatakan bahwa “Belajar ada pengalaman terencana yang membawa kepada perubahan tingkah laku. Artinya tujuan kegiatan belajar adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, maupun sikap”.
Perubahan perilaku yang disini ada tiga aspek yaitu aspek kognitif, aspek afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan proses) yang diperoleh dari hasil proses pembelajaran. Pengertian tersebut terdapat pada siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Surakarta. Hal ini dikuatkan dengan perolehan nilai ulangan pertama praktik bernyanyi lagu daerah pada mata pelajaran Seni Budaya.
Dari hasil yang diperoleh rentang nilai cukup jauh yaitu tertinggi 92 dan terendah 63. Kenyataan nilai tersebut mendorong penulis untuk melakukan perubahan metode pembelajaran yang dirasa cocok dengan materi dan karateristik peserta didik.
Balestro yang dimaksud pada tulisan ini adalah ‘’belajar dari maestro’’. Metode ini diterapkan kepada peserta didik dimulai dengan menyampaikan materi melalui google meet. Setelah peserta didik mengerti capaian materi yang harus dikuasai, kemudian diminta untuk belajar secara mandiri dengan bimbingan guru.
Dalam proses belajar mandiri materi gaya bernyanyi lagu daerah, peserta didik diminta untuk mencari tokoh seni yang ahli dalam bidang lagu daerah melalui kanal youtube seperti waljinah, gesang, soendari soekoco atau yang lain untuk dijadikan panutan dalam latihan bernyanyi lagu daerah. Dengan menjadikan maestro dijadikan kiblat dalam latihan bernyanyi, peserta didik dapat menirukan tehnik, dialek serta gaya bernyanyi dari sang maestro lagu daerah tersebut.
Dengan metode pembelajaran baru ini lebih mudah dilaksanakan, peserta didik lebih termotivasi untuk berlatih, tertarik untuk mencoba tehnik yang dirasa sulit. Selain itu, dengan metode balestro supaya peserta didik termotivasi dan lebih semangat, untuk mempermudah proses pembelajaran.
Dilihat dari teknik vokal gaya bernyanyi lagu daerah, balestro mampu mengasah dan mengembangkan skill tehnik vokal peserta didik yang dierapkan pada gaya bernyanyi lagu daerah. Manfaat berikutnya yaitu meningkatkan kepekaan dan keberanian peserta didik dalam menyanyikan lagu daerah sesuai dengan dialek.
Dengan balestro atau belajar dari maestro peserta didik sangat terbantu, karena apabila ada bagian yang kurang jelas akan dengan mudah diulang dengan memutar video. Hal ini juga dibuktikan dari meningkatnya hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Surakarta, dari semula terendah nila 63 menjadi 75, jadi nilai terendah siswa sudah mencapai KKM yaitu 75.
Sedangkan bagi guru manfaat dari metode pembelajaran ini adalah guru lebih mudah dalam melakasanakan proses pembelajaran, proses pembelajaran lebih menyenangkan, dan guru mendapatkan pengalaman baru dalam mengajar.
Pembelajaran gaya bernyanyi lagu daerah yang menurut sebagian peserta didik dianggap sulit ternyata dengan balestro atau belajar dari maestro menjadi lebih mudah. Terbukti dari hasil belajar meningkat, motivasi dan minat belajar peserta didik meningkat. (pr2/zal)
Guru SMPN 15 Surakarta